Manajemen rantai pasokan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengelolaan, dan aktivasi produk dalam sistem distribusi. Pengelolaan rantai pasokan yang efektif dapat memastikan kelancaran aliran produk dari pemasok ke konsumen dan meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan.
Tidak hanya itu, manajemen rantai pasokan yang efisien dapat mengurangi budget yang diperlukan untuk operasional bisnis. Menurut artikel Michigan Tech, pelaku bisnis yang mampu mengoptimalkan manajemen rantai pasokannya mengeluarkan biaya operasional rantai pasok 15% lebih rendah dibanding yang tidak.
Dalam artikel berikut, akan dibahas contoh manajemen rantai pasokan, alurnya secara umum, dan contoh rantai pasokan di berbagai industri seperti e-commerce, manufaktur, ritel, dan distribusi. Pemahaman ini penting untuk membantu Anda mengoptimalkan operasional supply chain dan mencapai keberhasilan jangka panjang.
1. Macam-macam Manajemen Rantai Pasokan
Ada beberapa jenis contoh manajemen rantai pasokan, masing-masing dengan fokus dan pendekatan yang berbeda. Dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas empat jenis utama yaitu lean, agile, green, dan global supply chain management.
a. Lean Supply Chain Management
Lean supply chain management adalah contoh manajemen rantai pasokan yang dirancang untuk meminimalkan limbah dan meningkatkan efisiensi operasional. Prinsip dasar dari pendekatan manajemen rantai pasokan ini adalah mengurangi sebanyak mungkin biaya, waktu, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau layanan. Sementara pada saat yang sama tetap mampu meningkatkan kualitas dan kepuasan pelanggan. Lean SCM menganjurkan peningkatan proses berkelanjutan dan menghilangkan hambatan dalam prosesnya.
b. Agile Supply Chain Management
Agile supply chain management menjadi salah satu contoh rantai pasokan yang menuntut fleksibilitas dan responsivitas. Tujuan utama manajemen rantai pasokan ini adalah untuk menyesuaikan diri dengan cepatnya perubahan pasar yang tak terduga, dan memberikan tingkat pelayanan yang tinggi kepada pelanggan. Hal ini dicapai dengan memiliki struktur yang fleksibel, sehingga perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan dalam permintaan atau kondisi pasar. Agile SCM membutuhkan teknologi seperti sistem ERP untuk memonitor dan menyesuaikan operasi secara real-time.
c. Green Supply Chain Management
Green supply chain management adalah contoh manajemen rantai pasokan yang mengacu pada strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari operasional. Pendekatan ini melibatkan berbagai pertimbangan seperti cara bahan baku diperoleh, bagaimana produk diproduksi, dikirim, didistribusikan, dan proses produk dibuang setelah penggunaannya. Tujuannya untuk mengurangi jejak karbon, limbah, dan mendorong keberlanjutan lingkungan. Praktik ini juga melibatkan kolaborasi dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya untuk mencapai tujuan.
d. Global Supply Chain Management
Global supply chain management mengacu pada koordinasi dan manajemen prosesnya di seluruh pasar dunia. Hal ini melibatkan pengendalian dan pengawasan dari produksi bahan baku, distribusi, dan pengiriman produk dalam skala global. Tujuan dari jenis manajemen rantai pasokan ini yaitu untuk memanfaatkan efisiensi skala dan mencapai keunggulan kompetitif di pasar global. Dalam SCM global, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor termasuk regulasi perdagangan internasional, isu-isu logistik, perbedaan budaya, dan fluktuasi mata uang.
Mengelola rantai pasok global memang menantang, namun dengan solusi yang tepat, seperti software ERP ScaleOcean, semua proses bisa lebih efisien dan terintegrasi. ScaleOcean menawarkan sistem manajemen terpadu yang memudahkan Anda mengoptimalkan setiap aspek operasional bisnis.
Konsultasikan kebutuhan Anda langsung dengan tim ahli kami atau ambil penawaran demo gratis sekarang. Jangan lewatkan kesempatan luar biasa ini untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bisnis Anda di pasar global yang semakin dinamis!
2. Tahapan Manajemen Rantai Pasokan
Aspek ini pada bisnis memiliki rangkaian proses yang mengintegrasikan sejumlah fungsi mulai dari pembuatan hingga distribusi produk ke konsumen. Selain itu, juga melibatkan berbagai tahap. Dimulai dari pengadaan bahan baku, manufaktur, distribusi, dan akhirnya penjualan ke konsumen.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam manajemen rantai pasokan secara umum:
a. Pengadaan Bahan Baku
Pada tahap ini, perusahaan mencari dan memperoleh bahan atau komponen yang dibutuhkan untuk membuat produknya. Apa saja rincian yang bisa dilakukan? Ada pemilihan pemasok, negosiasi kontrak, dan pembelian bahan baku. Selain itu, juga dapat melibatkan penelitian pasar, evaluasi pemasok, dan menjaga hubungan bisnis jangka panjang dengan mitra yang terlibat.
b. Produksi (Manufaktur)
Pada proses manufaktur, bahan baku dan komponen diproses menjadi produk jadi. Langkah ini bisa mencakup berbagai proses, tergantung pada jenis produk atau layanannya. Misal dengan perakitan, pengemasan, atau pengujian kualitas. Tujuannya untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar kualitas dan spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Distribusi
Pada tahap manajemen rantai pasokan ini, produk dikirim ke pengecer atau distributor. Proses ini memuat berbagai tahapan seperti pengendalian inventaris, manajemen gudang, dan pengiriman barang. Lakukan setiap tahapan dengan efisien untuk mencegah lead time terlalu tinggi dan memastikan bahwa produk sampai ke tujuan dengan tepat waktu dan dalam kondisi baik.
Selain waktu pengiriman, biaya yang dikeluarkan juga bergantung terhadap seberapa efektif proses ini dilakukan, terlebih bagi pelaku bisnis B2B e-commerce. Hal ini juga ditegaskan oleh 24,7% ahli rantai pasokan dalam laporan Invesp, yang menyatakan bahwa biaya pengiriman adalah tantangan terbesar bagi perusahaan B2B e-commerce.
d. Penjualan ke Konsumen
Anda bisa menggunakan toko fisik atau platform e-commerce. Jangan lupa untuk memperhatikan aspek pelayanan pelanggan, retur penjualan, dan tukar barang jika diperlukan. Mengapa? Karena aspek tersebut juga mempengaruhi kepuasan pelanggan dan mendorong pembelian ulang.
3. Contoh Rantai Pasokan
Supply chain berperan penting dalam berbagai industri, termasuk e-commerce, manufaktur, ritel, dan distribusi. Setiap industri memiliki keunikan dan tantangan sendiri dalam mengelolanya. Mari kita lihat bagaimana aspek ini berfungsi dalam masing-masing industri ini.
a. E-Commerce
Industri e-commerce memiliki tantangan manajemen rantai pasok yang unik, mengingat volume pesanan yang besar dan ekspektasi pelanggan untuk pengiriman yang cepat dan akurat. Contoh manajemen rantai pasokan pada e-commerce seperti pada Shopee. Dimulai ketika pelanggan melakukan pemesanan online, setelah itu, pesanan diproses di gudang atau pusat distribusi, di mana item dipilih dan dikemas untuk pengiriman.
Proses ini harus dilakukan dengan cepat dan akurat, karena pelanggan e-commerce cenderung mengharapkan pengiriman dalam beberapa hari setelah melakukan pemesanan. Setelah barang dikirim, jangan lupa untuk melakukan proses pelacakan pengiriman dan penanganan pengembalian jika ada kesalahan baik secara jenis produk, kualitas, atau kuantitas. Anda juga bisa menggunakan digital supply chain agar prosesnya lebih efisien.
b. Manufaktur
Contoh rantai pasokan lainnya adalah di industri manufaktur seperti Astra. Industri ini cenderung memiliki alur yang lebih kompleks karena melibatkan berbagai proses seperti desain produk, pengadaan bahan baku, proses produksi, pengujian kualitas, dan distribusi. Proses manajemen rantai pasoknya juga terkadang melibatkan global supply chain baik dari segi pemasok dan pabrik, serta logistik untuk mengangkut bahan dan produk jadi. Oleh karena itu, efisiensi dan efektivitas pada manufaktur perlu diperhatikan, mengingat penundaan atau masalah kualitas bisa memiliki dampak besar pada biaya produksi dan kepuasan pelanggan.
c. Ritel
Contoh rantai pasokan industri ritel salah satunya adalah Indomaret. Alur manajemen rantai pasok untuk bisnis ritel melibatkan pengadaan barang dari pemasok, penyimpanan barang di gudang atau pusat distribusi, dan distribusi barang ke toko-toko. Proses ini perlu dioptimalkan untuk memastikan bahwa barang tersedia di toko pada waktu yang tepat untuk memenuhi permintaan pelanggan. Di sisi lain, manajemen inventory yang efektif juga dibutuhkan untuk mencegah overstock yang bisa mengakibatkan biaya penyimpanan yang tinggi.
d. Distribusi
Contoh rantai pasokan berikutnya adalah industri distribusi seperti JNE, yang bertindak sebagai penghubung antara produsen dan pengecer atau konsumen. Alur dalam industri ini melibatkan pengumpulan barang dari produsen, penyimpanan dan pengelolaan inventaris di gudang, dan pengiriman barang ke pengecer atau konsumen. Teknologi canggih seperti sistem SCM dan solusi pelacakan pengiriman sering kali digunakan dalam industri ini untuk membantu mengoptimalkan operasi rantai pasok.
Baca juga: Manfaat Supply Chain Management ERP Software
4. Kesimpulan
Dapat disimpulkan, supply chain berperan penting dalam operasi dan keberhasilan bisnis di berbagai industri. Termasuk e-commerce, manufaktur, ritel, dan distribusi. Karena setiap industri memiliki tantangan dan kebutuhan yang unik, maka juga dibutuhkan strategi dan solusi khusus dalam mengaturnya. Beberapa contoh manajemen rantai pasokan seperti lean, agile, green, dan global supply chain management bisa menjadi pertimbangan.
Tidak hanya itu, Anda juga perlu memperhatikan kebutuhan bisnis untuk menyesuaikan setiap alurnya. Sebagai contoh, industri e-commerce cenderung membutuhkan pengiriman yang cepat dan akurat untuk memenuhi ekspektasi pelanggan. Sedangkan industri manufaktur lebih membutuhkan struktur yang fleksibel untuk menyesuaikan perubahan permintaan pasar yang tidak terduga. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa produk sampai ke pelanggan dengan kualitas yang diharapkan dan dengan biaya yang efisien.