Kenali Konsep Downtime di Manufaktur dan Penyebabnya

ScaleOcean Team

Salah satu kondisi kritis yang sering menjadi tantangan dalam industri manufaktur adalah downtime mesin. Keadaan ini bisa terjadi karena berbagai alasan. Mulai dari kerusakan peralatan hingga masalah kualitas. Jika dibiarkan justru akan memberi dampak negatif terhadap produktivitas, biaya, dan reputasi perusahaan.

Oleh karena itu, memahami cara mengatasi waktu henti mesin kini menjadi prioritas utama bagi banyak perusahaan. Lantas apa yang bisa dilakukan? Jangan khawatir, artikel kali ini akan membahas beberapa tips penting yang dapat membantu Anda dalam mengatasi dan mencegah waktu henti mesin sehingga nantinya dapat memastikan kelancaran proses manufaktur dan mendukung keberlanjutan bisnis Anda.

1. Pengertian Downtime Mesin

Perhatikan ilustrasi berikut. Sebuah pabrik otomotif mengalami gangguan dalam lini produksinya karena kerusakan pada salah satu mesin pengelas robotik. Mesin tersebut mengalami kegagalan karena adanya masalah pada perangkat lunak yang mengendalikannya. Selama mesin tersebut tidak berfungsi, seluruh alur produksi harus dihentikan. Tentu hal ini menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman produk ke dealer dan pelanggan. Dari ilustrasi tersebut, apa yang bisa Anda simpulkan dari konsep downtime?

Downtime mesin adalah periode ketika mesin atau sistem sedang tidak beroperasional atau mati. Kondisi ini sebenarnya bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Seperti rusaknya perangkat keras, kendala perangkat lunak, perawatan rutin, atau bahkan adanya masalah dalam supply chain. Dalam industri manufaktur, kondisi tersebut bisa menguras banyak biaya dan berpengaruh pada produktivitas secara keseluruhan.

Bagi bisnis yang mengandalkan efisiensi dan kinerja tinggi, kondisi seperti ini memberi dampak yang sangat signifikan. Tidak hanya pada produktivitas tetapi juga bisa mengganggu jadwal produksi dan berpotensi mengurangi kepuasan pelanggan jika menyebabkan keterlambatan pengiriman. Dalam beberapa kasus, downtime yang panjang justru menyebabkan perusahaan kehilangan keunggulan kompetitif di pasar.

2. Penyebab Downtime di Manufaktur

Beberapa penyebab sebenarnya telah disinggung di atas. Namun, berikut akan dijelaskan lebih detail beberapa penyebab downtime yang akan sering Anda temui di industri manufaktur.

a. Kerusakan Peralatan

Kerusakan pada mesin atau peralatan adalah penyebab umum downtime di pabrik. Secara spesifik bisa tentang kegagalan komponen atau masalah teknis lain yang membuat mesin tidak berfungsi. Kemudian ketika dilakukan perbaikan justru memakan waktu dan biaya yang mahal, terutama jika perlu mengganti bagian-bagian yang langka atau bernilai tinggi.

b. Kegagalan Sumber Daya

Industri manufaktur sering kali bergantung pada pasokan energi dan sumber daya lain seperti air atau gas. Jika terjadi kendala seperti pemadaman listrik atau masalah dalam pasokan air, akan bisa menghentikan siklus produksi. Jika tidak memiliki cadangan lainnya, pabrik harus menunggu hingga sumber utama dapat digunakan kembali.

c. Ketergantungan pada Pemasok

Ketergantungan pada supplier untuk bahan baku atau komponen penting juga bisa menjadi penyebab waktu henti. Jika pemasok mengalami keterlambatan atau kegagalan dalam proses logistik, seluruh aktivitas dalam produksi juga harus dihentikan hingga pasokan kembali normal. Maka penting sekali untuk memiliki alternatif supplier lainnya agar dapat meminimalisir kondisi tersebut.

d. Peralatan yang Tidak Tepat

Penyebab lainnya dari downtime adalah menggunakan peralatan yang tidak tepat atau usang. Hal ini bisa menyebabkan penurunan efisiensi produksi dan berpotensi mengakibatkan waktu henti mesin. Peralatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan produksi bisa menimbulkan masalah teknis dan jika fatal justru menyebabkan risiko gagal produksi.

e. Masalah Kualitas

Masalah kualitas sering menjadi sumber waktu henti yang signifikan. Cacat produksi atau kesalahan dalam proses manufaktur dapat menimbulkan produk yang tidak memenuhi standar atau spesifikasi yang ditentukan. Hal ini akan memerlukan penghentian lini produksi untuk investigasi menyeluruh, perbaikan, dan dalam beberapa kasus, bahkan pembuatan ulang produk.

f. Kondisi Lingkungan

Penyebab lain dari terjadinya downtime mesin adalah faktor lingkungan seperti cuaca ekstrem, gempa bumi, atau banjir. Kondisi-kondisi ini mungkin tidak dapat dihindari dan bisa berdampak langsung pada fasilitas produksi, menyebabkan kerusakan struktural atau gangguan lain yang menghentikan operasional.

3. Tips Atasi Downtime pada Manufaktur

Setelah memahami ternyata ada banyak sumber dan penyebabnya, maka Anda wajib mengetahui cara mengatasi kondisi tersebut. Hal ini dimaksudkan supaya Anda bisa lebih siap ketika kondisi-kondisi di atas terjadi sehingga risiko dari downtime dapat diminimalisir dan tidak memberi dampak signifikan bagi keberlangsungan operasional.

Tips pertama atasi downtime adalah pemeliharaan preventif. Apa maksudnya? Kegiatan proaktif untuk menjaga mesin dan peralatan agar selalu dalam kondisi kerja yang optimal. Dengan menjadwalkan inspeksi dan perawatan rutin, Anda dapat mengidentifikasi dan memperbaiki masalah sebelum berdampak bagi proses produksi. Ini sangat membantu dalam mencegah waktu henti yang tak terduga dan memperpanjang umur peralatan.

Salah satu strategi penting lainnya dalam mengatasi downtime adalah menerapkan teknologi untuk pemantauan kinerja mesin secara real-time. Dengan menggunakan sistem analitik prediktif atau perangkat lunak ERP, Anda dapat menerima peringatan dini terhadap potensi kegagalan dalam mesin atau sistem. Peringatan ini memungkinkan teknisi untuk segera mengintervensi dan mengambil tindakan perbaikan. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya membantu dalam mencegah gangguan produksi tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi.

Mengelola persediaan komponen pengganti dan bahan baku dengan efektif juga dapat dilakukan untuk menghindari waktu henti akibat ketergantungan pada pemasok. Menjaga stok cadangan yang memadai dan berhubungan erat dengan supplier mendukung proses produksi untuk tetap berlanjut tanpa hambatan, bahkan jika terjadi masalah dengan pengiriman.

Karena tidak semua waktu henti dapat dicegah, memiliki rencana respons darurat yang efektif adalah tips penting lainnya. Pastikan bahwa rencana ini harus mencakup langkah-langkah yang tetap rasional dan memungkinkan untuk dilakukan. Bisa dimulai dengan komunikasi internal dan eksternal, serta alternatif rencana produksi untuk memulihkan operasional secepat mungkin.

Baca Juga: 18 Software Manufaktur Terbaik untuk Efisiensi Pabrik

4. Kesimpulan

Downtime mesin adalah masalah yang serius dalam industri manufaktur. Kondisi ini dapat mempengaruhi produktivitas, efisiensi, bahkan reputasi perusahaan. Namun, dengan pendekatan yang tepat dan strategis, waktu henti mesin bisa diminimalkan. Upaya tersebut bisa mencakup pemeliharaan preventif, monitoring real-time, manajemen persediaan yang efektif, dan perencanaan respons darurat yang rasional.

Langkah-langkah ini bukan hanya berfungsi untuk menjaga mesin dan peralatan berjalan lancar tetapi juga membangun budaya responsif dan proaktif terhadap masalah yang mungkin muncul di perusahaan. Terlebih bagi lingkup bisnis yang sangat kompetitif seperti manufaktur, penerapan strategi ini bisa menjadi faktor kunci untuk mencapai keunggulan pasar dan keberhasilan jangka panjang.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?