Ada salah satu istilah penting yang perlu dipahami dalam pengelolaan proses manufaktur, yaitu istilah barang scrap. Apa itu scrap adalah bahan atau produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Bisa berupa sisa material, produk cacat, atau komponen yang rusak.
Dalam artikel kali ini, akan dibahas secara mendalam apa itu scrap barang, serta bagaimana penangannya dan pengelolaannya di perusahaan manufaktur. Adanya manajemen barang scrap yang efektif sangat penting untuk mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Simak artikel lengkapnya!
1. Apa itu Scrap Barang
Barang scrap adalah bahan atau produk hasil produksi yang tidak dapat digunakan sebagai produk akhir karena tidak memenuhi standar kualitas dan spesifikasi yang telah ditetapkan, seperti cacat atau kekurangan tertentu. Contoh barang scrap adalah material yang terbuang, produk yang rusak, atau bagian dari produk yang tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Tidak jarang, barang scrap juga seringkali disebut dengan limbah yang harus dikelola dengan baik untuk mengurangi dampak negatif terhadap efisiensi produksi dan biaya. Ada beberapa faktor terjadinya scrap barang, salah satunya kesalahan dalam proses produksi seperti setting mesin yang tidak tepat, ataupun kegagalan mesin. Selain itu, kerusakan yang terjadi selama pengangkutan atau penyimpanan material dan produk setengah jadi dapat menjadi penyebab terciptanya barang scrap di perusahaan manufaktur.
Penyimpanan barang scrap harus dilakukan di area yang telah ditentukan untuk menghindari kontaminasi dengan produk yang baik. Selain itu, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memproses ulang atau mendaur ulang barang scrap jika memungkinkan, atau membuangnya dengan cara yang sesuai dengan regulasi lingkungan.
2. Asal Barang Scrap di Perusahaan Manufaktur
Setelah mengetahui apa itu scrap barang dalam perusahaan manufaktur, kita juga harus mengetahui bagaimana asal mula adanya scrap barang dalam proses produksi.
Dalam proses manufaktur, scrap dapat berasal dari berbagai sumber, yang disebabkan oleh berbagai tahapan dan aktivitas produksi.
Berikut adalah beberapa penyebab utama adanya barang scrap:
a. Sisa Pemotongan
Barang scrap biasanya ada karena sisa proses pemotongan material mentah seperti logam, kayu, atau plastik. Sederhanya, bahan baku akan diukur dan dipotong sesuai dengan spesifikasi produk akhir, akan tetapi sisa dari pemotongan material yang dihasilkan menjadi potongan-potongan kecil yang tidak dapat digunakan lebih lanjut untuk produksi. Meskipun beberapa potongan kecil dapat didaur ulang atau digunakan kembali dalam produksi barang lainnya, sebagian besar sisa pemotongan berakhir sebagai limbah.
b. Sisa Bubutan atau Serutan
Asal mula lainnya dari barang scrap adalah berasal dari bubutan atau serutan proses permesinan seperti bubut, milling, atau drilling. Dalam proses tersebut, mesin akan menghilangkan bagian bahan baku untuk membentuk dan menyelesaikan produk, dan sisa bagian tersebut dihasilkan menjadi scrap barang. Contohnya, saat menggunakan mesin bubut untuk membuat poros logam, serpihan logam akan dihasilkan dari pemotongan yang presisi.
c. Barang Rusak
Faktor berikutnya barang scrap adalah produk yang mengalami kerusakan selama proses produksi atau penyimpanan. Biasanya kerusakan ini disebabkan oleh beberapa
kesalahan dalam proses manufaktur, kecelakaan, atau kegagalan mesin. Misalnya produk kaca yang pecah saat dipindahkan antar gudang, atau komponen elektronik yang rusak karena soldering yang salah. Barang scrap karena rusak ini tidak bisa dijual atau digunakan karena tidak memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
d. Barang Tidak Sesuai Spesifikasi Industri
Selain barang rusak, scrap juga terjadi karena adanya barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan industri manufaktur. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya dimensi yang salah, kualitas material yang rendah, maupun cacat dalam desain yang dihasilkan. Ketidaksesuaian ini sering terjadi karena kesalahan dalam proses produksi, alat ukur yang tidak tepat, atau kualitas bahan baku yang tidak konsisten.
e. Sisa Reparasi Barang
Sisa reparasi barang juga dapat dikatakan sebagai scrap yang dihasilkan dari proses perbaikan dan pemeliharaan produk. Contohnya, selama reparasi kendaraan mobil yang rusak atau aus akan diganti dengan yang baru. Nah bagian yang diganti seperti ban bekas, rem rusak, atau bagian mesinnya yang aus tersebut dikatakan sebagai barang scrap.
Sisa reparasi ini sering kali tidak bisa digunakan kembali karena sudah mengalami kerusakan atau keausan yang signifikan.
f. Barang Bekas Pakai
Barang bekas yang menjadi item yang telah dipakai dan tidak lagi memberikan fungsinya dengan baik juga masuk kedalam barang scrap. Contohnya seperti alat-alat produksi, mesin dan peralatan yang sudah tua dan tidak berfungsi dengan efisien. Seperti mesin-mesin tua yang sering mengalami kerusakan, dan memerlukan perbaikan terus-menerus. Barang bekas pakai juga mencakup peralatan seperti palet, kontainer, atau rak yang sudah rusak atau tidak sesuai lagi dengan kebutuhan produksi.
3. Cara Penanganan Scrap Adalah
Untuk mengelola barang-barang scrap yang Anda miliki di perusahaan manufaktur, Ada beberapa serangkaian langkah terstruktur yang akan membantu Anda memastikan setiap scrap dapat dikelola dengan efisien dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Cara penanganan barang scrap adalah sebagai berikut:
a. Segregasi dan Identifikasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memisahkan barang scrap dari produk yang memenuhi standar kualitas, dan harus dilakukan segera setelah scrap diidentifikasi dalam proses produksi. Barang-barang tersebut harus dipisahkan agar tidak tercampur dengan produk jadi, sehingga harus diberi tanda atau label yang jelas untuk menghindari kebingungan dan memudahkan penganan. Label tersebut biasanya berisi informasi seperti jenis cacat, tanggal produksi, dan departemen asal.
b. Penyimpanan dan Pengumpulan
Barang scrap juga harus disimpan di area khusus untuk limbah produksi, dan harus terpisah dari area penyimpanan produk jadi atau material yang masih digunakan untuk produksi. Scrap juga akan dikumpulkan secara teratur dan disimpan dalam kontainer atau wadah terpisah yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk memastikan scrap tidak berserakan di lantai produksi, dan tidak mengganggu operasional perusahaan manufaktur.
c. Proses Ulang dan Daur Ulang
Untuk scrap yang masih bisa diperbaiki, akan diproses ulang dengan melibatkan perbaikan maksimal dan penggunaan kembali komponen yang masih layak. Seperti contohnya potongan logam yang dilebur dapat digunakan kembali untuk proses produksi. Adanya scrap yang bisa didaur ulang untuk produksi barang lain, seperti serutan kayu yang bisa diproduksi ulang menjadi berbagai artwork lain.
d. Pembuangan dan Pengelolaan Limbah
Barang scrap yang tidak bisa diproses dan didaur ulang, harus dipastikan pembuangan limbah dilakukan sesuai dengan regulasi lingkungan di berbagai daerah yang berlaku. Anda bisa menggunakan jasa pengelolaan limbah bersertifikat untuk membantu memastikan pembuangannya dilakukan dengan aman dan ramah lingkungan. Scrap yang berbahaya dan berdampak serius pada lingkungan harus dikelola dengan perhatian khusus. Bisa melibatkan pemilahan, pengemasan, dan pengangkutan ke fasilitas pengolahan limbah yang sesuai.
e. Pencatatan dan Pelaporan
Cara penanganan lainnya scrap adalah dengan mencatat semua barang yang dihasilkan meliputi jenis, jumlah, dan penyebabnya. Nantinya, data ini dapat Anda gunakan untuk analisis lebih lanjut untuk identifikasi area efisiensi harus dilakukan dan ditingkatkan. Laporan secara berkala juga harus dilakukan untuk operasional manajemen lebih bijak mengambil keputusan dan tindakan strategis untuk mengurangi jumlah scrap yang dihasilkan.
4. Kesimpulan
Dari penjelasan ini mari kita simpulkan bersama, bahwa barang scrap adalah sisa dari hasil produk yang sudah melewati proses produksi, dan tidak memiliki fungsi serta tidak bisa digunakan lagi dengan baik. Untuk itu, perusahaan manufaktur penting untuk mengelola setiap scrap yang dihasilkan untuk mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Anda bisa menerapkan beberapa cara dan strategi penanganan yang terstruktur dan efektif untuk membantu manajemen perusahaan manufaktur Anda mengelola limbah dengan lebih baik. Selain itu, penanganan scrap yang baik akan meminimalkan dampak negatif dari barang tersebut, sehingga perusahaan terhindar dari hambatan peningkatan kinerja secara menyeluruh.