Supply Chain Management: Arti, Tujuan, Komponen dan Strategi

ScaleOcean Team

Apakah Anda menyadari bahwa tanpa supply chain management, perusahaan sulit memantau rantai pasokan secara real-time? Hal tersebut pun menyebabkan berbagai masalah serius seperti keterlambatan pengiriman, ketidaksesuaian stok, kehabisan barang, hingga kehilangan efisiensi dalam produksi yang turut berdampak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan Anda.

Agar terhindar dari masalah tersebut, perusahaan perlu menerapkan sistem manajemen supply chain yang efektif. Sistem ini berperan dalam memastikan setiap tahap, mulai dari pengadaan hingga distribusi produk, berjalan dengan optimal dan efisien, sehingga mendukung kelancaran operasional perusahaan secara keseluruhan.

Di artikel ini, akan dibahas secara mendalam mengenai pengertian, tujuan, prinsip, proses, strategi, hingga solusi canggihnya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya secara signifikan, sehingga memberikan nilai tambah yang besar bagi bisnis Anda. Simak sampai akhir!

 

1. Apa itu Supply Chain Management?

Apa itu Supply Chain Management?

Supply Chain Management adalah pemantauan dan pengoptimalan produksi dan distribusi produk serta layanan perusahaan. SCM ditujukan untuk meningkatkan efisien seluruh proses dalam mengubah bahan mentah dan komponen lain menjadi produk akhir yang sampai di tangan konsumen.

Manajemen rantai pasokan menawarkan layanan yang paling dibutuhkan untuk memastikan jaringan yang kuat antara perusahaan dan pemasok. Hal ini didukung data dari Statista bahwa di tahun 2020, pasar manajemen rantai pasokan global bernilai 15,85 miliar dolar AS dan diperkirakan akan mencapai hampir 31 miliar dolar AS pada tahun 2026.

Tidak hanya itu, SCM memiliki peran penting dalam memastikan rantai pasok berfungsi secara efektif dan efisien. Fungsi
supply chain management
melibatkan pengelolaan setiap tahapan proses, mulai dari perencanaan hingga distribusi, untuk memaksimalkan produktivitas dan meminimalkan biaya. Dengan SCM yang efektif, perusahaan dapat mencapai efisiensi operasional yang lebih baik dan daya saing yang lebih tinggi di pasar.

2. Tujuan Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) memiliki beberapa tujuan strategis yang dirancang untuk meningkatkan kinerja operasional dan daya saing perusahaan. Dengan tercapainya tujuan tersebut, SCM mendukung perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif di pasar yang dinamis. Berikut adalah tujuan utama SCM:

a. Meningkatkan Efisiensi Operasional

Tujuan supply chain management adalah menyelaraskan setiap tahap rantai pasok, mulai dari pengadaan bahan hingga pengiriman produk akhir. Dengan mengoptimalkan perencanaan, pengelolaan inventaris, dan distribusi, perusahaan dapat mengurangi waktu tunggu dan menghindari penundaan yang tidak perlu dalam siklus produksi serta pengiriman.

b. Meminimalkan Biaya

Salah satu fungsi kritis supply chain management adalah menurunkan biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas produk. Dengan manajemen persediaan yang lebih baik dan hubungan yang solid dengan pemasok, perusahaan dapat menghemat biaya produksi, logistik serta penyimpanan, sehingga meningkatkan margin keuntungan.

c. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Dengan manajemen supply chain yang baik, perusahaan dapat memastikan produk sampai ke tangan pelanggan tepat waktu dan dalam kondisi baik. Pengiriman yang tepat waktu, manajemen inventaris yang optimal, serta kemampuan merespons kebutuhan pelanggan dengan cepat akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

d. Mendukung Fleksibilitas Terhadap Perubahan Pasar

Bahkan, SCM memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar, seperti fluktuasi permintaan atau gangguan dalam rantai pasok. Dengan fleksibilitas yang tinggi, perusahaan dapat tetap kompetitif dan responsif, bahkan dalam situasi yang tidak terduga sehingga stabilitas operasional dan kinerja bisnis tetap terjaga.

3. Prinsip Supply Chain Management

SCM didasarkan pada beberapa prinsip yang dirancang untuk membantu perusahaan meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif. Berikut adalah beberapa prinsip utama SCM:

a. Segmentasi Pasar Berdasarkan Kebutuhan Pelanggan

Pertama, manajemen rantai pasok harus mampu mengidentifikasi kebutuhan spesifik pelanggan dan membagi pasar berdasarkan karakteristik tersebut. Dengan memahami kebutuhan yang berbeda-beda, perusahaan dapat mengoptimalkan produksi dan distribusi untuk memenuhi ekspektasi pelanggan secara lebih tepat.

b. Kustomisasi Logistik untuk Setiap Segmen

Setiap segmen pasar membutuhkan pendekatan logistik yang berbeda. Manajemen supply chain harus memastikan bahwa proses pengadaan, penyimpanan, dan pengiriman disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing segmen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

c. Integrasikan Sistem Informasi yang Efisien

Informasi yang akurat dan real-time sangat penting dalam
supply chain management. Prinsip ini menekankan pentingnya penggunaan teknologi untuk mengintegrasikan sistem informasi di seluruh rantai pasok, sehingga keputusan dapat diambil berdasarkan data yang aktual.

d. Kelola Sumber Daya Secara Optimal

Selain itu, SCM harus mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya, baik tenaga kerja, bahan baku, maupun infrastruktur, agar proses produksi berjalan efisien tanpa pemborosan, tetapi tetap menjaga kualitas produk.

e. Tingkatkan Kolaborasi dengan Pemasok dan Mitra Bisnis

Terakhir,
supply chain management
yang sukses melibatkan kolaborasi erat dengan pemasok, mitra logistik, dan pihak terkait lainnya. Kolaborasi ini memungkinkan perusahaan beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan dan menjaga kestabilan rantai pasok.

4. Komponen Supply Chain Management

Komponen Supply Chain Management

Dalam SCM, terdapat beberapa komponen utama yang perlu diperhatikan untuk memastikan keberhasilan operasional rantai pasok. Setiap komponen berperan dalam menjaga efisiensi dan efektivitas aliran barang dan informasi. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang komponen-komponen tersebut.

a. Perencanaan (Plan)

Perencanaan adalah tahap awal dalam SCM yang mencakup penetapan strategi untuk memenuhi permintaan pasar. Perusahaan harus merancang proses produksi, persediaan, dan distribusi secara efektif agar barang dapat dihasilkan dan didistribusikan sesuai kebutuhan pelanggan dengan biaya yang optimal.

b. Sumber Daya (Source)

Sourcing adalah proses memilih dan mengelola pemasok yang menyediakan bahan baku atau komponen penting lainnya. Komponen ini memastikan perusahaan mendapatkan sumber daya berkualitas dengan harga kompetitif. Hubungan yang baik dengan pemasok dapat membantu menjaga kelancaran rantai pasok.

c. Manufaktur (Manufacture)

Manufaktur mencakup proses produksi di mana bahan baku diubah menjadi produk jadi. Komponen
supply chain management satu ini melibatkan manajemen tenaga kerja, peralatan, dan teknologi untuk memastikan produk berkualitas tinggi diproduksi tepat waktu.

Hal ini tidak hanya membantu memenuhi permintaan pasar, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan fill rate manufaktur, yang mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi pesanan pelanggan tanpa keterlambatan atau kekurangan stok.

d. Pengiriman (Deliver)

Komponen lain
supply chain management
adalah pengelolaan logistik, mulai dari penyimpanan hingga distribusi produk ke konsumen. Proses ini memastikan barang sampai ke tangan pelanggan tepat waktu dan dalam kondisi yang baik. Komponen pengiriman sangat penting dalam menjaga kepuasan pelanggan dan mengurangi biaya pengiriman.

e. Pengembalian (Return)

Terakhir, return mencakup pengelolaan logistik terbalik, yaitu proses menangani barang yang dikembalikan oleh pelanggan karena cacat atau tidak sesuai pesanan. Manajemen pengembalian yang baik membantu menjaga kepuasan pelanggan dan memastikan proses pengembalian berlangsung dengan cepat dan efisien.

5. Contoh Supply Chain Management

Fungsi supply chain management juga dapat diterapkan dalam berbagai industri. Berikut adalah contoh penerapan SCM dalam berbagai sektor bisnis yang menunjukkan bagaimana SCM membantu meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan:

a. Industri Ritel

Dalam industri ritel, SCM memastikan pengelolaan persediaan barang di gudang dan toko berjalan optimal. Perusahaan seperti Walmart menggunakan teknologi supply chain management untuk melacak persediaan dan pengiriman barang secara real-time.

Hal ini memungkinkan mereka menjaga ketersediaan produk sesuai dengan permintaan pasar, mengurangi risiko understok atau overstock, dan memastikan pengiriman produk tepat waktu ke tangan pelanggan.

b. Industri Manufaktur

Di industri manufaktur, software manufaktur terbaik melibatkan pengelolaan rantai pasok yang lebih kompleks, dari pengadaan bahan baku hingga distribusi produk jadi. Sebagai contoh, perusahaan otomotif menggunakan SCM untuk mengelola suku cadang yang datang dari pemasok global, menjaga proses produksi tetap efisien, dan memastikan kendaraan siap dikirim ke dealer tepat waktu.

c. Industri Makanan dan Minuman

Dalam industri makanan dan minuman, manfaat ERP supply chain melibatkan pengelolaan bahan baku segar dari petani dan pemasok, pengolahan produk di pabrik, hingga distribusi cepat ke toko atau restoran.

Contoh seperti McDonald’s, yang memiliki supply chain management yang sangat terintegrasi. Hal ini untuk memastikan bahan makanan segar dan berkualitas dikirimkan tepat waktu ke setiap cabang di seluruh dunia, menjaga kualitas produk dan kepuasan pelanggan.

6. Strategi Penerapan Supply Chain Management

Penerapan SCM yang efektif memerlukan strategi yang tepat untuk memastikan kelancaran operasional, pengelolaan sumber daya, dan kepuasan pelanggan. Setiap strategi SCM dirancang untuk mengoptimalkan aliran barang, informasi, dan uang dalam rantai pasok. Berikut strategi utama yang dapat Anda terapkan:

a. Adaptasi Teknologi Digital dan Otomatisasi

Penggunaan teknologi digital, seperti sistem manajemen supply chain ScaleOcean atau sistem ERP lain, memungkinkan perusahaan untuk memantau seluruh proses rantai pasokan secara real-time. Automasi juga dapat mempercepat proses pengadaan, produksi, dan distribusi, sekaligus mengurangi kesalahan manual.

b. Kolaborasi Antar Pemasok dan Mitra Bisnis

Sebagai salah satu strategi penerapan supply chain management, membangun hubungan yang kuat dengan pemasok dan mitra logistik sangatlah penting. Kolaborasi yang baik memastikan aliran bahan baku dan produk berjalan lancar, meningkatkan fleksibilitas, dan adaptasi cepat terhadap perubahan permintaan pasar.

c. Pengelolaan Risiko Rantai Pasok

Setiap rantai pasok rentan terhadap risiko seperti fluktuasi harga bahan baku, gangguan logistik, atau bencana alam. Strategi pengelolaan risiko melibatkan identifikasi potensi risiko dan pengembangan rencana mitigasi untuk mengurangi dampaknya, seperti diversifikasi pemasok atau penyimpanan stok cadangan.

d. Optimasi Persediaan

Menjaga keseimbangan persediaan adalah tantangan dalam manajemen rantai pasok. Strategi optimasi persediaan melibatkan perencanaan yang cermat untuk memastikan persediaan cukup untuk memenuhi permintaan tanpa menimbulkan biaya penyimpanan yang berlebihan. Metode seperti Just-In-Time (JIT) atau Economic Order Quantity (EOQ) dapat diterapkan.

7. Tingkatkan Efisiensi Proses SCM Bisnis Anda dengan Software ScaleOcean

Tingkatkan Efisiensi Proses SCM Bisnis Anda dengan Software ScaleOcean

Sebagai salah satu vendor ERP terpercaya di Indonesia, ScaleOcean menawarkan otomatisasi seluruh alur SCM, sehingga memastikan memastikan alur kerja yang lebih terstruktur dan transparan. Selain itu, software ini memberikan visibilitas real-time terhadap pergerakan barang dan permintaan pasar, membantu Anda merespons perubahan secara cepat dan tepat.

ScaleOcean menawarkan solusi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik bisnis untuk memastikan manajemen supply chain berjalan lebih efisien dan tanpa hambatan. Dengan mencoba demo gratis yang tersedia, ketahui bagaimana ScaleOcean bekerja mengoptimalkan proses bisnis Anda.

Berikut beberapa fitur canggih Software Supply Chain Management ScaleOcean yang dapat memaksimalkan efisiensi dan otomatisasi proses kerja dalam rantai pasokan bisnis Anda

  • RFID Warehouse Rack Stock In/Out Automation: Otomatisasi keluar-masuk stok gudang dengan teknologi RFID, memastikan akurasi dan kecepatan tinggi.
  • Stock Forecasting: Prediksi kebutuhan stok secara cerdas berdasarkan analisis data historis dan tren permintaan pasar.
  • Order Tracking: Pantau setiap tahap proses pemesanan secara real-time, memastikan pesanan tepat waktu dan sesuai.
  • Quality Control Management: Kelola dan kontrol kualitas produk dengan standar tinggi melalui sistem pengawasan otomatis yang terintegrasi.
  • Inventory Management: Kelola inventaris secara optimal, memastikan ketersediaan stok dan mengurangi risiko kehabisan barang.
  • Integrated with Other System: Terintegrasi dengan sistem lain seperti ERP, memastikan alur data yang efisien dan menyeluruh.

 

8. Kesimpulan

Dengan manajemen rantai pasok yang baik, bisnis dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, serta memperkuat hubungan dengan mitra. Implementasi sistem yang tepat memungkinkan pengelolaan inventaris, pengiriman, dan permintaan pasar menjadi lebih efektif, membantu bisnis beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan konsumen.

Tingkatkan visibilitas operasional pengadaan bisnis Anda dengan Software Supply Chain Management ScaleOcean. Dengan dukungan integrasi tinggi, lihat bagaimana solusi canggih ini dapat menyederhanakan alur kerja Anda secara real-time. Segera hubungi tim kami untuk dapatkan konsultasi dan demo gratisnya!

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?