Bisnis logistik perlu memahami pengertian inbound dan outbound logistik untuk mengetahui proses operasional sehari-hari. Pemahaman tersebut penting agar bisnis dapat mengoptimalkan efisiensi kegiatan. Inbound dan outbound logistik merupakan aspek inti dari manajemen rantai pasokan karena dapat membantu memperlancar aliran produk dari pemasok ke konsumen. Akan tetapi, walaupun keduanya terintegrasi dalam lingkup yang sama, inbound dan outbound logistik memiliki perbedaan dalam tujuan dan prosesnya. Artikel ini akan menjelaskan definisi dan perbedaan yang mendasar antara inbound dan outbound logistik.
Baca juga: 6 Keuntungan CIF dalam Bisnis Logistik
1. Pengertian Inbound dan Outbound Logistik
Inbound logistik merujuk pada semua kegiatan logistik yang dilakukan sebelum kegiatan produksi. Semua kegiatan yang melibatkan inbound logistik meliputi penerimaan, penyimpanan, dan distribusi barang atau bahan baku dari pemasok ke fasilitas perusahaan atau gudang. Ini mencakup proses perencanaan, pelacakan, dan pengelolaan semua aktivitas yang terlibat dalam mengelola aliran barang yang masuk ke dalam perusahaan.
Contoh penerapan inbound logistik dapat dilihat dari industri yang memproduksi pakaian. Penerapan tersebut meliputi distribusi bahan baku dari pemasok ke manufaktur pakaian di berbagai lokasi, penyimpanan stok pakaian, dan penerimaan bahan baku yang berupa kapas.
Outbound logistik adalah pekerjaan yang berkaitan dengan pemindahan atau pengiriman barang ke pelanggan akhir. Tugas outbound logistik termasuk penyimpanan inventaris logistik, pengangkutan produk manufaktur ke lokasi penjualan, dan kadangkala pengiriman dan penanganan yang diperlukan untuk mengirimkan barang tertentu ke pengguna akhir.
Dengan menggunakan contoh yang sama, grosir adalah bagian dari outbound logistik dari rantai pasokan bersama dengan produsen pakaian. Operasi pabrik akan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa jumlah yang tepat dari persediaan yang dipesan tiba di pusat grosir pada waktu yang telah ditentukan. Pada gilirannya, pusat grosir akan bertanggung jawab untuk mengelola penyimpanan pakaian, serta pengiriman pakaian yang dipesan oleh toko grosir atau pelanggan ke berbagai tempat.
2. Proses Inbound Logistik
Proses inbound logistik adalah bagian penting dari manajemen rantai pasokan yang melibatkan pengelolaan barang dan bahan baku yang masuk ke dalam perusahaan dari pemasok. Oleh karena itu, banyak perusahaan berinvestasi dalam teknologi dan sistem informasi untuk mengoptimalkan proses inbound logistik mereka. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses inbound logistik.
a. Pengadaan Bahan Baku
Proses mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi adalah salah satu aktivitas yang termasuk dalam aktivitas ini.
Proses ini berperan penting dalam rantai pasok karena bahan baku merupakan salah satu elemen kunci yang memengaruhi ketersediaan, kualitas, dan efisiensi produksi. Mencari dan mengevaluasi pemasok, melakukan pemesanan, menegosiasikan harga dan persyaratan pengiriman, serta menyelesaikan proses pembayaran adalah aspek-aspek yang harus dilakukan oleh bisnis logistik.
b. Pengangkutan Bahan Baku
Kegiatan selanjutnya adalah prosedur pengangkutan pasokan bahan baku dari penyedia ke bisnis yang dilayani. Pengangkutan bahan baku
bertujuan untuk mengelola aliran barang dan material dari pemasok ke dalam rantai pasokan perusahaan.
Ada tiga moda transportasi yang dapat digunakan untuk mengirimkan bahan baku, yaitu udara, laut, dan darat. Selanjutnya, bisnis berkewajiban untuk membuat pengaturan jadwal pengiriman.
c. Penyimpanan Bahan Baku
Penyimpanan bahan baku dalam adalah proses rantai pasokan dimana bahan mentah atau komponen yang dibutuhkan untuk produksi disimpan dan dikelola sebelum digunakan dalam proses produksi. Proses penyimpanan bahan baku ini mencakup beberapa tahapan yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang optimal, efisiensi operasional, dan pengelolaan inventaris yang efektif.
Jika bisnis logistik ingin menyimpan bahan baku dalam jumlah yang signifikan, perlu memastikan bahwa gudang yang digunakan cukup besar dan cukup aman untuk melakukannya.
d. Pengelolaan Stok
Proses mengontrol stok bahan baku yang tersedia di gudang perusahaan termasuk dalam aktivitas inbound logistik. Memantau jumlah stok bahan baku yang tersedia, menentukan tingkat permintaan dan kebutuhan produksi, dan melakukan pengiriman jika stok menipis adalah hal-hal yang harus dilakukan perusahaan logistik agar dapt memastikan bahwa ketersediaan produk sesuai kebutuhan.
Baca juga: SOP dan Prosedur Pengiriman Barang Logistik
3. Proses Outbound Logistik
Proses logistik outbound mencakup serangkaian langkah-langkah yang terstruktur dengan tujuan untuk mendistribusikan barang secara efisien. Untuk mencapai efisiensi, perusahaan sering kali mengandalkan teknologi canggih, seperti sistem manajemen gudang (WMS) dan sistem ERP logistik, serta praktik terbaik dalam manajemen rantai pasokan. Proses ini biasanya meliputi beberapa tahap utama.
a. Pengelolaan Proses Produk Jadi
Pengelolaan proses produk jadi dalam konteks outbound logistik melibatkan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan penanganan, penyimpanan, dan distribusi produk yang telah selesai diproduksi dari pabrik atau gudang perusahaan ke pelanggan atau titik penjualan akhir.
Perusahaan harus memantau jumlah stok produk jadi yang tersedia, menilai tingkat permintaan pelanggan, dan mengirim kembali jika jumlah stok berkurang.
b. Pemrosesan Barang Jadi
Proses outbound logistik melibatkan serangkaian aktivitas yang terkait dengan pengeluaran produk jadi dari gudang penyimpanan perusahaan untuk disampaikan kepada pelanggan akhir.
Pemrosesan pesanan merupakan aktivitas bisnis yang bertujuan untuk menjamin bahwa semua pesanan klien diperiksa dan diterima dengan cara yang benar. Selain itu, diperlukan untuk melakukan proses peninjauan inventaris barang jadi, memilih barang jadi yang sesuai dengan pesanan, dan mengemas produk jadi yang akan menerima pengiriman.
c. Pengemasan
Pengemasan adalah salah satu kegiatan dari proses outbound logistik, yang mencakup kegiatan perencanaan, penyiapan, dan pengepakan produk untuk memastikan keamanan, integritas, dan presentasi yang baik selama pengiriman.
Selama akitivitas ini, perusahaan atau organisasi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk akhir dikemas dengan cara yang tepat dan aman sehingga tidak mengalami kerusakan saat diangkut.
d. Pengiriman
Pengiriman pada proses outbound logistik merujuk pada mengelola dan mengirimkan barang dari gudang atau fasilitas penyimpanan perusahaan ke pelanggan atau lokasi distribusi lainnya. Proses ini mencakup penentuan metode pengiriman yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, termasuk pemilihan transportasi dan pengaturan rute yang optimal. Selain itu, pemantauan dan pengelolaan status pengiriman dalam proses ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pengiriman secara real-time.
e. Distribusi
Distribusi adalah prosedur yang melibatkan pengiriman barang jadi ke pembeli atau konsumen. Kegiatan ini mencakup proses distribusi.
Proses distribusi ini mencakup sejumlah aktivitas yang dirancang untuk mengoptimalkan pengiriman barang, memastikan kepatuhan terhadap jadwal, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam menjalani kegiatan distribusi, pastikan perusahaan untuk memiliki sistem pengiriman yang efisien dan memastikan bahwa barang jadi dikirim ke tempat yang tepat.
4. Perbedaan Inbound dan Outbound Logistik
Logistik inbound dan outbound adalah dua komponen dalam manajemen rantai pasokan yang berfokus pada pengelolaan dan pergerakan barang. Kedua proses ini memiliki peran penting tetapi berbeda dalam operasional bisnis. Berikut ini penjelasan perbedaan utama antara logistik inbound dan outbound.
a. Bahan Mentah, Setengah Jadi, atau Bahan Jadi
Perbedaan utama antara bahan yang digadakan dalam inbound dan outbound logistik adalah jenis bahan yang dikirim dan tujuan utamanya.
Pada umumnya, inbound logistik fokus pada tugas yang melibatkan pengadaan produk atau sumber daya yang berupa bahan mentah atau bahan setengah jadi untuk memenuhi kebutuhan produksi. Sementara itu, aktivitas outbound logistik mengacu pada distribusi produk jadi atau setengah jadi ke distributor, pengecer, atau konsumen akhir.
b. Penerimaan vs Pengiriman
Inbound logistik memiliki tanggung jawab untuk mengatur penerimaan produk, sementara outbound logistics bertanggung jawab dalam memasarkan produk tersebut. Proses operasional dari kedua hal tersebut berbeda. Jika inbound logistik terlibat dalam komunikasi dengan pemasok atau sumber produksi, outbound logistik berfokus pada interaksi dengan pelanggan akhir atau mungkin juga distributor.
c. Pembelian vs Penjualan
Dalam lingkup logistik, inbound logistik dan outbound logistik melibatkan kegiatan pembelian atau penjualan. Dalam konteks inbound logistik, proses penerimaan melibatkan pengelolaan armada transportasi, pembongkaran barang, pelabelan produk, dan pengawasan stok. Sementara itu, pada tahap pengiriman yang terkait dengan outbound logistik, tugasnya adalah menyatukan pesanan dan memuatnya ke kendaraan pengangkut sesuai dengan rute dan pertimbangan lainnya. Setelah itu, barang dikirim ke pusat distribusi atau langsung kepada pelanggan akhir.
5. Kesimpulan
Dalam bisnis logistik, pemahaman tentang apa itu inbound dan outbound logistik, proses aktivitasnya, serta perbedaannya berguna untuk membantu mencapai keunggulan dalam segi kegiatan operasional. Integrasi strategis antara inbound dan outbound logistik membant perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh rantai pasokan, mulai dari pengadaan bahan baku yang efisien hingga pengiriman produk akhir yang sudah menjadi barang jadi.
Dengan menggunakan pendekatan inbound dan outbound logistik, perusahaan tidak hanya dapat mengurangi biaya operasional tetapi juga meningkatkan kecepatan, kualitas, dan akurasi layanan logistik. Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, kemampuan untuk mengelola inbound dan outbound logistik dengan efektif menjadi faktor yang mendukung perkembangan bisnis logistik.