Dalam bisnis manufaktur, mengetahui apa itu raw material dan strategi pengadaannya akan berkontribusi besar terhadap proses produksi dan keuntungan perusahaan. Seiring dengan fluktuasi ekonomi dan dinamika pasar, harga dan ketersediaan bahan baku sering mengalami perubahan dan memberi dampak signifikan terhadap kestabilan finansial dan kemampuan perusahaan dalam menjaga margin laba.
Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pengelolaan bahan baku yang efektif dan inovatif untuk membuka peluang untuk mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi operasional, dan meningkatkan laba manufaktur. Melalui pembahasan ini, dijelaskan bagaimana raw material disebut juga bahan baku akan mempengaruhi laba dalam bisnis manufaktur, disertai dengan beberapa skenario yang menggambarkan hubungan antara biaya bahan baku, harga jual produk, dan margin laba perusahaan.
1. Apa itu Raw Material?
Raw material disebut juga dengan bahan baku. Bahan ini belum mengalami proses apapun untuk menjadi produk akhir. Pemilihan raw material dalam bisnis manufaktur dibutuhkan karena menentukan kualitas, efisiensi, dan keberlanjutan dari sebuah alur proses produksi. Selain itu, pengelolaan bahan baku juga mempengaruhi biaya produksi dan harga akhir dari produk yang dihasilkan.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi kualitas dan ketersediaan bahan baku. Di antaranya adalah faktor geografis, iklim, dan kondisi lingkungan. Faktor geografis seperti lokasi sumber daya alam akan mempengaruhi biaya dan waktu pengadaan. Sementara itu, kondisi iklim memberi dampak pada ketersediaan bahan baku. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan dalam merencanakan dan menjalankan proses produksi supaya bahan baku yang diperlukan tersedia dengan kualitas yang baik dan pada waktu yang tepat.
2. Mengenal Jenis Raw Material
Dalam bisnis manufaktur, pemahaman terhadap bahan baku atau raw material adalah hal yang perlu dilakukan untuk mencapai efisiensi dan kualitas produk. Bahan baku dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama, yaitu direct dan indirect material.
a. Direct Material
Direct raw material adalah jenis bahan baku yang secara langsung menjadi bagian utama dari produk. Bahan-bahan ini mempengaruhi karakteristik dan fungsi dari produk yang dihasilkan. Misalnya dalam industri otomotif, contoh bahan baku langsung yaitu steel, bahan yang digunakan untuk membuat bodi kendaraan.
Anda perlu melakukan identifikasi dan pengelolaan direct material untuk menjaga stabilitas kualitas dan biaya produksi. Oleh karena itu, pemilihan, pengadaan, dan pengelolaan direct raw material adalah hal langkah awal yang umumnya dilakukan selama kegiatan perencanaan produksi.
b. Indirect Material
Indirect raw material disebut juga bahan baku tidak langsung. Bahan ini digunakan dalam proses produksi namun tidak menjadi bagian dari produk akhir. Material-material ini berfungsi sebagai pendukung operasional produksi, tetapi tidak bisa diidentifikasi secara langsung dari produk.
Contohnya adalah pelumas, pembersih, dan alat tulis yang digunakan dalam operasional pabrik. Walaupun tidak terlihat pada produk akhir, indirect material juga diperlukan untuk menjaga kelancaran proses produksi dan operasional. Pengelolaan yang tepat akan menjaga efisiensi operasional dan meminimalisir kemungkinan hambatan produksi yang bisa saja muncul.
3. Cara Hitung Raw Material Cost
Menghitung biaya raw material adalah langkah penting dalam pengelolaan keuangan dan operasional bisnis manufaktur. Rumus dasarnya dengan menambahkan pembelian bahan baku dan inventori awal bahan baku. Kemudian kurangkan dengan inventori akhir bahan baku. Secara matematis tertulis:
Pembelian bahan baku mencakup semua pembelian material yang dilakukan selama periode tertentu. Sedangkan inventori awal dan akhir mencakup jumlah bahan baku yang tersedia di awal dan akhir periode tersebut. Agar lebih paham penggunaan rumus tersebut, perhatikan ilustrasi berikut ini.
Misalkan sebuah bisnis manufaktur memiliki inventori bahan baku awal sebesar Rp10.000.000. Selama periode satu bulan, perusahaan tersebut membeli bahan baku tambahan sebesar Rp30.000.000. Kemudian di akhir periode, inventori bahan baku tersisa Rp5.000.000. Berdasarkan rumus di atas, biaya bahan baku yang digunakan oleh perusahaan selama periode tersebut adalah:
Interpretasi dari hasil perhitungan tersebut sangat diperlukan untuk analisis keuangan dan operasional perusahaan. Berdasarkan contoh di atas, perusahaan telah menghabiskan Rp35.000.000 untuk bahan baku selama periode satu bulan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menganalisis efisiensi penggunaan bahan baku dan membantu merencanakan anggaran serta mengoptimalkan strategi pengadaan di masa mendatang.
Selain itu, proses hitung ini juga dibutuhkan untuk menetapkan harga pokok produksi, memahami margin keuntungan, dan melakukan evaluasi kinerja operasional perusahaan. Dengan pemahaman yang tepat tentang biaya bahan baku, perusahaan dapat membuat keputusan bisnis yang lebih tepat.
4. Pengaruh Raw Material pada Laba Manufaktur
Harga dan ketersediaan bahan baku bisa sangat mempengaruhi margin laba perusahaan. Jika harga bahan baku meningkat dan perusahaan tidak dapat menaikkan harga jual produknya sesuai dengan peningkatan tersebut, maka margin laba juga akan menurun. Sebaliknya, jika perusahaan mampu mengoptimalkan pengadaan bahan baku sehingga dapat menurunkan biaya produksi, atau mendapatkan bahan baku berkualitas yang memungkinkan perusahaan menaikkan harga jual produk tanpa menambah biaya, maka margin laba juga dapat meningkat.
Sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan manufaktur memproduksi tas dan menggunakan bahan baku kulit. Jika terjadi kenaikan harga kulit di pasar sebesar 20%, dan perusahaan tidak dapat menaikkan harga jual tasnya karena persaingan harga di pasar, maka laba perusahaan bisa menurun.
Sebaliknya, jika perusahaan dapat menegosiasikan harga dengan pemasok atau menemukan pemasok alternatif dengan harga lebih rendah tanpa mengorbankan kualitas, maka perusahaan dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan margin labanya. Bahkan, jika dilakukan inovasi produk dengan menggunakan bahan baku pengganti yang lebih murah atau lebih efisien, maka laba perusahaan juga dapat meningkat.
Oleh karena itu, manajemen raw material adalah strategi penting untuk memaksimalkan laba dalam bisnis manufaktur. Perusahaan harus selalu menjaga keseimbangan antara biaya bahan baku, kualitas produk, dan harga jual produk untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnisnya. Selain itu, analisis berkelanjutan terhadap pasar bahan baku dan tren industri, serta adaptasi terhadap perubahan tersebut, akan sangat membantu dalam mengoptimalkan pengelolaan bahan baku.
5. Kesimpulan
Raw material adalah komponen penting dalam bisnis manufaktur yang menentukan laba perusahaan. Bahkan ketersediaan, harga, dan pengelolaan efisien terhadap bahan baku dapat secara signifikan mempengaruhi keberlanjutan operasional. Jadi, penting bagi perusahaan untuk memahami apa itu raw material dan strategi manajemen yang tepat agar menguntungkan bisnis.
Seperti ketika harga bahan baku mengalami kenaikan, perusahaan harus bisa menyesuaikan harga jual produknya agar tidak menghadapi penurunan margin laba. Tidak hanya itu, strategi pengadaan yang efektif, negosiasi harga dengan pemasok, pencarian pemasok alternatif, atau inovasi dalam menggunakan bahan baku substitusi yang lebih murah atau lebih efisien dapat menjadi cara bagi perusahaan untuk mengoptimalkan biaya produksi.