Mengenal Work In Progress dalam Rantai Pasok

ScaleOcean Team

Dalam proses rantai pasok, ada beberapa cara untuk mengoptimalkan efisiensi produksi, salah satunya dengan membagi proses inventory menjadi tiga. Pertama, ada bahan baku mentah (raw material), Work in Progress (WIP), dan produk jadi. Namun, di artikel ini kita akan fokus membahas WIP secara mendalam.

Work in Progres
adalah barang yang telah memasuki tahap produksi, tetapi belum masuk ke dalam proses pembukuan. Lebih singkatnya, proses penyimpanan ini merupakan barang setengah jadi yang masih perlu melalui alur produksi lagi sebelum disebarluaskan dan dipasarkan. Mari simak selengkapnya di artikel ini!

1. Pengertian Work in Progress

Work In Progress adalah barang setengah jadi yang masih dalam proses produksi dan belum bisa dipasarkan. Istilah satu ini mengacu pada tahapan peralihan dan komponen dari manajemen produksi di perusahaan manufaktur. 

Barang pada tahapan ini berada di antara dua proses inventory lainnya. Jadi, tidak bisa termasuk dalam biaya raw material dan belum dapat memiliki nilai produk. Suatu barang belum dianggap sebagai produk jadi jika belum melalui proses pelaporan. Untuk itu, perusahaan harus berusaha mengurangi persediaan barang dalam proses tersebut

Produk jadi sudah melalui proses pembukuan, akun barang, dan berakhir di biaya penjualan. Namun, barang dalam proses Work in Progress belum melewati tahapan-tahapan tersebut. Biaya terhitung pada proses inventory satu ini meliputi bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead. 

Dengan adanya pengurangan Work in Progress, pengelolaan rantai pasok akan lebih efisien. Optimalisasi waktu dan biaya dalam manufaktur akan lebih akurat, dan dampak dari barang yang belum selesai selama proses produksi juga akan teratasi dengan baik.

2​. Cara Mengurangi Work in Progress

Pengurangan Work in Progress adalah cara yang efektif untuk mengefisiensi jumlah barang dalam pengelolaan proses supply chain. Hal ini dapat menyederhanakan langkah pembukuan, mengurangi hambatan dalam alur produksi, dan menurunkan biaya inventory. Jadi, penting bagi Anda untuk mengetahui tips-tips dalam melakukannya. Simak pembahasannya berikut ini.

a. Just In Time (JIT)

Just in time adalah metode penggunaan bahan yang hanya digunakan sesuai dengan besarnya jumlah permintaan. Dengan JIT, penggunaan bahan baku bisa jadi menjadi optimal dan tahapan-tahapan produksi bisa berjalan secara efisien. 

Dengan menerapkan just in time, perusahaan bisa memiliki inventory turnover yang lebih baik sehingga akan mengurangi jumlah biaya pengeluaran yang tidak perlu. Sehingga, bisnis Anda dapat menghindari pemborosan dan mengurangi kelebihan barang serta persediaan. 

b. Ketepatan & Kecepatan Pengiriman

Ketepatan dan kecepatan dalam pengiriman adalah cara selanjutnya untuk mengurangi Work in Progress di pengelolaan rantai pasok. Hal ini penting untuk memenuhi permintaan pelanggan dan memastikan ketersediaan bahan baku agar tidak terjadi hambatan dalam proses produksi.

Adanya penjadwalan yang tepat akan meminimalisir lead time dan memastikan barang dikirim dan sampai sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan secara tepat waktu. Selain itu, pemantauan secara real-time juga perlu dilakukan agar menghindari pencurian dan kehilangan barang. Dengan begitu Anda bisa menjaga keamanan dan pengelolaan rantai pasok tetap stabil. 

c. Koordinasi yang baik

Tetap fokus pada tujuan yang sama antar sesama karyawan dan memahami bagian dari setiap proses produksi dapat mengurangi Work in Progress dalam manufaktur. Karyawan dapat mengerjakan tugas dengan baik sesuai dengan work order yang telah diberikan, dan dapat mengatur alur kerja dengan baik. 

Dengan begitu, karyawan dapat mengelola rantai pasok secara efisien dan menghasilkan penyelesaian tugas secara lebih cepat dan tepat waktu. Hal ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk menghemat langkah produksi dan Work in Progress pun akan berkurang secara signifikan.

d. Peningkatan Sumber Daya

Peningkatan kinerja karyawan dan optimalisasi mesin yang digunakan merupakan metode terbaik untuk mengurangi Work in Progress dalam pengelolaan supply chain. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pelatihan kepada karyawan. Pelatihan yang diberikan bisa dengan memberikan peningkatan keterampilan dan instruksi yang baik mengenai cara yang tepat melakukan tugas sesuai jobdesk. Hal ini akan membuat karyawan lebih menguasai keahlian mereka. 

Peningkatan sumber daya juga bisa dengan mempekerjakan lebih banyak karyawan, memperbaiki masalah jaringan yang ada, memberikan hal intensif pada karyawan, dan peningkatan alat atau mesin yang digunakan juga hal penting untuk mengurangi Work in Progress. 

e. Pengorganisasian Gudang

Organize atau pengorganisasian merupakan cara terakhir untuk mengurangi Work in Progress dalam rantai pasok perusahaan manufaktur. Disorganisasi merupakan hambatan yang umum dan sering terjadi di berbagai tahapan dalam produksi. 

Disorganisasi terjadi pada alat, suku cadang, maupun informasi yang diberikan. Hal ini dapat berdampak negatif pada pengadaan barang dan menyebabkan banyaknya penundaan barang pada setiap alur. Hambatan ini bisa diselesaikan dengan memberikan panduan kepada karyawan mengenai bagaimana barang seharusnya disimpan dan berapa jumlah barang yang dibawa. 

Selain itu, memberikan merek atau label pada setiap tempat penyimpanan dan mengaturnya dengan baik akan mengatasi masalah ini. Jika mengetahui letak penyimpanan dan waktu transisi yang dikurangi akan menghemat waktu yang dihabiskan. 

3. Cara Menghitung Work in Progress

Metode yang digunakan dalam menghitung Work in Progress biasanya menentukan jumlah dari biaya raw material, biaya overhead, dan biaya tenaga kerja yang dipakai untuk menentukan nilai barang yang masih dalam proses produksi. 

Biaya untuk raw material biasanya biaya awal yang dikeluarkan, karena dibutuhkan sebelum biaya tenaga kerja. Perusahaan biasanya memasukkan jumlah biaya raw material ke dalam general ledger atau buku pelaporan. Berikut perhitungan untuk menentukkan jumlah barang yang sedang diproduksi, sebagai berikut:

work in progress

Nantinya, jumlah raw material, biaya tenaga kerja dan biaya overhead, bahan baku yang telah dikeluarkan perusahaan akan membantu penentuan jumlah barang setengah jadi atau produk yang sedang diproduksi. 

4. Kesimpulan

Dalam artikel ini bisa ditarik kesimpulan, bahwa Work In Progress dalam pengelolaan supply chain adalah barang setengah jadi yang belum selesai dimasukkan ke dalam pembukuan. Hal ini akan berdampak pada berjalannya alur pengelolaan dan produksi, juga mengakibatkan beberapa hambatan dalam tahapannya. 

Komponen yang saling berkaitan yaitu biaya overhead, bahan baku atau raw material, dan tenaga kerja. Jadi, semakin tinggi jumlah Work in Progress dalam sebuah produksi manufaktur maka banyak kendala dan proses produksi pun tidak akan efisien. 

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?