Bisnis manufaktur memiliki beragam jenis jenis produksi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan bisnis. Ada yang dibedakan berdasarkan cara produksi, jenis produk yang dihasilkan, hingga model bisnis yang diterapkan. Dengan memahami hal tersebut, Anda akan lebih strategis memilih produksi yang paling menguntungkan bagi bisnis Anda.
Nah, sesuai dengan pengantar di atas, artikel ini akan menjelaskan dengan detail jenis jenis produksi tersebut dari berbagai aspek. Mulai dari tipe produk, model bisnis, hingga proses produksi yang dijalankan. Pemahaman mengenai variasi ini tidak hanya penting bagi pemilik bisnis, tetapi juga bagi para pemangku kepentingan lainnya, seperti investor, regulator, dan konsumen. Yuk, cari tahu penjelasannya di bawah ini!
Baca Juga: 10 Proses Manufaktur Plastik dan Tips Tingkatkan Efektivitas
1. Jenis Produksi Berdasarkan Tipe Produk
Terdapat berbagai jenis produk yang dihasilkan dari aktivitas manufaktur dan setiap tipe produk memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda. Berikut adalah jenis jenis produksi berdasarkan tipe produknya.
a. Produk Konsumen
Produk konsumen merupakan barang atau jasa yang dirancang langsung untuk konsumen dengan tujuan memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginannya sehari-hari. Ciri khas dari produk ini adalah siklus hidup yang cenderung singkat, dikarenakan cepatnya produk tersebut dikonsumsi atau digunakan. Contoh umum dari produk konsumen meliputi makanan, minuman, pakaian, dan kosmetik.
Meskipun barang elektronik memiliki jangka waktu penggunaan yang relatif lebih lama, produk tersebut juga tetap termasuk dalam kategori ini. Dalam pemasarannya, setiap produk konsumen tentu memerlukan pendekatan yang berbeda dan harus disesuaikan berdasarkan target pasar serta karakteristik dari produk itu sendiri.
b. Produk Kapital
Produk kapital adalah produk yang dibeli oleh bisnis manufaktur untuk membantu proses produksi, bukan untuk dikonsumsi secara langsung. Produk ini memiliki umur ekonomis yang panjang dan biasanya melibatkan investasi yang besar. Contohnya mesin, peralatan, bangunan, dan kendaraan untuk transportasi komersial. Investasi pada produk kapital perlu analisis mendalam karena melibatkan biaya yang besar dan dampak jangka panjang terhadap operasional perusahaan.
c. Produk Bahan Baku
Dalam bisnis manufaktur, proses produksi tidak selalu menghasilkan barang jadi atau finished goods yang langsung siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen akhir. Sebaliknya, ada banyak perusahaan yang fokus pada produksi bahan baku atau raw material yang kemudian akan digunakan oleh industri lain sebagai input dalam proses produksi.
Misalnya, industri pertambangan yang menghasilkan bijih besi. Bijih besi ini bukanlah produk yang siap digunakan oleh konsumen, melainkan bahan baku yang akan diolah oleh industri baja untuk menghasilkan plat besi atau produk besi lainnya. Sebagai contoh lain, industri perkebunan yang menghasilkan karet alam. Karet ini kemudian akan menjadi bahan baku bagi industri ban, sepatu, atau produk karet lain.
2. Jenis Produksi Berdasarkan Model Bisnis
Jenis produksi juga dikelompokkan berdasarkan model bisnis. Secara umum, terdapat dua model bisnis yaitu make to order dan make to stock. Pahami perbedaan keduanya di pembahasan berikut.
a. Make to Order
Model make to order merupakan jenis produksi yang dimulai dengan menerima pesanan dari pelanggan. Artinya, produk tidak dibuat hingga ada permintaan khusus. Model ini sangat umum di industri yang menawarkan kustomisasi tinggi seperti sektor otomotif mewah, perabotan khusus, atau pakaian desainer.
Dengan menerapkan produksi ini, Anda dapat mengurangi biaya penyimpanan karena tidak perlu menyimpan stok barang jadi yang mungkin tidak laku. Tapi Anda perlu memastikan proses produksi berjalan cepat dan efisien setelah pesanan diterima untuk memenuhi ekspektasi pelanggan. Selain itu, diperlukan juga sistem manajemen permintaan yang baik untuk mengantisipasi dan merespons kebutuhan pelanggan dengan tepat.
b. Make to Stock
Sebaliknya, model make to stock melibatkan proses produksi massal untuk disimpan di gudang untuk mengantisipasi adanya permintaan ke depannya. Produk-produk tersebut dibuat berdasarkan perkiraan atau ramalan permintaan, bukan pesanan khusus dari pelanggan. Jenis produksi ini sering ditemui di industri dengan permintaan yang relatif stabil dan dapat diprediksi, seperti makanan olahan, barang konsumsi sehari-hari, dan elektronik.
Model make to stock memungkinkan bisnis manufaktur untuk segera merespons saat ada permintaan karena produk sudah siap dikirim dari gudang. Dari sini, kepuasan pelanggan bisa meningkat karena waktu tunggu mereka lebih singkat. Namun, jika perkiraan permintaan tidak akurat, perusahan akan memiliki biaya penyimpanan yang tinggi atau bahkan kerugian karena produk yang overstock dan tidak laku.
3. Jenis Produksi Berdasarkan Proses Produksi
Selain berdasarkan tipe produk yang dihasilkan dan model bisnisnya, jenis produksi juga dibedakan berdasarkan proses manufaktur yang dilakukan pada pabrik. Umumnya dibagi menjadi manufaktur diskrit dan manufaktur proses.
a. Manufaktur Diskrit
Manufaktur diskrit adalah proses produksi yang menghasilkan produk dalam bentuk unit atau potongan yang terpisah dan dapat dihitung secara individu. Produk yang dihasilkan melalui jenis produksi ini biasanya memiliki karakteristik yang berbeda dan spesifik sesuai dengan kebutuhan. Bisnis manufaktur seperti elektronik, perabotan, mainan, dan kendaraan adalah contoh yang menggunakan metode produksi diskrit.
Pada manufaktur diskrit, setiap produk memiliki alur produksi yang khas dan terstruktur secara jelas. Sehingga diperlukan kontrol kualitas yang ketat pada setiap unit yang diproduksi. Selain itu, proses ini tentunya juga memiliki sejumlah tantangan dalam manajemen inventaris dan kebutuhan untuk mengatur ulang mesin atau alat produksi ketika ada perubahan desain atau spesifikasi produk.
b. Manufaktur Proses
Berbeda dengan manufaktur diskrit, manufaktur proses adalah jenis produksi yang bersifat kontinu dan seragam. Produk dihasilkan melalui serangkaian proses kimia atau fisik yang berkelanjutan. Industri seperti makanan dan minuman, kimia, minyak dan gas, serta farmasi adalah contoh yang menggunakan manufaktur proses.
Salah satu keunggulan dari proses ini adalah efisiensi skala. Karena produksi berlangsung secara kontinu, biaya produksi per unit produk cenderung lebih rendah. Namun, juga memerlukan investasi awal yang besar dalam teknologi dan peralatan. Selain itu, perubahan dalam resep atau formula produk mungkin memerlukan modifikasi yang signifikan dalam proses produksi dan bisa menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan.
4. Kesimpulan
Dalam bisnis manufaktur, ada jenis jenis produksi yang dapat dikelompokkan berdasarkan tipe produk, model bisnis, dan proses produksinya. Berdasarkan tipe produk, ada produk konsumen yang langsung digunakan oleh masyarakat, produk kapital yang berfungsi sebagai alat bantu produksi, dan produk bahan baku yang menjadi dasar dalam pembuatan produk lain.
Dari segi model bisnis, ada model make to order yang berfokus pada produksi berdasarkan permintaan khusus, dan make to stock yang memproduksi barang berdasarkan ramalan permintaan. Sedangkan dari proses produksinya, ada manufaktur diskrit yang menghasilkan produk satuan dan manufaktur proses yang berjalan secara kontinu. Setiap jenis produksi tentunya memiliki kelebihan, kekurangan, dan tantangan masing-masing. Oleh karena itu, pemilihannya harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan bisnis.