Penting bagi perusahaan manufaktur menyusun laporan biaya produksi secara menyeluruh dari setiap tahapan dan proses produksi dari awal hingga akhir. Dokumen tersebut akan memudahkan Anda dalam mengontrol dan mengelola biaya, dan mengetahui dengan tepat berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi sebuah barang.
Dengan laporan yang terstruktur dan rinci, manajemen perusahaan dapat mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan, sehingga dapat terus berinovasi dan beradaptasi dalam menghadapi dinamika pasar yang selalu berubah. Di sini kita akan menguraikan contoh laporan biaya produksi perusahaan sesuai dengan aliran biayanya yang sesuai dan terstruktur. Simak penjelasan berikut!
1. Fungsi Laporan Biaya Produksi
Penyusunan laporan biaya produksi penting untuk keberlangsungan bisnis di perusahaan manufaktur, sehingga memiliki beberapa fungsi penting yang dapat membantu pengelolaan keuangan lebih baik, dan efisiensi operasional manajemen secara menyeluruh. Berikut adalah fungsi penyusunan laporan biaya produksi perusahaan manufaktur, yaitu:
a. Pengendalian Biaya
Laporan biaya produksi memiliki fungsi utama sebagai pemantauan dan pengendalian keuangan dengan lebih efektif, sehingga dengan mencatat semua biaya dengan akurat manajemen dapat mengidentifikasi area yang bisa dikurangi atau ditingkatkan efisiensinya. Hal tersebut akan membantu menghindari pemborosan, dan memastikan setiap sumber daya yang digunakan tetap optimal.
b. Perencanaan dan Penganggaran
Selain itu, penyusunan ini juga berfungsi sebagai perencanaan dan penganggaran seperti pembelian bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dalam bisnis kedepannya. Dengan pemahaman biaya produksi yang sesuai, perusahaan dapat membuat anggaran lebih akurat untuk periode mendatang.
c. Penentuan Harga Jual
Mengetahui biaya produksi secara rinci akan membantu perusahaan dalam menentukan harga jual produk dengan lebih tepat, sehingga Anda mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi setiap unit barang. Perusahaan dapat menetapkan harga jual, dengan biaya produksi dan margin keuntungan yang diinginkan.
d. Pengambilan Keputusan Lebih Cermat
Adanya laporan biaya produksi, akan memberikan informasi yang sesuai untuk membantu Anda mengambil keputusan strategis untuk perusahaan manufaktur lebih baik. Data biaya produksi yang dicatat, akan memudahkan perusahaan dalam membuat keputusan terkait perubahan proses produksi, ekspansi kapasitas produksi, atau investasi teknologi baru.
e. Pelaporan Keuangan
Laporan biaya produksi perusahaan manufaktur juga berfungsi sebagai laporan keuangan yang memberikan informasi terkait laporan laba rugi, yang mencakup perhitungan harga pokok penjualan (HPP). Laporan biaya produksi juga membantu dalam memenuhi persyaratan audit dan memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.
2. Aliran Biaya Produksi
Dalam operasional alur proses produksi, melibatkan berbagai komponen biaya yang harus dicatat dan dianalisis dengan cermat. Sehingga penting bagi perusahaan manufaktur untuk memahami aliran biaya produksi tersebut untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan dengan sesuai, dan juga dapat mengoptimalkan sumber daya untuk produksi secara lebih cermat. Aliran biaya produksi pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut:
a. Pembelian Bahan Baku
Biaya produksi dimulai ketika perusahaan manufaktur melakukan pembelian bahan baku seperti harga beli dari supplier, biaya pengangkutan, biaya asuransi, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan pengiriman bahan baku ke gudang manufaktur. Anda bisa melakukan pembelian dengan melibatkan identifikasi bahan baku terlebih dahulu berdasarkan rencana produksi dan pengadaan bahan dari supplier yang terpercaya.
b. Penyimpanan Bahan Baku
Aliran biaya produksi pada perusahaan manufaktur juga mencakup penyimpanan bahan baku, dimana jika produksi yang dibeli telah diterima akan disimpan di gudang dengan kondisi penyimpanan yang sesuai untuk tetap menjaga kualitasnya. Biaya ini sendiri meliputi biaya gudang, dan biaya operasional gudang lainnya seperti tenaga kerja dan overhead pabrik listrik, air, dan sistem pengamanan gudang yang digunakan.
c. Penggunaan Bahan Baku dalam Produksi
Penggunaan bahan baku juga termasuk aliran biaya produksi pada perusahaan manufaktur, dimana bahan baku yang disimpan di gudang akan diambil dan digunakan dalam proses produksi. Dalam proses ini, penting adanya pencatatan kuantitas bahan baku yang digunakan, untuk memastikan bahan baku tersebut digunakan secara efisien untuk menghindari pemborosan.
d. Proses Produksi
Biaya produksi juga terdapat di setiap tahapan proses produksi seperti pengolahan, perakitan, dan pengemasan, yang masing-masingnya membutuhkan tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya tenaga kerja langsung disini meliputi gaji dan upah pekerja yang secara langsung terlibat dalam produksi. Sementara itu, biaya overhead pabrik mencakup biaya-biaya tidak langsung seperti listrik, air, perawatan mesin, dan gaji staf pabrik yang tidak terlibat langsung dalam produksi.
e. Penyimpanan Produk dalam Proses
Setelah produk telah melewati proses produksi, produk yang belum sepenuhnya selesai akan disimpan sebagai persediaan barang dalam proses, sehingga dibutuhkan biaya produksi untuk penyimpanan yang akan memastikan produksi dapat dilanjutkan dengan lancar. Biaya produksi dalam proses ini mencakup biaya ruang penyimpanan, tenaga kerja untuk menangani dan memindahkan barang, serta biaya overhead.
f. Persediaan Barang Jadi
Jika produk telah selesai diproduksi, selanjutnya harus disimpan sebagai persediaan barang jadi sebelum dijual kepada pelanggan. Biaya produksi untuk persediaan barang jadi ini meliputi biaya operasional gudang, overhead pabrik serta biaya tenaga kerja yang menangani proses ini. Pengelolaan persediaan barang jadi yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa produk tersedia untuk dijual saat dibutuhkan tanpa menimbulkan biaya penyimpanan yang berlebihan.
g. Pengiriman Produk Jadi
Aliran biaya produksi pada perusahaan manufaktur yang terakhir meliputi pengiriman produk jadi, dimana biaya dikeluarkan untuk transportasi dan distribusi, serta biaya penanganan dan pengepakan. Biaya produksi untuk proses ini nantinya akan dicatat sebagai biaya penjualan dan laporan laba rugi perusahaan.
3. Format Laporan Biaya Produksi
Untuk menyusun laporan biaya produksi perusahaan manufaktur dengan sesuai, di sini kita akan menguraikan apa saja format dalam pencatatan laporan tersebut dengan tepat. Selain itu, akan disajikan juga contoh laporan biaya produksi dengan mengambil skenario contoh perusahaan manufaktur di Indonesia. Berikut ini format dan contohnya yang sesuai dengan aliran biaya produksinya:
a. Pembelian Bahan Baku
Untuk format pembelian bahan baku, perlu adanya pencatatan biaya secara akurat untuk menentukan total biaya produksi, dan pengelolaan anggaran dengan efektif. Komponen ini disajikan dalam laporan dengan rincian biaya untuk setiap jenis bahan baku yang dibeli, dan juga total biaya pembelian yang dilakukan. Berikut contohnya:
b. Persediaan Bahan Baku
Setelah proses pembelian dicatat, selanjutnya persediaan bahan baku tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan biaya produksi dengan mencatat persediaan awal bahan baku, bahan baku yang dibeli, serta persediaan akhir bahan baku. Hal ini dilakukan untuk menentukan jumlah bahan baku yang digunakan dalam produksi selama periode tertentu. Ini dia contohnya:
c. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja juga harus ada dalam laporan biaya produksi perusahaan manufaktur, mencakup biaya yang keluar untuk membayar gaji dan upah pekerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. Mencatat biaya tenaga kerja langsung sangat penting untuk menentukan total biaya produksi, juga mengelola anggaran tenaga kerja. Berikut contoh formatnya:
d. Biaya Overhead Pabrik
Laporan biaya produksi perusahaan manufaktur juga mencakup biaya overhead pabrik yang berkaitan dengan proses produksi seperti biaya listrik, air, perawatan mesin, dan gaji staf pendukung. Meskipun tidak dapat langsung diatribusikan ke produk tertentu, tetapi biaya ini menjadi bagian penting dari total produksi untuk keberlangsungan bisnis. Format laporannya sebagai berikut:
e. Biaya Produksi yang Digunakan
Total biaya produksi dalam laporannya meliputi biaya bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Sederhananya, total ini menjadi jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang selama periode tertentu. Untuk memudahkan pemahaman, berikut format yang bisa digunakan:
f. Persediaan Barang Dalam Proses
Biaya untuk persediaan barang dalam proses ini mencatat produk yang sedang dalam proses produksi, namun belum dikatakan selesai dan masih membutuhkan proses penyelesaian. Dalam laporan biaya produksi, persediaan barang dalam proses disajikan dengan rincian persediaan awal, total biaya produksi, dan persediaan akhir. Ini contoh penulisannya:
g. Persediaan Barang Jadi
Jika produk telah selesai diproduksi, selanjutnya akan dipindahkan ke gudang khusus barang jadi untuk siap dijual ke pelanggan. Dalam laporan biaya produksi, persediaan barang jadi disajikan dengan rincian persediaan awal, biaya produksi yang selesai, dan persediaan akhir. Berikut contohnya:
h. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi juga termasuk biaya produksi yang perlu dicatat, seperti pendapatan penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP) untuk menentukan laba kotor. Biaya penjualan dan administrasi kemudian dikurangkan dari laba kotor untuk menentukan laba bersih. Mencatat laporan laba rugi secara akurat sangat penting untuk mengelola keuangan perusahaan dan menentukan kinerja keuangan secara keseluruhan. Ini dia contoh laporan biaya produksi untuk laba rugi:
4. Kesimpulan
Setelah memahami secara mendalam pentingnya menyusun laporan biaya produksi, kita bisa menarik kesimpulan bahwa perusahaan manufaktur harus memahami aliran biaya produksi agar bisa mencatat dan menyusun laporan dengan akurat dan juga sesuai dengan strukturnya di proses manufaktur.
Dengan menyusun laporan biaya produksi perusahaan manufaktur sesuai dengan aliran dan formatnya, akan memaksimalkan setiap perencanaan anggaran yang Anda jual, mengendalikan biaya, menentukan harga jual yang tepat, serta menjadi evaluasi kinerja bisnis dengan lebih efisien. Selain itu, pemahaman ini juga akan memudahkan kelola biaya produksi Anda dengan baik, sehingga bisa mengoptimalkan sumber daya, dan memastikan profitabilitas yang berkelanjutan.