Salah satu metrik yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu mengelola persediaan adalah inventory turnover. Metrik ini tidak hanya memberikan gambaran tentang efisiensi bisnis, tetapi juga dapat membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Nilai dari turnover yang baik juga sangat berdampak pada aktivitas bisnis lainnya, bukan hanya pada pengaturan persediaan.
Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan dengan detail apa itu inventory turnover, fungsi utamanya, serta beberapa tips untuk meningkatkannya. Melalui ini, Anda menjadi tahu dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya turnover dan bagaimana menggunakannya untuk meningkatkan kinerja bisnis Anda.
1. Apa itu Inventory Turnover?
Inventory turnover adalah nilai atau parameter yang bermanfaat bagi manajemen bisnis karena dapat digunakan untuk menentukan frekuensi suatu perusahaan dalam menjual dan mengganti persediaannya di rentang waktu tertentu. Semakin tinggi angka turnover, berarti semakin efisien perusahaan dalam menjual persediaannya. Namun, angka yang terlalu tinggi ini juga bisa menunjukkan kalau perusahaan tidak memiliki persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan. Sehingga menyebabkan penurunan penjualan dan ketidakpuasan pelanggan.
Sebaliknya, jika perusahaan memiliki angka turnover yang rendah, artinya perusahaan memiliki terlalu banyak stok yang tidak terjual. Apa dampaknya? Biaya penyimpanan menjadi tinggi dan ada risiko kerugian jika barang-barang tersebut menjadi usang. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyusun strategi bisnis dan manajemen supply chain yang dapat mengelola nilai inventory turnover dengan efektif.
Menyusun strategi inventory turnover adalah kebutuhan yang tidak bisa disamakan, tergantung pada jenis industrinya. Misal, industri ritel mungkin ingin memiliki angka turnover yang lebih tinggi karena menjual barang-barang konsumsi yang cepat berubah dan memiliki umur simpan yang pendek. Sementara itu, perusahaan manufaktur justru memilih untuk memiliki angka turnover yang lebih rendah untuk memastikan perusahaan selalu memiliki cukup bahan baku untuk produksi. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk memahami kebutuhan masing-masing.
2. Fungsi Inventory Turnover
Inventory turnover adalah konsep penting dalam manajemen bisnis karena memiliki sejumlah fungsi yang dapat membantu perusahaan memahami dan meningkatkan operasionalnya. Berikut beberapa fungsi tersebut.
a. Mengukur Efisiensi Bisnis
Inventory turnover adalah indikator penting dari efisiensi operasional. Angka yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu menjual dan mengganti persediaannya dengan cepat. Artinya, perusahaan mampu mengubah stok dalam persediaan menjadi penjualan dan pendapatan dalam waktu yang singkat. Kondisi ini sangat dibutuhkan dalam bisnis karena modal yang terikat dalam persediaan tidak akan dapat diputar untuk operasional sampai barang tersebut terjual.
Namun, ingat juga bahwa angka turnover yang tinggi bukanlah satu-satunya tujuan bisnis. Anda harus tetap memahami konteks operasi dan strategi bisnis secara keseluruhan. Contoh, suatu perusahaan memilih mempertahankan persediaan yang lebih besar karena untuk memastikan adanya stok demi memenuhi permintaan pelanggan atau sebagai strategi rantai pasok mereka, meski hal ini bisa menurunkan tingkat turnover.
b. Optimasi Persediaan
Stock turn juga berfungsi sebagai instrumen untuk optimasi persediaan. Dengan memantau dan menganalisis rasionya, perusahaan dapat memahami seberapa baik alur supply chain dalam menyeimbangkan kebutuhan meminimalkan stok dengan kebutuhan memenuhi permintaan pelanggan. Dengan ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak pada supply chain yang berkaitan dengan jumlah stok dan kapan harus memesan lebih banyak.
Selain itu, analisis nilai turnover dapat membantu perusahaan mengidentifikasi potensi masalah dalam manajemen persediaan. Misalnya, jika turnover rendah, bisa jadi indikator kalau perusahaan membeli terlalu banyak stok atau tidak mampu menjual barang dengan cepat. Sebaliknya, jika nilainya tinggi artinya perusahaan sering kehabisan stok, yang dapat menyebabkan penurunan penjualan dan kepuasan pelanggan. Hal yang demikian sangat berpengaruh terhadap efisiensi produksi ke depannya.
c. Analisis Kinerja Perusahaan
Fungsi lain inventory turnover adalah sebagai bahan untuk analisis kinerja perusahaan. Melalui pengukuran ini, investor dan pemangku kepentingan lainnya dapat menilai sejauh mana perusahaan mampu mengelola persediaan secara efektif. Tingkat yang sehat menunjukkan bahwa perusahaan dapat menjual barangnya dengan cepat. Artinya perusahaan menggunakan modal kerja dengan efisien.
Namun, seperti sebelumnya, penting untuk tetap memahami konteks bisnis Anda. Perusahaan dengan turnover persediaan yang rendah mungkin sedang berjuang untuk menjual barang yang ada, atau memang sengaja mempertahankan persediaan yang lebih besar untuk tujuan strategis. Oleh karena itu, nilai ini harus dipertimbangkan bersama dengan faktor-faktor lain dalam analisis kinerja perusahaan.
d. Perencanaan Keuangan
Tidak hanya itu, nilai stock turn juga digunakan dalam menyusun perencanaan keuangan. Dengan memahami seberapa cepat persediaan berubah menjadi penjualan, perusahaan dapat meramalkan pendapatan dan arus kas. Sehingga sangat membantu dalam membuat keputusan operasional bisnis tentang jumlah stok yang harus ada dalam persediaan, serta kapan dan bagaimana perusahaan melakukan pembelian.
Selain itu, pemahaman yang baik tentang ini juga akan mempermudah perusahaan mengelola risiko keuangan. Misalnya, Anda mendapati tingkat turnover yang rendah, maka perusahaan bisa memilih untuk mengurangi investasi dalam persediaan untuk mengurangi risiko terikatnya modal dalam stok yang tidak terjual.
e. Analisis Profitabilitas
Dengan mengetahui seberapa cepat persediaan berubah menjadi penjualan, perusahaan dapat meramalkan berapa pendapatan yang akan dihasilkan. Selain itu, dengan mengoptimalkan tingkat inventory turnover, perusahaan juga dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan penanganan. Langkah ini dapat membantu perusahaan meningkatkan margin keuntungan.
3. Tips Tingkatkan Inventory Turnover
Pertama, lakukan manajemen persediaan yang efektif. Proses ini bisa dilakukan dengan memahami permintaan pelanggan, memantau tingkat penjualan, dan meramalkan tren penjualan. Anda bisa menggunakan teknologi seperti sistem ERP untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Selain itu, teknik manajemen persediaan seperti just-in-time (JIT), yang berfokus pada pengurangan stok dan pengiriman barang ketika dibutuhkan saja, juga bisa membantu meningkatkan turnover.
Selanjutnya pertimbangkan penyesuaian harga dan promosi untuk meningkatkan penjualan. Misalnya, dengan menurunkan harga atau menawarkan diskon pada barang-barang yang lambat terjual agar mendorong penjualan dan mengurangi jumlah persediaan. Namun, Anda tetap perlu waspada dengan dampak dari strategi ini terhadap margin keuntungan. Bisnis juga harus memastikan bahwa strategi penurunan harga atau promosi tidak akan merusak persepsi nilai produk oleh pelanggan.
Tips lain yang tidak kalah penting adalah menjaga hubungan baik dengan pemasok. Dengan ini Anda dapat menegosiasikan syarat dan kondisi pada proses supply chain, seperti pengiriman yang lebih cepat atau pesanan dalam jumlah yang lebih kecil. Hal ini dapat memungkinkan perusahaan untuk menjaga stok agar lebih rendah tanpa berisiko kehabisan persediaan. Selain itu, pastikan juga bahwa Anda memiliki pemasok yang dapat diandalkan. Tujuannya agar ketersediaan barang tetap terjaga dan risiko gangguan dalam supply chain dapat diminimalkan.
4. Kesimpulan
Kita telah membahas apa itu inventory turnover, fungsinya di bisnis, serta cara mengoptimalkannya. Ternyata inventory turnover adalah metrik penting karena menunjukkan seberapa efisien perusahaan menjual dan mengganti persediaannya. Namun, perlu diingat bahwa nilai ini bukan satu-satunya pengukur kesuksesan bisnis. Semuanya tetap bergantung pada industri dan kondisi perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami kebutuhan dan konteks operasional.
Ada beberapa tips bagi perusahaan yang berusaha meningkatkan nilai turnover. Di antaranya fokus pada manajemen persediaan yang efektif, penyesuaian harga dan promosi, dan membangun hubungan yang baik dengan pemasok demi terwujudnya kelancaran supply chain. Teknologi dan teknik manajemen persediaan seperti sistem ERP dan pendekatan JIT juga bisa dipertimbangkan sebagai alternatif lainnya.