Audrey
AudreyBalasan dalam 1 menit
Halo 👋

Hubungi kami untuk mengetahui bagaimana konsultan kami membantu perusahaan anda atau jadwalkan demo gratis dengan tim kami!
Industri Konstruksi Informasi Bisnis Solusi Bisnis

Cari Tahu Cara Membuat Project Charter untuk Proyek Anda!

3 Min Read     Posted on 29 Apr 2024

Share Artikel

Pembuatan project charter menjadi langkah krusial dalam memastikan keberhasilan proyek yang dijalankan oleh perusahaan konstruksi. Proses ini dimulai dengan pengumpulan informasi yang komprehensif mengenai tujuan proyek, sumber daya yang tersedia, dan tantangan yang mungkin dihadapi. Selain itu, aspek-aspek seperti anggaran, jadwal, dan risiko harus dianalisis secara seksama dan diintegrasikan ke dalam dokumen tersebut. 

Dengan menyusun project charter yang komprehensif, perusahaan dapat memastikan bahwa semua aspek proyek telah dipertimbangkan secara menyeluruh sebelum dimulai, sehingga meminimalkan risiko dan memastikan kesuksesan proyek yang berkelanjutan. Pada artikel ini, kita akan mengulas secara detail mengenai bagaimana cara membuat dan contoh project charter konstruksi yang terstruktur dengan baik. Simak sampai akhir!

1. Cara Membuat Project Charter

Dalam perusahaan konstruksi, cara pembuatan project charter menjadi tahap awal yang krusial dalam memastikan keberhasilan proyek. Project charter adalah dokumen resmi yang merangkum tujuan, lingkup, dan batasan proyek secara terperinci. Mulai dari mendefinisikan tujuan proyek, batasan waktu, anggaran, dan risiko yang mungkin dihadapi, project charter menjadi panduan yang kuat untuk menyelaraskan tim dan mengarahkan proyek menuju kesuksesan. Berikut ini beberapa cara efektif untuk membuat project charter yang perlu Anda ketahui.

a. Penetapan Tujuan

Pertama, penetapan tujuan menjadi salah satu aspek penting dalam pembuatan project charter. Tujuan proyek haruslah jelas, terukur, dan dapat dicapai agar memandu tim secara efektif. Langkah awal dalam menetapkan tujuan adalah memahami kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan. Hal ini melibatkan komunikasi yang intensif untuk memastikan bahwa tujuan yang ditetapkan mencerminkan visi bersama seluruh tim. Setelah itu, tujuan harus diformulasikan secara spesifik dan terukur, dengan indikator keberhasilan yang jelas.

Selain itu, dalam menetapkan tujuan penting juga untuk memperhitungkan ketersediaan sumber daya dan batasan yang mungkin mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut. Hal ini melibatkan evaluasi terhadap sumber daya manusia, keuangan, dan waktu yang tersedia untuk proyek. Dengan demikian, penetapan tujuan menjadi dasar yang kokoh dalam pembuatan project charter untuk mencapai keberhasilan proyek secara menyeluruh.

b. Penentuan Rencana Awal

Dalam penentuan rencana awal akan melibatkan pengidentifikasian langkah yang diperlukan untuk memulai proyek dengan baik. Langkah pertama adalah mengumpulkan informasi tentang lingkup proyek, termasuk tujuan, deliverables, dan batasan yang ada. Selanjutnya, tim proyek perlu mengevaluasi sumber daya yang tersedia, seperti anggaran, personel, dan schedule proyek untuk menyusun rencana yang realistis. Dalam hal ini, analisis risiko juga penting untuk mengidentifikasi potensi hambatan yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek.

Setelah itu, rencana awal dapat dirancang dengan memperhitungkan semua faktor tersebut, termasuk jadwal kerja, alokasi sumber daya, dan strategi mitigasi risiko. Rencana ini haruslah fleksibel, namun tetap terperinci sehingga memungkinkan perubahan jika diperlukan dan juga memberikan arah yang jelas bagi seluruh tim. Dengan menetapkan rencana awal yang kokoh dalam project charter, perusahaan konstruksi dapat memulai proyek dengan langkah yang terarah dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

c. Identifikasi Alokasi Sumber Daya

Cara membuat project charter berikutnya adalah identifikasi alokasi sumber daya yang menjadi langkah penting dalam perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan dan penugasan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dengan sukses. Tim proyek harus mengidentifikasi kebutuhan sumber daya manusia dan finansial untuk setiap fase proyek, termasuk tenaga kerja, alat konstruksi, material bangunan, dan anggaran. 

Selain itu, perencanaan alokasi sumber daya juga harus mempertimbangkan batasan mungkin mempengaruhi ketersediaan atau penggunaan sumber daya tersebut. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan penggunaan sumber daya secara efisien dan menghindari pemborosan yang tidak perlu. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan dari awal, perusahaan konstruksi dapat lebih mudah mengatur pembelian kebutuhan proyek hingga pengaturan logistik, yang semuanya berkontribusi pada pengelolaan proyek yang lebih efektif dan efisien. 

d. Identifikasi Stakeholders dan Tim 

Proses ini melibatkan pengelompokan pihak yang memiliki keterlibatan dalam proyek. Stakeholders bisa termasuk pemilik proyek, pihak yang membiayai proyek, pemerintah setempat, masyarakat sekitar, serta pihak terkait lainnya. Identifikasi ini memungkinkan tim proyek untuk memahami tujuan, persyaratan, milestone, peran, atau informasi lainnya sehingga memastikan bahwa komunikasi efektif terjalin sepanjang proyek. 

Selain itu, proses identifikasi tim juga krusial dalam menentukan siapa yang akan bertanggung jawab atas tugas-tugas tertentu dalam proyek. Tim proyek biasanya terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan keahlian, termasuk manajer proyek, insinyur, arsitek, dan tenaga kerja lapangan. Dengan mengidentifikasi secara tepat, project charter dapat mencakup peran dan tanggung jawab stakeholder serta tim secara jelas, sehingga semua pihak terlibat dalam proyek memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dan harapan.

e. Review dan Persetujuan

Terakhir, review dan persetujuan menjadi tahap penting untuk memastikan kesepakatan dan pemahaman bersama antara semua pemangku kepentingan. Cara membuat project charter ini melibatkan penyampaian draft project charter kepada semua pihak yang terlibat, termasuk pemilik proyek, manajemen senior, dan anggota tim proyek. Setelah draft disampaikan, dilakukan review menyeluruh terhadap seluruh isi dokumen, termasuk tujuan, lingkup, rencana, dan alokasi sumber daya.

Selama review, dilakukan juga koreksi dan penyesuaian jika diperlukan untuk memastikan bahwa project charter mencerminkan dengan akurat visi dan rencana proyek. Setelah semua perubahan selesai, dokumen harus disetujui secara resmi oleh semua pihak yang terlibat. Persetujuan project charter menunjukkan komitmen bersama untuk memulai dan melaksanakan proyek konstruksi sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan.

2. Contoh Project Charter

Project charter konstruksi adalah dokumen yang merinci tujuan, ruang lingkup, dan batasan proyek konstruksi. Sebagai contoh project charter konstruksi, terdapat sebuah proyek pembangunan gedung kantor memiliki project charter yang mencakup deskripsi proyek, seperti ukuran gedung, lokasi, dan fungsi ruang. Selain itu, dokumen ini juga menetapkan tujuan proyek, seperti menyelesaikan pembangunan dalam waktu tertentu dan dengan anggaran yang telah ditentukan. Untuk lebih mudah dalam memahaminya, berikut ini contoh project charter konstruksi

contoh project charter konstruksi

Sebagai salah satu dokumen penting dalam perusahaan konstruksi, contoh project charter tersebut merinci tujuan, ruang lingkup, dan tanggung jawab sebuah proyek. Selain itu, charter mungkin mencakup identifikasi pemangku kepentingan dan tim, serta risiko yang terkait dengan proyek. Dengan adanya project charter, semua pihak terlibat dapat memiliki pemahaman yang jelas mengenai apa yang diharapkan dari proyek konstruksi tersebut, sehingga meminimalisir risiko dan memastikan kesuksesan proyek.

3. Kesimpulan

Secara keseluruhan, proses pembuatan project charter dalam perusahaan konstruksi adalah fondasi yang kokoh untuk kesuksesan proyek. Dengan merumuskan dengan jelas tujuan, cakupan, batasan, dan ekspektasi proyek, serta mengidentifikasi pemangku kepentingan dan risiko yang terkait, perusahaan dapat membuka jalan bagi pelaksanaan proyek yang efisien dan efektif. Dokumen penting ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi yang kuat, memastikan semua pihak terlibat memiliki pemahaman yang sama tentang visi dan tujuan proyek.

Selain itu, dengan memasukkan aspek-aspek penting seperti pada contoh project charter, perusahaan konstruksi dapat mengelola proyek secara lebih terorganisir dan mengurangi kemungkinan gangguan atau kegagalan di masa depan. Dengan demikian, menyusun project charter bukan hanya sebuah tugas administratif, namun juga langkah strategis yang krusial dalam memastikan kesuksesan proyek dan membangun fondasi kuat untuk pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan Anda.

Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!

Dapatkan
Demo Gratis

Sampaikan kebutuhan bisnis Anda dan konsultasikan dengan tim ahli kami.

REKOMENDASI

Artikel Terkait

Berikut Dokumen Bongkar Muat Kapal dan Cara Mengurusnya

  May 15, 2024        3 Min Read

Berikut Dokumen Bongkar Muat Kapal dan Cara Mengurusnya

Berikut 6 Perbedaan CPM dan PERT di Bidang Konstruksi

  May 15, 2024        3 Min Read

Berikut 6 Perbedaan CPM dan PERT di Bidang Konstruksi

ScaleOcean, Web Based Freight Forwarding Software Terbaik

  May 15, 2024        3 Min Read

ScaleOcean, Web Based Freight Forwarding Software Terbaik