Audrey
AudreyBalasan dalam 1 menit
Halo 👋

Hubungi kami untuk mengetahui bagaimana konsultan kami membantu perusahaan anda atau jadwalkan demo gratis dengan tim kami!
Industri Manufaktur Informasi Bisnis Produksi Solusi Bisnis

Cari Tahu Apa itu Full Costing dan Tujuannya di Manufaktur

3 Min Read     Posted on 16 Feb 2024

Share Artikel

Pengelolaan biaya di perusahaan manufaktur adalah hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan bisnis secara menyeluruh, sehingga perusahaan membutuhkan pendekatan strategis yang memungkinkan untuk memperhitungkan biaya-biaya yang terlibat dalam proses produksi. 

Anda dapat menggunakan pendekatan full costing sebagai metode perhitungan berbagai biaya langsung dan tidak langsung dalam produksi di proses manufaktur. Pada pembahasan kali ini, kita akan menguraikan secara mendalam apa yang dimaksud dengan full costing, serta tujuan dan langkah proses perhitungannya dalam perusahaan manufaktur. 

1. Apa yang Dimaksud dengan Full Costing

Full costing adalah pendekatan yang dilakukan untuk memperhitungkan seluruh biaya produksi yang terlibat dalam proses pembuatan produk, meliputi biaya langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung, juga biaya tidak langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja. 

Dalam konsep apa itu full costing dalam proses manufaktur, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk mengalokasikan biaya secara menyeluruh, sehingga memberikan gambaran akurat mengenai biaya produksi secara utuh. Dengan memperhitungkan seluruh biaya produksi dengan full costing, perusahaan dapat menentukan harga jual secara akurat, dan memastikan bahwa keuntungan yang dihasilkan mencakup biaya yang dikeluarkan. 

Penggunaan konsep full costing ini dapat membantu perusahaan dalam melihat secara utuh harga jual, volume produksi, dan strategi pemasaran yang cocok untuk produk yang akan dipasarkan. Full costing yang akan memperhitungkan biaya langsung dan tidak langusung, akan membantu perusahaan dalam mempertimbangkan biaya overhead yang sering kali terabaikan namun berdampak signifikan pada profitabilitas perusahaan.

2. Tujuan Full Costing

Pengelolaan biaya produksi dengan full costing dapat memaksimalkan perhitungan berbagai biaya secara akurat, sehingga perusahaan dapat mencapai stabilitas keuangan di perusahaan manufaktur. Setelah mengetahui apa itu full costing, kita akan mengetahui berbagai tujuan dari full costing untuk bisnis manufaktur Anda. 

a. Penetapan Harga yang Akurat

Tujuan yang pertama full costing adalah untuk menetapkan harga dengan akurat, dengan identifikasi dan perhitungan semua biaya yang terkait dengan produksi produk, termasuk biaya langsung dan tidak langsung. Full costing ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan penetapan harga yang menggambarkan biaya produksi secara menyeluruh, sehingga dapat memastikan bahwa produk yang dipasarkan dapat menghasilkan keuntungan yang memadai. 

b. Pengendalian Biaya

Full costing juga bertujuan untuk mengendalikan biaya menufaktur, dengan memperhitungkan semua biaya yang terlibat dalam produksi secara komprehensif. Melalui full costing, perusahaan dapat mengidentifikasi area biaya mana yang dapat ditekan atau dikurangi. 

Perusahaan dapat melakukan analisis biaya yang mendalam melalui perhitungan full costing, sehingga dapat mengetahui penyebab utama biaya yang tinggi dan segera mengambil tindakan yang tepat untuk mengendalikannnya. Dengan begitu, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitasnya dan tetap kompetitif di pasar yang berubah-ubah.

c. Perencanaan dan Penganggaran

Tujuan berikutnya dari full costing adalah untuk perencanaan dan penganggaran biaya di perusahaan manufaktur. Dengan full costing, perusahaan dapat membuat anggaran yang lebih akurat dan realistis untuk proses produksi kedeopannya, serta memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien. 

Perhitungan full costing juga bertujuan untuk memudahkan perusahaan dalam membuat proyeksi keuangan dengan lebih akurat, sehingga dapat meminimalkan risiko. Hal ini juga akan membantu meningkatkan keberhasilan produksi, juga rencana bisnis di perusahaan manufaktur. 

d. Pengambilan Keputusan Lebih Baik

Full costing juga bertujuan untuk memudahkan pengambilan keputusan dengan lebih baik, dengan didasarkan pada data yang akurat dan dapat diandalkan. Perhitungan ini memberikan visibilitas tinggi terhadap biaya produksi secara menyeluruh, sehingga memudahkan perusahaan dalam mengambil keputusan strategis dengan lebih terinformasi dan meminimalkan risiko atas keputusan yang tidak tepat.

e. Pemenuhan Standar Pelaporan Keuangan

Tujuan terakhir full costing adalah untuk memenuhi standar laporan keuangan perusahaan manufaktur, dengan mempertimbangkan semua biaya yang terkait dengan produksi untuk mencapai gambaran akurat mengenai kinerja keuangan. Perhitungan full costing akan  memastikan bahwa laporan keuangan mereka mencerminkan semua biaya produksi yang relevan, baik biaya langsung maupun tidak langsung.

3. Tahapan Proses Full Costing

Proses perhitungan full costing adalah langkah penting yang harus dilakukan perusahaan manufaktur untuk menghitung biaya produksi secara komprehensif. Kita telah mengetahui apa itu full costing dan tujuannya, selanjutnya kita akan menguraikan apa saja tahapan proses full costing di perusahaan manufaktur untuk Anda. 

a. Identifikasi Biaya Bahan Baku

Tahapan pertama dalam proses full costing adalah mengidentifikasi biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi, yang mencakup biaya yang terkait dengan raw material atau bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan produk. Langkah ini melibatkan pencatatan dan pengukuran jumlah bahan baku yang digunakna untuk setiap unit produk yang diproduksi, sehingga akan memudahkan mengidentifikasi biaya bahan baku secara akurat.

b. Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Setelah melakukan identifikasi biaya bahan baku, selanjutnya adalah menghitung biaya tenaga kerja langsung yang melibatkan biaya yang langsung terkait dengan tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, seperti upah langsung untuk pekerja pabrik di perusahaan manufaktur. 

Perhitungan biaya tenaga kerja langsung memerlukan pencatatan jam kerja atau biaya upah untuk setiap unit produk yang diproduksi. Dengan perhitungan ini, akan memudahkan perusahaan dalam harga jual yang menguntungkan dan memastikan keuntungan perusahaan.

c. Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Proses selanjutnya dalam perhitungan full costing adalah mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk-produk yang diproduksi, dengan mencakup biaya produksi yang tidak langsung terkait dengan produksi, seperti biaya sewa pabrik, biaya listrik, dan biaya pemeliharaan peralatan

Alokasi biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan menggunakan metode alokasi yang berbeda, seperti metode jam kerja atau metode volume produksi. Hal ini penting untuk memperhitungkan semua biaya produksi yang terkait dengan produk secara keseluruhan, sehingga menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat. 

d. Kalkulasi Total Biaya Produksi

Melakukan kalkulasi biaya produksi merupakan langkah selanjutnya yang melibatkan jumlah dari semua biaya terkait dengan pembuatan produk tertentu, dengan meliputi penjumlahan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Penjumlahan total biaya produksi dengan akurat akan memberikan perusahaan informasi mengenai berapa biaya yang diperlukan untuk memproduksi setiap unit produksi. 

e. Penentuan Biaya Per Unit

Langkah selanjutnya dalam menghitung full costing adalah menentukan biaya per-unit produk, dengan melibatkan total biaya produksi dibagi dengan jumlah unit produk yang diproduksi. Setelah menentukan biaya per-unit, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang mencakup semua biaya produksi, juga memberikan keuntungan yang diinginkan perusahaan manufaktur. 

f. Laporan Keuangan

Langkah terakhir dalam proses full costing adalah menyajikan informasi biaya produksi yang didapat melalui full costing ke dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan ini mencakup informasi mengenai biaya produksi, biaya per-unit produk, dan hasil akhir dari proses ini. Laporan ini harus memberikan informasi akurat dan terperinci untuk memastikan transparansi, juga kepatuhan terhadap standar pelaporan keuangan. 

4. Kesimpulan

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan full costing, serta tujuan dan prosesnya, kita bisa menyimpulkan bahwa pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk menghitung seluruh biaya produksi yang terlibat di perusahaan manufaktur secara komprehensif. Termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 

Konsep full costing adalah metode perhitungan biaya, juga menjadi alat yang efektif untuk mendukung pengambilan keputusan strategis, dan juga meningkatkan kinerja finansial perusahaan manufaktur secara menyeluruh. Pemahaman mengenai apa itu full costing, tujuan, dan prosesnya dapat membantu Anda dalam mengoptimalkan profitabilitas perusahaan Anda agar tetap kompetitif di pasar yang dinamis. 

Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!

Dapatkan
Demo Gratis

Sampaikan kebutuhan bisnis Anda dan konsultasikan dengan tim ahli kami.

REKOMENDASI

Artikel Terkait

Pelajari Jenis Hotel Berdasarkan 3 Kategori Berikut

  May 14, 2024        3 Min Read

Pelajari Jenis Hotel Berdasarkan 3 Kategori Berikut

7 Contoh Kegiatan Operasional Perusahaan Manufaktur

  May 14, 2024        3 Min Read

7 Contoh Kegiatan Operasional Perusahaan Manufaktur

Sea Shipping Rates: Arti, Jenis, dan Cara Hitungnya

  May 14, 2024        3 Min Read

Sea Shipping Rates: Arti, Jenis, dan Cara Hitungnya

REKOMENDASI

Artikel Terkait