Persediaan barang adalah stok yang disimpan untuk dijual atau digunakan dalam produksi, dan membutuhkan pemantauan serta pengelolaan yang cermat supaya bisnis dapat berjalan efisien dan menguntungkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara menghitung persediaan awal dan akhir, serta memilih metode perhitungan persediaan yang tepat.
Pemahaman ini tidak hanya membantu dalam mengoptimalkan tingkat stok dan mengurangi biaya penyimpanan, tapi juga diperlukan dalam menyajikan laporan keuangan yang akurat. Nah, sesuai dengan pengantar di atas, artikel ini akan membantu Anda untuk memahami lebih lanjut cara menghitung persediaan disertai rumus dan skenario sederhananya. Yuk, langsung simak pembahasannya!
1. Pentingnya Tahu Persediaan Awal dan Akhir
Memahami jumlah persediaan awal dalam bisnis diperlukan untuk mengelola arus kas dan operasional secara efisien. Persediaan awal merupakan jumlah stok yang tersedia di awal periode akuntansi, sehingga dibutuhkan dalam perencanaan pembelian dan produksi selanjutnya. Dengan mengetahui jumlah persediaan yang sudah ada, perusahaan dapat menghindari pembelian berlebih yang bisa mengakibatkan biaya penyimpanan tambahan atau risiko kerusakan barang.
Sedangkan, persediaan akhir sangat penting untuk evaluasi kinerja dan pengambilan keputusan strategis. Persediaan akhir dihitung di akhir periode akuntansi, sehingga memberikan informasi jumlah barang yang belum terjual. Jika persediaan akhir tinggi, mengindikasikan adanya masalah dalam penjualan atau mungkin terlalu banyak pembelian atau produksi. Sebaliknya, ketika rendah menandakan adanya permintaan yang tinggi atau kekurangan pasokan.
Analisis perbandingan antara kedua nilai ini sangat membantu Anda untuk meningkatkan efisiensi operasional, manajemen rantai pasokan, dan strategi pengadaan perusahaan. Misalnya, perbedaan signifikan antara persediaan awal dan akhir dapat menunjukkan perubahan permintaan pasar, efektivitas marketing campaign, atau keperluan menyesuaikan strategi pembelian. Selain itu, data ini juga diperlukan dalam perhitungan biaya barang yang terjual (COGS), yang menjadi komponen penting dalam menentukan laba kotor.
2. Metode Perhitungan Persediaan
Dalam manajemen gudang, metode perhitungan persediaan dibagi menjadi dua, yaitu metode periodik dan perpetual. Kedua metode ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam melacak dan menghitung persediaan. Pemilihan metode yang tepat tergantung pada berbagai faktor seperti ukuran bisnis, jenis industri, dan kebutuhan pelaporan keuangan.
a. Metode Periodik
Dalam metode ini, perusahaan hanya menghitung persediaan pada interval waktu tertentu, biasanya di akhir periode akuntansi, seperti bulanan, kuartalan, atau tahunan. Hal ini dilakukan melalui penghitungan fisik stok yang ada di gudang atau area penjualan. Dengan menggunakan metode periodik, perusahaan bisa menentukan harga pokok penjualan dan nilai persediaan akhir tanpa perlu memperbarui catatan persediaan setiap kali terjadi transaksi pembelian atau penjualan.
Sayangnya, dengan metode ini informasi status inventaris jadi tidak real-time. Karena perhitungan hanya dilakukan pada interval waktu tertentu, sulit bagi perusahaan untuk memiliki gambaran yang akurat tentang stok setiap saat. Kondisi ini bisa menjadi tantangan manajemen rantai pasokan, terutama jika perusahaan menghadapi permintaan yang fluktuatif atau perlu melakukan penyesuaian cepat dalam operasional.
b. Metode Perpetual
Berbeda dengan metode periodik, metode perhitungan persediaan perpetual melakukan pencatatan persediaan secara real-time setiap kali ada transaksi pembelian atau penjualan. Jadi, perusahaan bisa memiliki gambaran lebih akurat tentang nilai persediaannya. Dengan informasi ini, Anda dapat lebih cepat menanggapi perubahan permintaan pasar, melakukan manajemen gudang yang lebih efisien, dan mengurangi risiko kelebihan atau kekurangan persediaan.
Metode ini umumnya membutuhkan teknologi seperti WMS, agar proses pelacakan pergerakan stok lebih efisien. Oleh karena itu, metode perpetual memerlukan investasi awal yang lebih besar serta membutuhkan pemeliharaan dan pengelolaan data yang lebih intensif. Metode perpetual sering digunakan oleh perusahaan besar atau yang memiliki volume transaksi tinggi dan memerlukan kontrol persediaan yang ketat.
3. Cara Menghitung Persediaan Awal dan Akhir
Selanjutnya, kita akan pelajari cara menghitung persediaan awal dan akhir. Menggunakan rumus yang tepat akan membantu Anda dalam membuat laporan stok dan keuangan yang akurat serta saat mengambil keputusan bisnis yang informatif.
a. Persediaan Awal
Persediaan awal adalah nilai total barang yang tersedia untuk dijual pada awal periode akuntansi. Cara menghitung persediaan awal, dapat menggunakan rumus:
Rumus ini mengasumsikan bahwa total barang yang tersedia untuk dijual di awal periode adalah hasil dari jumlah barang yang tersisa di akhir periode sebelumnya, ditambah dengan pembelian baru, dikurangi biaya barang yang terjual selama periode tersebut. Dengan menggunakan rumus tersebut, Anda bisa mengestimasi nilai persediaan awal berdasarkan data transaksi yang terjadi sepanjang periode, memberikan dasar untuk analisis keuangan dan manajemen gudang yang lebih baik.
b. Persediaan Akhir
Persediaan akhir adalah nilai total barang yang belum terjual di akhir periode akuntansi. Rumus untuk menghitung persediaan akhir adalah:
Rumus ini menggambarkan bahwa total barang yang tersedia di akhir periode adalah jumlah dari stok awal ditambah dengan pembelian bersih selama periode itu, dikurangi oleh biaya dari barang yang terjual. Penghitungan persediaan akhir ini sangat penting untuk menentukan laba kotor dalam laporan laba rugi dan untuk memberikan insight tentang manajemen barang selama periode tersebut. Akurasi dalam menghitung persediaan akhir mempengaruhi keakuratan laporan keuangan dan efektivitas strategi manajemen gudang.
4. Contoh Hitung Persediaan Awal dan Akhir
Untuk memahami dengan lebih mudah cara menghitung persediaan awal dan akhir, perhatikan skenario berikut ini. Misalkan pada akhir tahun 2021, sebuah toko buku memiliki persediaan akhir senilai Rp7.000.000. Nilai ini secara otomatis akan menjadi persediaan awal toko buku untuk tahun 2022. Jadi, pada awal tahun 2022, persediaan awal toko tersebut adalah Rp7.000.000.
Melanjutkan skenario tersebut, selama tahun 2022, toko buku melakukan pembelian tambahan senilai Rp5.000.000. Kemudian HPP untuk tahun itu adalah Rp8.000.000. Untuk menghitung persediaan akhir di akhir tahun 2022, kita gunakan rumus yang telah dipelajari sebelumnya.
Jadi, nilai persediaan akhir toko buku pada akhir tahun 2022 adalah Rp4.000.000. Dengan memahami cara menghitung persediaan awal dan akhir dengan benar, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait pengelolaan stok, pembelian, dan strategi penjualan, serta memastikan akurasi dalam laporan keuangan.
5. Kesimpulan
Memahami cara menghitung persediaan awal dan akhir dalam bisnis sangat penting untuk mengelola arus kas dan operasional secara efisien. Ada dua metode perhitungan persediaan yaitu metode periodik dan perpetual. Kedua metode ini memiliki cara hitung yang perlu diperhatikan agar laporan stok barang berisi informasi yang akurat.
Cara menghitung persediaan awal dan akhir memperhatikan aspek harga pokok produksi dan pembelian bersih. Pemahaman yang tepat tentang cara menghitung kedua aspek ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih akurat terkait manajemen stok, pembelian, dan strategi penjualan, serta memastikan akurasi dalam laporan keuangan.