Efisiensi dalam proses pembelian sangat penting bagi setiap bisnis agar dapat menghemat waktu dan biaya operasional.
Salah satu cara yang efektif untuk mengelola pembelian dalam jumlah besar adalah melalui Blanket Purchase Order (BPO). Blanket Purchase Order adalah perjanjian antara pembeli dan pemasok untuk membeli barang atau jasa dalam jumlah besar dengan pengiriman berkala.
Pemahaman mengenai BPO ini akan membantu Anda dalam menyederhanakan proses pembelian dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan Anda. Melalui artikel ini, Anda akan memahami lebih dalam apa itu blanket purchase order, bagaimana cara bikin purchase order yang efektif, dan melihat contoh purchase order form yang bisa digunakan untuk melakukan blanket purchase order dan diadaptasi dalam berbagai kebutuhan bisnis.
1. Apa itu Blanket Purchase Order
Blanket Purchase Order (BPO) adalah jenis perjanjian pembelian yang dilakukan antara pembeli dan pemasok untuk membeli barang atau jasa dalam jumlah besar, tetapi dengan pengiriman yang dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan pembeli. Perjanjian ini memungkinkan pembeli untuk menetapkan harga dan syarat lainnya selama periode tertentu tanpa harus menentukan jumlah total dan waktu pengiriman semua barang atau jasa pada awal kontrak.
BPO sangat berguna untuk menghemat waktu dalam proses pemesanan berulang dan memastikan kelancaran pasokan tanpa harus melakukan negosiasi ulang. Blanket Purchase Order biasanya digunakan dalam konteks pembelian bahan baku atau produk yang dibutuhkan secara rutin, sehingga dapat membantu perusahaan mengelola inventaris dengan lebih efektif dan mengurangi biaya administratif.
2. Perbedaan BPO dengan PO
Blanket Purchase Order dan Purchase Order memiliki beberapa perbedaan pada beberapa aspek. Berikut penjelasan mengenai perbedaan antara Blanket Purchase Order (BPO) dan Purchase Order (PO).
a. Durasi
Blanket Purchase Order biasanya berlaku untuk jangka panjang, sekitar satu tahun atau lebih. BPO menawarkan stabilitas dalam penyediaan dan harga. BPO sangat bermanfaat dalam hubungan pembelian jangka panjang, dimana kebutuhan akan barang atau jasa akan dibeli secara berulang atau kontinu, serta memastikan ketersediaan tanpa perlu negosiasi kontrak baru secara berulang.
Akan tetapi, Purchase Order biasanya memiliki durasi yang terbatas dan berfokus pada transaksi tunggal yang ditutup setelah pengiriman dan pembayaran selesai. PO cocok untuk proyek atau pembelian khusus yang tidak memerlukan persediaan berkelanjutan.
b. Volume dan Frekuensi
Blanket Purchase Order cocok untuk situasi dimana pembelian serupa dilakukan secara rutin, seperti perlengkapan kantor atau bahan baku yang digunakan secara berkelanjutan. BPO mengurangi kebutuhan untuk mengeluarkan PO baru untuk setiap transaksi, sehingga mengoptimalkan proses pembelian dan mempercepat penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan secara rutin.
Sebaliknya, Purchase Order biasa digunakan untuk transaksi yang jelas dan definitif, dimana setiap detail pembelian ditentukan dengan pasti, membuatnya cocok untuk pengadaan yang memerlukan spesifikasi, seperti peralatan khusus atau bahan untuk proyek tertentu.
c. Detail dan Spesifikasi
Rincian spesifikasi pada BPO tidak mencakup keterangan yang mendalam. Misalnya, BPO mungkin menetapkan pembelian bahan baku hingga batas tertentu tanpa adanya spesifikasi untuk tiap pengiriman, memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan kebutuhan produksi yang berubah-ubah.
Sementara itu, dalam Purchase Order, semua spesifikasi produk atau jasa seperti ukuran, warna, model, teknologi, dan lainnya harus ditentukan dengan jelas untuk memastikan bahwa apa yang diterima sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa tidak ada keraguan mengenai apa yang telah disetujui untuk dibeli.
d. Manajemen Inventori
Blanket Purchase Order memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam manajemen inventori. Hal ini sesuai untuk barang yang memiliki variasi penggunaan atau permintaan yang tidak terduga. Dengan BPO, perusahaan dapat menyesuaikan pengiriman sesuai kebutuhan aktual, dan mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan stok yang bisa berdampak pada operasional atau biaya.
Sebaliknya, dalam sistem Purchase Order, manajemen inventori biasanya lebih ketat dan terkontrol, karena setiap barang dibeli untuk kebutuhan yang sudah jelas dan sering kali dipesan berdasarkan permintaan spesifik. Hal ini dapat mengurangi risiko overstock dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Baca juga: Definisi Pembelian Kredit dan Prosedurnya
3. Cara Bikin Purchase Order
Membuat Blanket Purchase Order (BPO) melibatkan beberapa langkah penting untuk memastikan bahwa kedua pihak, pembeli dan penjual, memiliki pemahaman yang jelas tentang kondisi dan persyaratan pembelian. Berikut adalah cara bikin Purchase Order.
a. Identifikasi Kebutuhan
Mulailah dengan menganalisis pola penggunaan material atau jasa dalam bisnis Anda untuk menentukan kebutuhan yang akan ditangani oleh Blanket Purchase Order. Penilaian ini harus mencakup volume yang dibutuhkan dan frekuensi pemesanan yang optimal. Klarifikasi ini akan membantu Anda dalam merumuskan kerangka kerja BPO yang efisien, memastikan bahwa kebutuhan akan sumber daya dipenuhi tanpa menyebabkan kelebihan stok atau kekurangan.
b. Pilih Pemasok
Lakukan riset mendalam untuk memilih pemasok yang tidak hanya menawarkan harga terbaik, tetapi juga kualitas yang tinggi dan konsisten. Pertimbangkan reputasi pemasok, responsi mereka terhadap permintaan, dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan Anda. Pilihan pemasok yang tepat adalah hal yang tepat untuk mendapatkan pasokan yang stabil dan hubungan bisnis yang lancar selama masa kontrak.
c. Negosiasi Ketentuan
Diskusikan dan negosiasikan semua aspek penting seperti harga, syarat pembayaran, durasi kontrak, dan kondisi pembatalan atau modifikasi. Pertimbangan yang cermat terhadap ketentuan ini akan menjamin bahwa Anda mendapatkan respons dan produk terbaik yang menguntungkan kedua belah pihak. Proses negosiasi yang efektif akan menghasilkan kesepakatan yang adil dan transparan, mengurangi kemungkinan kesalahpahaman atau konflik di kemudian hari.
d. Tentukan Detail Kontrak
Kontrak harus jelas dan spesifik dalam menentukan jumlah minimal dan maksimal, jadwal pengiriman, dan bagaimana perubahan harga akan diterapkan. Menyusun detail-detail ini dengan hati-hati akan membantu menghindari konflik antara dua belah pihak, dan memastikan bahwa kedua pihak memahami kewajiban mereka.
Kontrak yang baik akan mencakup mekanisme fleksibel yang dapat disesuaikan dengan perubahan pasar atau kebutuhan operasional, yang juga dapat didukung oleh aplikasi purchasing untuk mempermudah pemantauan dan pengelolaan pembelian secara lebih efisien.
e. Dokumentasi dan Persetujuan
Setiap aspek dari kesepakatan harus didokumentasikan dengan jelas dalam kontrak yang legal. Pastikan bahwa semua pihak yang terlibat memahami isi kontrak dan setuju dengan semua ketentuannya sebelum menandatangani. Proses persetujuan ini adalah penting untuk memastikan bahwa BPO memiliki dasar hukum yang kuat dan diakui oleh semua pihak.
f. Penerbitan BPO
Blanket Purchase Order harus mencakup semua detail yang telah disepakati dan bertindak sebagai dokumen pengikat antara pembeli dan pemasok. Pastikan bahwa dokumen ini mencakup semua spesifikasi yang diperlukan dan jelas mengkomunikasikan ekspektasi kepada pemasok. Penggunaan BPO yang efektif akan meminimalkan kebutuhan untuk transaksi pembelian tambahan.
g. Pengawasan dan Penyesuaian
Evaluasi kinerja pemasok dan kualitas pengiriman dilakukan secara berkala. Penyesuaian pada BPO dibuat berdasarkan perubahan dalam kebutuhan bisnis atau respons pemasok. Hal ini penting untuk memastikan bahwa BPO tetap relevan dan efektif dalam menjawab dinamika pasar atau operasional.
h. Manajemen Kontrak
Pembeli harus aktif dalam mengelola hubungan dengan pemasok selama masa kontrak. Hal ini termasuk melakukan renegosiasi untuk menyesuaikan dengan kondisi yang berubah, dan memastikan bahwa kedua belah pihak tetap puas dengan kesepakatan. Manajemen kontrak yang proaktif akan membantu memperkuat hubungan bisnis dan menetapkan keberlanjutan pasokan dan kepuasan kedua pihak.
4. Contoh Purchase Order Form
Berikut adalah contoh struktur formulir Blanket Purchase Order (BPO) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk membuat perjanjian pembelian dengan pemasok. Formulir ini mencakup elemen-elemen penting yang biasanya diperlukan dalam sebuah BPO.
Form blanket purchase order di atas merupakan contoh yang mencakup semua detail penting seperti informasi pembeli dan supplier, deskripsi barang yang diorder secara berkala, serta syarat dan kondisi yang disepakati oleh kedua belah pihak.
5. Kesimpulan
Blanket Purchase Order (BPO) adalah solusi yang efektif untuk mempercepat dan mempermudah proses pembelian dalam bisnis yang memerlukan pasokan berulang. Melalui pembuatan dan penggunaan BPO, perusahaan dapat mengurangi beban administratif, mengoptimalkan waktu, dan menjaga ketersediaan barang dengan lebih efektif.
Artikel ini telah menjelaskan bagaimana cara bikin purchase order dan memberikan contoh purchase order form yang dapat Anda gunakan sebagai acuan. Dengan memahami konsep dan penggunaan dari Blanket Purchase Order, Anda bisa meningkatkan efisiensi operasional dan memastikan bahwa kebutuhan bisnis Anda dapat terpenuhi.