Dalam bisnis properti, terdapat istilah penyusutan aset tetap yang merujuk pada perhitungan berkurangnya nilai aset properti seiring berjalannya waktu. Sehingga pemahaman mengenai hal ini menjadi salah satu aspek penting dalam mengelola keuangan dan aset yang dimiliki secara efektif.
Penyusutan aset tetap ini dapat terjadi akibat beberapa faktor, seperti usia, penggunaan, dan keusangan properti tersebut. Untuk mengetahui biaya tepat dari penyusutan sebuah aset, kita dapat melakukan perhitungan penyusutan aset tetap. Dalam artikel ini kita akan menguraikan bagaimana cara menghitung dan contohnya untuk Anda. Simak penjelasan berikut!
1. Apa itu Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah konsep yang digunakan untuk mengalokasikan biaya aset properti selama umur pakainya, contohnya seperti gedung, gudang, mesin, dan peralatan, atau aset lain yang memiliki nilai yang akan berkurang seiring berjalannya waktu. Ada beberapa faktor terjadinya penyusutan aset tetap, seperti usia ekonomis, penggunaan aset, dan keusangannya.
Perlu diketahui, bahwa setiap jenis aset memiliki perbedaan perhitungan dalam bisnis properti. Contohnya, aset tanah yang menjadi salah satu investasi properti tidak dapat disusutkan karena dianggap memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas. Sedangkan bangunan dan aset semacamnya dapat menyusut, mengingat aset-aset tersebut memiliki masa manfaat yang terbatas. Hal ini memiliki dinamika khusus dalam perhitungan penyusutan aset tetap, sehingga pemahaman mengenai karakteristik aset dan regulasinya penting dalam proses perhitungannya.
Dengan melakukan perhitungan penyusutan aset tetap, dapat membantu perusahaan dalam mengakui penurunan nilai dari aset-aset yang dimiliki secara sistematis. Perusahaan dapat melakukan proses perhitungan setiap tahun, dan kemudian dapat diakumulasikan jumlah total penyusutan sejak aset tersebut diperoleh. Untuk itu, Anda harus mengetahui bagaimana cara menghitung akumulasi penyusutan aset tetap di bisnis properti. Simak di pembahasan selanjutnya!
2. Cara Menghitung Penyusutan Aset Tetap
Perhitungan penyusutan aset tetap di bisnis properti ini menjadi proses akuntansi keuangan secara sistematis, yang bertujuan untuk mengalokasikan biaya aset tetap selama umur ekonomisnya. Pemahaman ini penting untuk mematuhi standar akuntansi dan peraturan pajak, serta membantu
perusahaan dalam pengambilan keputusan strategis dan pengelolaan arus kas.
a. Identifikasi Nilai Perolehan Aset
Nilai perolehan aset adalah titik awal dalam cara menghitung penyusutan aset tetap, yang mencakup
harga pembelian aset, ditambah biaya-biaya yang diperlukan untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang siap digunakan. Biaya ini meliputi,
biaya legal, biaya pengiriman, biaya proyek, biaya pemasangan, dan pajak pembelian.
Melakukan identifikasi nilai perolehan ini penting untuk
memastikan bahwa semua biaya yang terkait dengan perolehan aset tercatat, dan memberikan dasar yang kuat untuk menghitung penyusutan. Selain itu, identifikasi ini dilakukan untuk
memastikan bahwa nilai aset yang akan disusutkan mencerminkan investasi total perusahaan dalam aset tersebut.
b. Tentukan Umur Ekonomis Aset
Menentukan umur ekonomis aset adalah cara menghitung penyusutan aset tetap selanjutnya, yang merupakan perkiraan jumlah tahun aset dan digunakan perusahaan sebelum perlu diganti atau dihentikan penggunaannya karena tidak efisie atau sudah usang. Penentuannya memerlukan pertimbangan beberapa faktor, seperti jenis aset, frekuensi penggunaan, kebijakan perawatan, dan kondisi operasionalnya.
c. Pilih Metode Penyusutan
Dalam penyusutan aset tetap, ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu: metode garis lurus, saldo menurun, dan jumlah angka tahun. Metode garis lurus menyebarkan biaya aset secara merata selama umur ekonomisnya, metode saldo menurun menyusutkan nilai aset lebih cepat di awal umum ekonomis.
Sedangkan metode jumlah angka tahun merupakan pendekatan yang mengalokasikan biaya berdasarkan fraksi yang berkurang setiap tahun. Anda dapat memilih metode penyusutan berdasarkan kebijakan perusahaan, atau bagaimana aset yang dimiliki mengalami penurunan nilai atau keausan seiring waktu.
Anda juga dapat menghitung penyusutan aset dengan lebih efisien berkat dukungan berbagai vendor asset management system terbaik di Indonesia. Dengan begitu, Anda dapat menemukan vendor yang paling sesuai dengan kebutuhan dan karakter bisnis Anda.
d. Hitung Penyusutan Tahunan
Cara menghitung akumulasi penyusutan aset tetap selanjutnya adalah menghitung penyusutan tahunan, yang perhitungan ini dapat berbeda tergantung jenis metode penyusutan yang digunakan. Untuk metode garis lurus, penyusutan tahunan dihitung dengan mengurangkan nilai residu dari nilai perolehan dan membaginya hasilnya dengan umur ekonomis aset. Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan rumus berikut sebagai cara menghitung penyusutan aset tetap tahunan menggunakan metode garis lurus:
Untuk perhitungan penyusutan tahunan dengan metode saldo menurun menggunakan persentase tetap dari nilai buku aset di awal setiap tahun. Berikut rumus sebagai cara menghitung penyusutan aset tetap dengan metode saldo menurun:
Berikutnya, perhitungan penyusutan tahunan dengan metode jumlah angka tahun dihitung
dengan mengalikan selisih nilai perolehan dan nilai residu dengan fraksi yang berkurang tiap tahun. Berikut rumusnya:
e. Hitung Akumulasi Penyusutan
Cara menghitung akumulasi penyusutan aset tetap dilakukan dengan merujuk pada
total penyusutan yang telah diakui terhadap aset hingga titik waktu tertentu. Menghitung akumulasi penyusutan memungkinkan perusahaan untuk mengetahui nilai buku aset mereka, yang merupakan nilai perolehan aset dikurangi akumulasi penyusutan. Dapat digunakan rumus berikut sebagai cara menghitung akumulasi penyusutan aset tetap di bisni properti:
3. Contoh Perhitungan Penyusutan Aset Tetap
Setelah memahami bagaimana cara menghitung akumulasi penyusutan aset tetap di bisnis properti, kita akan menguraikan contoh perhitungan untuk sebuah aset tetap dengan menggunakan metode garis lurus yang merupakan metode sederhana dan paling sering digunakan.
Diketahui, sebuah perusahaan memiliki sebuah aset gedung di daerah Jakarta, Indonesia dengan nilai perolehan mesin berjumlah Rp100.000.000, nilai residu atau sisa nilai di akhir umur ekonomis berjumlah Rp10.000.000, dan umur ekonomis gedung yaitu 10 tahun pemakaian. Setelah mengetahui nilai perolehan mesin, nilai residu, dan umur ekonomisnya, perhitungannya dapat dilakukan dengan cara berikut:
Dengan umur ekonomis 10 tahun, aset ini telah digunakan dengan asumsi 5 tahun pemakaian. Dengan begitu, cara menghitung akumulasi penyusutan aset tetap dapat dilakukan dengan menjumlahkan hasil penyusutan tahunan dengan jumlah tahun pemakaian aset, seperti rumus yang telah diuraikan sebelumnya. Berikut perhitungannya:
Setelah dihitung, dapat diketahui bahwa akumulasi penyusutan aset gedung setelah digunakan selama 5 tahun adalah Rp45.000.000. Ini berarti nilai aset gedung di akhir tahun ke-5 adalah Rp55.000.000. Proses perhitungan depresiasi aset yang akurat bisa dilakukan menggunakan rekomendasi facility management software terbaik seperti ScaleOcean.
4. Kesimpulan
Dapat disimpulkan, bahwa penyusutan aset tetap di bisnis properti merupakan hal penting yang harus dipahami agar dapat mengalokasikan biaya aset selama umur ekonomisnya secara sistematis. Perhitungan penyusutan aset ini akan menjadi aspek yang menjadi acuan perusahaan dalam mengetahui secara menyeluruh nilai sebenarnya dari aset yang dimiliki.
Dengan berbagai metode penyusutan yang tersedia, penting bagi perusahaan untuk memilih metode yang paling mencerminkan pola penggunaan dan penurunan nilai aset yang dimiliki. Dengan begitu, pemahaman mengenai konsep dan cara menghitung akumulasi penyusutan aset tetap ini dapat memungkinkan pengusaha bisnis properti membuat keputusan keuangan lebih tepat,
mengoptimalkan strategi pajak, dan mempertahankan keakuratan laporan keuangan perusahaan.