Dalam pengelolaan produksi di manufaktur, terdapat bahan baku penolong yang menjadi aspek dalam mendukung berbagai proses produksi yang efisien dan berkualitas tinggi. Bahan penolong adalah komponen tidak langsung yang terlibat dalam produk akhir, namun memiliki dampak signifikan terhadap kualitas produk.
Bahan baku yang juga disebut bahan tambahan atau bahan pembantu ini penting dalam keberlanjutan produksi di perusahaan manufaktur. Disini kita akan menguraikan pembahasan mendalam mengenai konsep bahan penolong, serta contoh, fungsi, dan kapan waktu dalam menggunakan bahan baku penolong ini.
1. Bahan Penolong Adalah
Bahan baku penolong adalah aspek yang merujuk pada bahan atau komponen yang tidak memiliki keterlibatan langsung dalam pembentukan produk akhir, namun memilki peran penting dalam mendukung proses produksi. Bahan baku ini seringkali digunakan dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan bahan baku utama, namun pemakaiannya memiliki dampak signifikan terhadap kualitas, keberlanjutan, dan efisiensi proses manufaktur secara menyeluruh.
Dalam implementasinya, bahan baku ini berkontribusi secara langsung terhadap peningkatan efisiensi proses produksi dengan memfasilitasi operasi mesin,
memperbaiki sifat material, atau bahkan meningkatkan kinerja keseluruhan produk. Hal ini menjadikan bahan penolong ini penting untuk membantu perusahaan dalam memperbaiki sifat fisik atau kimia dari bahan baku utama, mempermudah proses pengerjaan produksi, atau melindungi produk dari kerusakan.
Bahan baku penolong ini menjadi peran penting yang memungkinkan perusahaan untuk mencapai standar kualitas yang lebih tinggi, dan menjaga keberlanjutan proses produksi dengan meminimalkan risiko yang dapat terjadi.
Penggunaan bahan baku penolong yang tepat dapat meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi waktu siklus, biaya produksi, dan kerugian bahan.
2. Contoh Bahan Penolong
Bahan penolong adalah komponen penting dalam perusahaan manufaktur yang berperan dalam mendukung berjalannya proses produksi. Pada pembahasan ini, kita akan menguraikan beberapa contoh bahan penolong yang biasa digunakan di berbagai jenis industri manufaktur.
a. Pelumas atau Oli
Contoh bahan penolong adalah pelumas atau oli yang digunakan dalam proses produksi pemesinan, yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara permukaan bergerak. Penggunaannya dapat mengurangi keausan dan panas yang dihasilkan oleh gesekan, sehingga dapat memperpanjang umur pakai alat dan mesin, dan meningkatkan kualitas produk akhir.
b. Bahan Kimia Pembersih
Contoh selanjutnya bahan baku penolong adalah bahan kimia pembersih, seperti deterjen, solven, dan asam yang digunakan untuk membersikan permukaan bahan atau komponen yang diproses dan memastikan tidak ada kotoran atau residu yang dapat mengganggu proses produksi. bahan kimia pembersih ini juga dapat digunakan untuk membersihkan serta merawat mesin dan peralatan produksi, dan menjaga kebersihan serta keamanan lingkungan kerja.
c. Lem dan Perekat
Lem dan perekat menjadi contoh bahan penolong yang digunakan untuk menyatukan atau menempelkan bahan atau komponen produksi secara permanen. Bahan ini juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan struktural produk akhir, mengurangi penggunaan peralatan mekanis seperti paku atau sekrup, sehingga menciptkan tampilan yang lebih bersih dan rapi.
d. Kemasan
Bahan kemasan seperti karton, plastik, dan kantong menjadi contoh bahan penolong yang digunakan dalam proses pengemasan dan pengiriman produk akhir. Kemasan ini berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan, kontaminasi, dan manipulasi yang dapat terjadi selama proses transportasi dan penyimpanan.
e. Bahan Kimia Proses
Contoh selanjutnya bahan baku penolong adalah bahan kimia proses, seperti katalism pengawer, dan agen pengental yang biasa digunakan di industri farmasi atau F&B dalam proses produksi kimia atau biokimia. Bahan ini juga digunakan untuk mengontrol laju reaksi kimia, meningkatkan efisiensi proses, serta meningkatkan kualitas dan stabilitas produk akhir.
f. Gas Industri
Berikutnya dari contoh bahan penolong adalah gas industri seperti oksigen, nitrogen, dan argon yang digunakan dalam proses pengelasan, pemotongan, dan penggunaan panas logam. Gas industri ini biasa digunakan
sebagai bahan baku dalam produksi bahan kimia atau sebagai bahan baku dalam proses kimia.
g. Benang Jahit dan Perekat
Contoh selanjutnya bahan baku penolong adalah benang jahit dan perekat yang biasa digunakan di industri tekstil dan pembuatan pakaian, yang berfungsi untuk menyatukan atau mengelem kain dan komponen pakaian secara permanen atau sementara. Bahan ini juga dapat digunakan untuk memberikan detail dekoratid pada produk jadi, dan
meningkatkan kualitas dan tampilan produk akhir.
h. Cat dan Pelapis
Contoh terakhir bahan penolong adalah cat dan pelapis yang digunakan dalam proses penyelesaian dan perlindungan permukaan produk. Bahan ini juga digunakan untuk memberikan tampilan estetik yang menarik,
elindungi permukaan dari korosi, goresan, atau kerusakan fisik lainnya, serta meningkatkan umur pakai produk akhir.
3. Fungsi Utama Bahan Penolong
Penggunaan bahan baku penolong adalah hal penting untuk menjaga efisiensi dan keberlanjutan produksi secara menyeluruh. Pada pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi apa saja fungsi utama bahan baku penolong dalam implementasinya di perusahaan manufaktur.
a. Memastikan Kelancaran Proses Produksi
Fungsi pertama bahan baku penolong adalah untuk memastikan kelancaran proses produksi, seperti bahan pelumas, pendingin, dan bahan kimia pengatur pH yang dapat membantu mengurangi gesekan, panas, dan keausan pada peralatan dan mesin produksi. Penggunaan bahan ini dapat mencegah ganggungan dan kerusakan pasa mesin yang dapat mengganggu alur proses produksi, juga menyebabkan penundaan.
b. Menjaga Kebersihan dan Keselamatan
Bahan penolong juga berfungsi dalam menjaga kebersihan dan keselamatan di lingkungan kerja, seperti deterjen, dan desinfektan yang dapat membantu membersihkan mesin, peralatan, dan area kerja yang kotor dan menghindari mikroba berbahaya di industri F&B. Bahan penolong lain seperti perekat dan kemasan juga dapat membantu mencegah kecelakaan kerja dengan menyediakan ikatan yang kuat dan perlindungan yang tepat pada produk.
c. Menyediakan Perlindungan Produk
Fungsi lain dari bahan penolong adalah untuk menyediakan perlindungan produk selama proses produksi, penyimpanan, dan transportasi. Seperti bahan kemasan karton dan plastik yang dapat melindungi produk
dari kerusakan fisik, kontaminasi, atau kelembaban selama penyimpanan dan pengiriman. Bahan pelapis dan cat juga memberikan perlindungan terhadap korosi dan goresan pada permukaan produk, menjaga estetika dan kualitas produk akhir.
d. Meningkatkan Kualitas Produk
Bahan baku penolong juga berfungsi dalam meningkatkan kualitas produk, seperti bahan tambahan makanan, aditif, dan bahan kimia penghilang cacat yang dapat membantu
meningkatkan rasa, tekstur, dan tampilan produk makanan. Selain itu, bahan pelapis, cat, dan bahan kimia pengawet dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap kerusakan atau perubahan fisik pada produk non-pangan.
e. Mendukung Proses Teknis Spesifik
Setiap industri di perusahaan manufaktur memiliki kebutuhan teknik yang spesifik, sehingga bahan penolong dapat membantu proses tersebut, seperti industri elektronik yang membutuhkan bahan pendingin dan bahan isolator listrik untuk memastikan
kinerja yang optimal dan keamanan peralatan elektronik. Di industri otomotif juga, bahan baku penolong seperti bahan pelumas khusus dan bahan pendingin berperan dalam menjaga kinerja mesin dan mencegah kegagalan yang tidak diinginkan.
4. Kapan Bahan Penolong Digunakan?
Penggunaan bahan baku penolong di perusahaan manufaktur melibatkan berbagai tahapan dalam proses produksi, mulai dari
persiapan mesin hingga pemeliharaan rutin, tergantung pada kebutuhan spesifik dari setiap tahap produksi. Berikut waktu yang tepat untuk menggunakan bahan penolong di perusahaan manufaktur:
a. Selama Persiapan dan Pengaturan Mesin
Bahan penolong seringkali digunakan selama tahap persiapan dan pengaturan mesin, seperti bahan pelumas, pendingin, dan bahan pembersih yang digunakan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan produksi agar siap digunakan dalam proses produksi. Penggunaan pelumas pada komponen mesin membantu mengurangi gesekan dan panas yang dihasilkan selama operasi, sehingga meningkatkan efisiensi dan umur pakai mesin.
b. Dalam Proses Produksi
Waktu yang tepat dalam menggunakan bahan penolong adalah selama proses produksi berjalan. Misalnya dalam proses pengelasan logam, gas industri seperto argon atau helium dapat digunakan sebagai bahan penolong untuk menciptakan lingkungan yang tepat disekitar titik pengelasan, untuk mencegah oksidasi dan mencapai hasil yang lebih berkualitas. Selain itu, bahan kimia penolong seperti katalis digunakan untuk mempercepat laju reaksi atau mengontrol hasil reaksi dalam proses produksi di industri farmasi.
c. Selama Pemrosesan Bahan
Penggunaan bahan penolong juga dapat terjadi sebelum, selama, dan setelah pemrosesan bahan dalam proses produksi, seperti bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan dan menyiapkan bahan mentah atau komponen untuk proses produksi berikutnya. Bahan penolong seperti aditif, pelumas, atau katalis digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proses produksi. Serta bahan penolong seperti bahan pelapis atau bahan pengemas digunakan untuk melindungi produk akhir dari kerusakan atau kontaminasi selama penyimpanan atau pengiriman.
d. Untuk Pemeliharaan dan Perawatan Rutin
Waktu yang biasa digunakan bahan penolong adalah dalam pemeliharaan dan perawatan rutin peralatan produksi, seperti
bahan pelumas digunakan secara teratur untuk menjaga kinerja dan umur pakai mesin, mencegah keausan dan kerusakan. Bahan pembersih juga digunakan untuk membersihkan mesin dan peralatan secara berkala, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan kerja.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa bahan baku penolong adalah komponen penting yang menjadi
peranan penting dalam menjaga kelancaran proses produksi serta meningkatkan kualitas dan efisiensi keseluruhan. Bahan penolong, seperti pelumas, bahan kimia pembersih, dan kemasan, merupakan komponen tambahan yang tidak langsung terlibat dalam produk akhir namun memberikan kontribusi yang signifikan.
Bahan penolong digunakan pada berbagai tahapan proses produksi, mulai dari persiapan mesin hingga proses pengemasan, serta untuk pemeliharaan dan perawatan rutin. Pemahaman berbagai hal mengenai bahan penolong ini dapat membantu Anda dalam
memilih dan menggunakan bahan tersebut dengan tepat sesuai kebutuhan, sehingga meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk akhir.