Audrey
AudreyBalasan dalam 1 menit
Halo 👋

Hubungi kami untuk mengetahui bagaimana konsultan kami membantu perusahaan anda atau jadwalkan demo gratis dengan tim kami!
Finance Industri Manufaktur Informasi Bisnis Solusi Bisnis

Bagaimana Cara Menghitung Revenue di Manufaktur?

3 Min Read     Posted on 13 Feb 2024

Share Artikel

Bagi perusahaan manufaktur, pendapatan adalah nilai yang mencerminkan total penerimaan sebuah perusahaan dari penjualan produk atau jasa sebelum dikurangi biaya apa pun. Pendapatan tidak hanya menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan tetapi juga efektivitas strategi produksi, pemasaran, dan manajemen operasional. Oleh karena itu, penting untuk paham konsep pendapatan, cara menghitung revenue, serta strategi efektif untuk meningkatkannya.

Sesuai pengantar di atas, artikel ini akan membantu Anda belajar berbagai aspek terkait pendapatan dalam manufaktur. Melalui pembahasan ini, diharapkan Anda mendapatkan informasi yang berguna bagi perusahaan untuk menghadapi tantangan pasar yang dinamis dan persaingan yang semakin ketat.

1. Apa itu Revenue di Manufaktur?

Pada perusahaan manufaktur, revenue adalah total penerimaan yang dihasilkan dari penjualan barang-barang yang telah diproduksi. Penjualan produk jadi ini bisa kepada konsumen, distributor, atau retailer. Pendapatan menjadi salah satu indikator untuk mengukur efektivitas produksi dan kesuksesan komersial perusahaan manufaktur. Apa maksudnya? Pendapatan memberikan gambaran sejauh mana produk yang diproduksi dapat diterima di pasar.

Tapi perlu diingat, revenue dalam perusahaan manufaktur juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk inovasi produk, efisiensi produksi, strategi pemasaran, dan dinamika pasar. Jika Anda ingin meningkatkan pendapatan biasanya juga diperlukan adopsi teknologi canggih, strategi manajemen rantai pasokan yang efektif, dan lebih tanggap dengan perubahan kebutuhan konsumen.

Jadi, bisa dikatakan revenue tidak hanya mencerminkan volume penjualan, tapi juga efektivitas perusahaan dalam mengelola biaya produksi dan operasional. Oleh karena itu, meningkatkan pendapatan merupakan tujuan utama dalam strategi perusahaan manufaktur, yang nantinya dapat meningkatkan profitabilitas dan posisi perusahaan di persaingan pasar.

2. Rumus Pendapatan dan Cara Hitungnya

Dalam perhitungannya, rumus pendapatan dibagi menjadi tiga jenis. Masing-masing memiliki pendekatan dan fokus hitung yang berbeda-beda. Tentu hasil hitungnya juga digunakan untuk strategi bisnis di aspek yang berbeda pula. Simak cara menghitung pendapatan pada penjelasan berikut.

a. Total Revenue

Pendapatan jenis ini merupakan jumlah keseluruhan uang yang diperoleh perusahaan manufaktur dari penjualan barang atau jasa, sebelum dikurangi biaya apapun. Rumus pendapatan untuk total revenue cukup sederhana, yaitu:

Rumus pendapatan untuk total revenue

Rumus tersebut memberikan gambaran umum tentang skala operasional dan efektivitas strategi penjualan perusahaan. Misalnya, peningkatan dalam total revenue mengindikasikan adanya peningkatan permintaan atau efektivitas promosi.

b. Average Revenue

Kemudian ada average revenue, yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk setiap unit produk yang dijual. Ini dihitung dengan membagi total pendapatan dengan jumlah unit yang terjual. Secara matematis rumus pendapatan tersebut ditulis:

Rumus pendapatan untuk average revenue

Rumus ini membantu perusahaan memahami rata-rata pendapatan dari penjualan setiap unit produk. Average revenue sangat berguna untuk mengevaluasi kinerja penjualan dan menentukan strategi harga, karena perubahan dalam AR dapat mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar atau efektivitas penentuan harga jual produk.

c. Marginal Revenue

Cara menghitung pendapatan berikutnya dengan menggunakan rumus marginal revenue. Tujuannya untuk mengetahui tambahan pendapatan yang diperoleh perusahaan dari penjualan satu unit tambahan produk. Rumusnya secara matematis ditulis seperti berikut.

Rumus pendapatan untuk marginal revenue

Rumus ini sangat penting dalam pengambilan keputusan produksi dan penjualan karena Anda jadi tahu bagaimana total pendapatan akan berubah jika ada penambahan atau pengurangan produksi. Perusahaan sering menggunakan konsep ini untuk menentukan level produksi yang paling optimal dan strategi penetapan harga untuk memaksimalkan keuntungan.

3. Studi Kasus Perhitungan Revenue

Untuk memahami lebih baik cara menghitung revenue, perhatikan skenario berikut ini. Misalkan sebuah perusahaan manufaktur memproduksi barang konsumsi. Perusahaan kemudian menjual produknya ke berbagai distributor dan toko ritel. Dalam satu bulan, perusahaan berhasil menjual produk A sebanyak 10.000 unit dan produk B sebanyak 8.000 unit. Kedua produk tersebut dijual dengan harga yang sama yaitu Rp20.000. Dengan informasi tersebut, cara menghitung revenue adalah:

Cara menghitung pendapatan total

Dengan ini, maka total revenue yang diterima perusahaan manufaktur tersebut adalah Rp360.000.000. Angka ini mencerminkan total nilai penjualan tanpa mempertimbangkan biaya apa pun. Pendapatan menjadi indikator utama yang menunjukkan seberapa besar pasar menerima produk dan seberapa efektif strategi penjualan yang dijalankan.

Sekarang coba kita hitung laba kotor untuk melihat lebih lanjut dampak memahami rumus pendapatan dengan efisiensi produksi. Misalkan biaya produksi per unit Rp12.000. Dengan ini, maka laba kotor yang didapatkan dari produk A adalah:

Cara menghitung laba kotor

Sedangkan laba kotor yang didapatkan dari produk B adalah:

Cara menghitung laba kotor

Dengan ini, total laba kotor yang diperoleh perusahaan adalah Rp144.000.000. Nilai tersebut mengindikasikan total keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah mengurangi biaya produksi dari total pendapatan. Tapi, belum mempertimbangkan biaya operasional lain seperti pemasaran, sewa, gaji karyawan non-produksi, dan biaya administrasi. Laba kotor memberikan gambaran efisiensi produksi dan keberhasilan perusahaan dalam mengelola biaya produksinya.

Dengan harga jual per unit sebesar Rp20.000 dan biaya produksi per unit sebesar Rp12.000, perusahaan berhasil mencapai margin profit kotor per unit sebesar Rp8.000. Artinya, perusahaan manufaktur memiliki kontrol yang baik terkait biaya produksinya dan berhasil menetapkan harga jual yang memberikan cukup margin keuntungan.

4. Cara Efektif Meningkatkan Pendapatan

Sebagai upaya peningkatan pendapatan, terdapat beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan, khususnya dalam sektor manufaktur. Meningkatkan pendapatan bukan hanya dengan menjual lebih banyak produk, tetapi juga melalui pemahaman kebutuhan pasar, mengoptimalkan proses, meningkatkan kualitas, diversifikasi, dan penggunaan teknologi.

a. Memahami Pasar & Pelanggan

Langkah pertama dan paling krusial adalah memahami pasar dan pelanggan. Hal ini melibatkan riset untuk mengidentifikasi kebutuhan, preferensi, dan perilaku pembelian pelanggan. Dengan memahami apa yang diinginkan mereka, Anda bisa membuat produk yang lebih relevan dan menarik. Selain itu, memahami dinamika pasar juga diperlukan agar harga yang ditetapkan lebih kompetitif, strategi pemasaran lebih tepat sasaran, dan perusahaan mampu mengidentifikasi peluang baru.

b. Optimalisasi Proses Produksi

Meningkatkan efisiensi proses produksi dapat secara signifikan mengurangi biaya produksi, yang sekaligus dapat meningkatkan margin keuntungan per unit produk. Optimalisasi proses produksi melibatkan penggunaan teknologi canggih, automasi, dan sistem manajemen mutu yang efisien agar pemborosan dapat diminimalisir dan produktivitas tercapai secara maksimal. Dengan mengurangi waktu produksi dan biaya operasional, perusahaan dapat menawarkan produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif, sehingga meningkatkan penjualan dan pendapatan.

c. Peningkatan Kualitas Produk

Peningkatan kualitas produk tidak hanya memperkuat posisi perusahaan di pasar tapi juga meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pasti juga mendorong penjualan. Perhatikan proses R&D, quality control yang ketat, dan penggunaan bahan baku berkualitas untuk meningkatkan kualitas produk. Karena produk berkualitas tinggi dapat dijual dengan harga premium, maka sekaligus mampu meningkatkan pendapatan.

d. Diversifikasi Produk

Diversifikasi produk melibatkan pengembangan dan penawaran produk baru atau menargetkan segmen pasar baru. Strategi ini membantu mengurangi risiko dengan menyebarkan sumber pendapatan ke berbagai produk dan pasar. Diversifikasi dapat membuka peluang baru dan menarik pelanggan baru, sekaligus tetap mempertahankan pelanggan yang sudah ada melalui lebih banyak pilihan.

5. Kesimpulan

Revenue di perusahaan manufaktur adalah total penerimaan yang dihasilkan dari penjualan barang yang telah diproduksi. Untuk memahami dan meningkatkan nilainya, perusahaan dapat menggunakan rumus pendapatan dengan berbagai metode, yang masing-masing memberikan perspektif berbeda tentang kinerja penjualan.

Di atas juga telah diberikan sebuah studi kasus cara menghitung revenue dan strategi efektif untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini mencakup pemahaman pasar dan pelanggan, optimalisasi proses produksi, peningkatan kualitas produk, diversifikasi produk, dan implementasi sistem manufaktur yang efisien. Melalui strategi ini, Anda dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, efisiensi operasional, dan pada akhirnya, pendapatan perusahaan.

Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!

Dapatkan
Demo Gratis

Sampaikan kebutuhan bisnis Anda dan konsultasikan dengan tim ahli kami.

REKOMENDASI

Artikel Terkait

Apa itu BAF dan Cara Hitungnya di Proses Ekspor Impor?

  May 13, 2024        3 Min Read

Apa itu BAF dan Cara Hitungnya di Proses Ekspor Impor?

Bagaimana Cara Menghitung CIF dalam Ekspor dan Impor?

  May 13, 2024        3 Min Read

Bagaimana Cara Menghitung CIF dalam Ekspor dan Impor?

4 Keunggulan Aplikasi Hotel Terbaik ScaleOcean

  May 13, 2024        3 Min Read

4 Keunggulan Aplikasi Hotel Terbaik ScaleOcean

REKOMENDASI

Artikel Terkait