Audrey
AudreyBalasan dalam 1 menit
Halo 👋

Hubungi kami untuk mengetahui bagaimana konsultan kami membantu perusahaan anda atau jadwalkan demo gratis dengan tim kami!
Informasi Bisnis Inventaris Manajemen Gudang Solusi Bisnis

Cara Menghitung Persediaan Akhir dengan Metode FIFO

3 Min Read     Posted on 08 Dec 2023

Share Artikel

Proses manajemen gudang dalam perusahaan melibatkan berbagai aktivitas, salah satunya adalah menghitung persediaan akhir. Pengelolaan persediaan yang efisien akan mempengaruhi kelancaran operasional perusahaan, serta meningkatkan profitabilitas. Salah satu metode yang banyak digunakan dalam menghitung persediaan akhir adalah metode FIFO (First-In, First-Out).

Memahami cara menghitung metode FIFO dalam manajemen gudang sangat penting untuk mengoptimalkan proses pengelolaan stok barang. Artikel ini akan menjelaskan detail konsep, rumus FIFO dan cara hitungnya, serta manfaat yang akan diperoleh perusahaan ketika mengimplementasikannya. Anda akan mendapatkan panduan lengkap, yang akan membantu Anda meningkatkan efisiensi persediaan perusahaan Anda.

1. Metode FIFO dalam Manajemen Gudang

Cara menghitung persediaan akhir dalam manajemen gudang ada beragam, salah satunya dengan metode FIFO. Metode FIFO adalah singkatan dari "First-In, First-Out" yang merupakan metode perhitungan persediaan dengan pertimbangan barang yang masuk lebih dulu akan dijual paling awal. Metode ini banyak digunakan terutama pada produk yang memiliki masa kadaluarsa dan sensitif terhadap waktu. Dengan ini, perusahaan bisa meminimalisir risiko kerugian karena produk rusak atau kadaluarsa dan meningkatkan efisiensi pengelolaan stok.

Cara menghitung metode FIFO diawali dengan mengurutkan persediaan berdasarkan tanggal masuknya. Sehingga lebih memudahkan Anda dalam proses pelacakan dan pengelolaan persediaan, serta memastikan produk yang lebih lama berada di gudang akan dijual dulu. Selain itu, cara menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO juga membantu Anda dalam menentukan harga pokok penjualan dan nilai persediaan akhir secara lebih akurat.

Faktor penting lainnya yang perlu Anda perhatikan dalam manajemen gudang adalah rotasi persediaan. Dengan menerapkan metode FIFO, perusahaan dapat memastikan adanya perputaran barang yang lebih baik, sehingga meminimalkan biaya penyimpanan dan mengurangi risiko penurunan kualitas produk.

2. Rumus FIFO dan Cara Hitungnya

Pada bagian ini, kita akan membahas rumus FIFO serta langkah demi langkah cara menghitungnya untuk persediaan akhir. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari mengumpulkan informasi persediaan awal, pembelian, hingga penjualan selama periode yang ingin dihitung. Mari kita bahas secara jelas.

Pertama, siapkan informasi persediaan awal, pembelian, dan penjualan selama periode yang ingin dihitung. Kemudian, susun informasi persediaan awal dan pembelian dalam urutan kronologis. Setiap kali terjadi penjualan, kurangi jumlah unit yang terjual dari persediaan berdasarkan urutan masuk barang, yaitu dari yang paling awal. Jika stok awal tidak cukup untuk memenuhi penjualan, lanjutkan mengurangi persediaan dari pembelian berikutnya sesuai urutan tanggal. Lakukan langkah ini untuk setiap transaksi penjualan yang ada.

Selanjutnya, setelah semua penjualan diproses, hitung persediaan akhir dengan mengalikan jumlah unit yang tersisa dari setiap lot barang dengan harga per unitnya. Jumlahkan nilai persediaan akhir dari semua kode barang yang tersisa untuk mendapatkan total persediaan akhir. Secara matematis, rumus FIFO adalah:

Rumus FIFO

Dalam praktiknya, cara menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO sering dibantu oleh perangkat lunak manajemen gudang atau software akuntansi. Namun, pemahaman dasar rumus FIFO akan membantu Anda memahami bagaimana sistem ini bekerja dan mengapa metode ini penting dalam manajemen gudang. Untuk lebih memahami cara menghitung metode FIFO, berikut ini adalah langkah praktis yang diilustrasikan melalui contoh.

Misalkan perusahaan Anda memiliki persediaan awal 100 unit dengan harga Rp20.000 per barang. Lalu, Anda melakukan pembelian pertama sebanyak 200 unit dengan harga Rp22.000 per barangnya, dan purchasing kedua sebesar 150 barang dengan masing-masing harga barangnya adalah Rp24.000. Di bulan tersebut, perusahaan menjual total 250 unit barang. Maka, berapa jumlah persediaan akhir yang dimiliki bisnis Anda?

Pertama, susun data persediaan awal dan pembelian secara kronologis. Kemudian kurangi penjualan dari persediaan awal dan pembelian berdasarkan urutan tanggal masuk. Karena perusahaan menjual 250 unit, maka kurangi dari persediaan awal yaitu 100 unit dan dari pembelian pertama sebanyak 150 unit dari 200 unit.

Selanjutnya, hitung sisa persediaan setelah penjualan. Persediaan awal sudah habis terjual. Kemudian, ada sisa 50 unit dari pembelian pertama, dan tersisa 150 unit dari pembelian kedua yang belum terjual sama sekali. Nah, dari sini kita bisa menggunakan rumus FIFO yang sudah diberikan di atas.

Cara menghitung metode FIFO

Selanjutnya, jumlahkan nilai persediaan akhir untuk mendapatkan total persediaan akhir.

Cara menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO

Dari contoh di atas, kita bisa melihat bagaimana cara menghitung metode FIFO untuk mengetahui nilai persediaan akhir. Dengan mengurangi penjualan dari persediaan awal dan pembelian berdasarkan urutan tanggal masuk, kita bisa mengetahui sisa persediaan dan nilainya setelah penjualan. Kemudian, jumlahkan nilai persediaan akhir untuk mendapatkan total persediaan akhir.

Dalam praktiknya, perusahaan mungkin memiliki lebih banyak transaksi dan variasi harga, tetapi langkah-langkah dasar ini akan tetap sama. Dengan pemahaman yang baik tentang rumus FIFO dan cara hitungnya dalam persediaan akhir, Anda akan lebih siap untuk menghadapi tantangan pengelolaan inventory di periode berikutnya.

3. Keuntungan Penggunaan Metode FIFO

Cara menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO menawarkan berbagai keuntungan dalam seluruh kegiatan manajemen pergudangan, yang membuatnya menjadi pilihan populer di berbagai industri. Salah satunya adalah untuk mengurangi risiko kerugian akibat produk kadaluarsa. Dengan menjual produk yang lebih lama terlebih dahulu, Anda dapat memastikan produk yang baru masuk gudang masih dalam kondisi baik ketika tiba saatnya untuk dijual.

Selain itu, metode ini juga membantu mengurangi biaya penyimpanan dengan meningkatkan rotasi barang. Dalam skenario ini, Anda dapat menjaga persediaan yang lebih rendah dan memastikan bahwa produk yang lebih lama di gudang dijual lebih cepat. Jadi, Anda bisa lebih menghemat biaya penyimpanan, seperti sewa gudang dan biaya perawatan, dan bisa fokus untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Menggunakan rumus FIFO dalam perhitungan persediaan akhir juga meningkatkan akurasi perhitungan harga pokok penjualan. Karena metode ini mengikuti urutan waktu produk masuk gudang, perusahaan dapat dengan mudah melacak fluktuasi harga dan menghitung HPP dengan lebih akurat. Akurasi yang lebih tinggi ini membuat perusahaan bisa mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat dan meningkatkan efisiensi operasional.

4. Tantangan Implementasi Metode FIFO

Walaupun metode FIFO memberikan banyak keuntungan, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi perusahaan dalam mengimplementasikannya. Salah satunya adalah Anda harus memastikan pelacakan yang akurat dan konsisten terhadap produk dalam gudang. Untuk mengimplementasikan dengan sukses, bisnis Anda harus memiliki sistem tracking yang baik, seperti penggunaan barcode atau SKU dan RFID, untuk memantau urutan masuk dan keluar produk dari gudang.

Selain itu, perusahaan mungkin perlu melatih staf gudang untuk memahami dan mengikuti cara menghitung metode FIFO secara konsisten. Hal ini penting untuk memastikan bahwa cara ini dijalankan dengan benar dan menghasilkan manfaat yang diharapkan. Pelatihan yang baik dan pengawasan terus-menerus akan membantu bisnis mengurangi kesalahan dalam pengelolaan persediaan dan memastikan bahwa metode ini dijalankan dengan efektif.

Implementasi cara menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO juga bisa menjadi tantangan ketika perusahaan harus beradaptasi dengan fluktuasi permintaan pasar. Sehingga ketika permintaan produk tiba-tiba meningkat, Anda juga perlu menyesuaikan strategi manajemen stok agar dapat dipastikan produk yang tersedia tetap cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam kasus seperti ini, perusahaan harus mencari cara untuk menyeimbangkan antara penerapan cara ini dan memenuhi permintaan yang meningkat.

5. Kesimpulan

Cara menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO adalah teknik yang efektif dalam manajemen gudang. Dengan memahami rumus FIFO dan cara hitungnya, perusahaan dapat mengoptimalkan pengelolaan stok barang, mengurangi biaya penyimpanan, dan meminimalkan risiko kerugian akibat produk rusak atau kadaluarsa.

Ingatlah bahwa penerapan metode FIFO bukan hanya tentang menghitung persediaan akhir, tetapi juga mempengaruhi rotasi persediaan, pengelolaan produk yang sensitif terhadap waktu, dan akurasi perhitungan harga pokok penjualan. Dalam dunia bisnis yang kompetitif, menguasai teknik ini adalah investasi yang berharga. Perusahaan Anda akan lebih siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul dalam mengelola persediaan dan memastikan kesuksesan jangka panjang.

Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!

Dapatkan
Demo Gratis

Sampaikan kebutuhan bisnis Anda dan konsultasikan dengan tim ahli kami.

REKOMENDASI

Artikel Terkait

Apa itu BAF dan Cara Hitungnya di Proses Ekspor Impor?

  May 13, 2024        3 Min Read

Apa itu BAF dan Cara Hitungnya di Proses Ekspor Impor?

Bagaimana Cara Menghitung CIF dalam Ekspor dan Impor?

  May 13, 2024        3 Min Read

Bagaimana Cara Menghitung CIF dalam Ekspor dan Impor?

4 Keunggulan Aplikasi Hotel Terbaik ScaleOcean

  May 13, 2024        3 Min Read

4 Keunggulan Aplikasi Hotel Terbaik ScaleOcean

REKOMENDASI

Artikel Terkait