Rumus Perhitungan Persediaan Barang dengan Metode LIFO

ScaleOcean Team

Dalam dunia bisnis, ada tiga metode perhitungan persediaan yang sering digunakan perusahaan, yaitu FIFO, LIFO, dan average. Namun, yang paling sering diterapkan dalam manajemen gudang adalah teknik LIFO (Last In, First Out). Metode ini digunakan untuk menghitung nilai persediaan akhir dan biaya barang yang terjual (COGS).

Cara menghitung metode LIFO adalah dengan mengasumsikan bahwa barang yang paling baru masuk dalam persediaan ialah yang pertama kali terjual. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam seluk beluk teknik akuntansi persediaan ini mulai dari pengertian, langkah-langkah dalam menghitungnya, kelebihan serta kekurangannya, dan contoh kasusnya. Mari kita mulai dengan memahami konsep dasar LIFO.

Baca juga: Beda FEFO Warehouse dan Metode Lainnya

1. Konsep Dasar Metode LIFO

Metode LIFO merupakan salah satu bagian akuntansi persediaan yang cara kerjanya adalah barang paling baru masuk ke dalam gudang yang akan dijual pertama kali. Artinya, ketika ada penjualan, persediaan yang terakhir dikeluarkan terlebih dahulu. Konsep ini berkebalikan dengan teknik FIFO (First In, First Out), yang mengasumsikan bahwa barang yang paling lama di gudang adalah yang pertama kali terjual.

Asumsi LIFO sangat berguna dalam situasi di mana harga barang cenderung naik dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat mencatat biaya produk yang terjual dengan harga yang lebih tinggi, sehingga mengurangi laba kotor dan, pada akhirnya, dapat mengurangi beban pajak.

Namun, metode ini tidak selalu cocok untuk diterapkan di semua jenis bisnis. Last In, First Out lebih cocok untuk bisnis yang menjual produk dengan umur simpan yang relatif pendek atau produk yang tidak mudah rusak. Selain itu, LIFO juga lebih sesuai untuk perusahaan yang menghadapi inflasi harga yang signifikan.

Untuk memudahkan penerapan metode ini, perusahaan perlu memiliki format stok barang keluar masuk yang jelas dan terstruktur. Format ini akan membantu melacak pergerakan barang secara real-time, memastikan akurasi dalam pencatatan, dan mendukung pengelolaan persediaan yang lebih efisien.

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode LIFO

Sistem inventory LIFO memiliki beberapa kelebihan, terutama ketika bisnis Anda dihadapkan dengan situasi di mana harga barang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Dengan mencatat biaya barang yang terjual dengan harga yang lebih tinggi, perusahaan dapat mengurangi laba kotor dan beban pajak. Selain itu, teknik ini juga bisa lebih realistis dalam merefleksikan biaya barang terkini yang dikeluarkan untuk penjualan.

Namun, metode LIFO juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah metode ini tidak cocok untuk semua jenis bisnis, terutama jika produk yang Anda jual memiliki umur simpan yang panjang atau mudah rusak. Selain itu, metode ini mungkin tidak sesuai untuk perusahaan yang menghadapi deflasi harga, karena akan mencatat biaya barang yang terjual dengan harga yang lebih rendah dan meningkatkan laba kotor serta beban pajak.

Selain itu, Last In First Out mungkin kurang intuitif bagi beberapa orang karena asumsi bahwa barang terbaru yang akan pertama kali terjual. Dalam praktiknya, perusahaan mungkin menggunakan kombinasi dari LIFO, FIFO, dan metode lainnya untuk menghitung persediaan, tergantung pada situasi dan kebutuhan bisnis.

3. Cara Menghitung Metode LIFO

Untuk menghitung persediaan dengan cara LIFO, ada beberapa langkah yang perlu diikuti. Pertama, Anda perlu menyiapkan data persediaan, termasuk jumlah dan harga pembelian barang, serta jumlah produk yang terjual. Selanjutnya, susun data pembelian barang dari yang paling lama hingga yang paling baru.

Setelah data disusun, tentukan jumlah produk yang dijual dan hitung biaya barang yang terjual (COGS) dengan mengurangi stok barang sesuai dengan jumlah yang terjual, mulai dari barang terbaru. Jika stok barang terbaru tidak mencukupi, lanjutkan ke stok sebelumnya. Setiap kali mengurangi stok, catat harga per unit barang tersebut dan kalikan dengan jumlah yang dikurangi untuk mendapatkan biaya barang yang terjual.

Terakhir, hitung nilai stok akhir dengan mengalikan jumlah barang yang tersisa di setiap stok dengan harga per unit di setiap stok. Kemudian, jumlahkan semua nilai tersebut untuk mendapatkan nilai persediaan akhir. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda akan dapat menghitung persediaan menggunakan metode LIFO dengan mudah dan akurat.

4. Contoh Hitung Persediaan Metode LIFO

Untuk memahami lebih lanjut mengenai cara menghitung metode LIFO, mari kita pelajari contoh kasus sederhana. Bayangkan sebuah perusahaan menjual produk A dengan data persediaan sebagai berikut:

  • 1 April: 10 unit @ Rp10.000 per unit
  • 10 April: 15 unit @ Rp11.000 per unit
  • 20 April: 20 unit @ Rp12.000 per unit
  • Perusahaan tersebut berhasil menjual 32 unit produk A selama bulan April. Kita akan menghitung biaya barang yang terjual (COGS) dan nilai persediaan akhir dengan metode LIFO.

Pertama, kita akan menghitung COGS. Berdasarkan cara ini, kita akan mengurangi stok barang dari yang paling baru. Oleh karena itu, kita ambil 20 unit dari pembelian tanggal 20 April (20 x Rp12.000 = Rp240.000) dan 12 unit dari pembelian tanggal 10 April (12 x Rp11.000 = Rp132.000). Total COGS selama bulan April adalah Rp240.000 + Rp132.000 = Rp372.000.

Selanjutnya, kita akan menghitung nilai persediaan akhir. Ada 3 unit yang tersisa dari pembelian tanggal 10 April (3 x Rp11.000 = Rp33.000) dan 10 unit dari pembelian tanggal 1 April (10 x Rp10.000 = Rp100.000). Jadi, nilai persediaan akhir adalah Rp33.000 + Rp100.000 = Rp133.000.

Dalam contoh ini, kita telah berhasil menghitung biaya barang yang terjual dan nilai persediaan akhir dengan menggunakan cara Last In First Out. Dengan pemahaman yang baik tentang konsep dan langkah-langkah yang terlibat dalam cara menghitung metode LIFO, Anda akan dapat mengelola persediaan secara lebih efektif dan membuat keputusan yang lebih tepat untuk bisnis.

5. Pengaruh LIFO pada Analisis Keuangan

Penggunaan metode LIFO dalam penghitungan persediaan dapat mempengaruhi beberapa rasio keuangan yang penting, seperti rasio laba kotor dan rasio perputaran persediaan. Dalam situasi di mana harga barang meningkat, cara ini akan mencatat biaya barang yang terjual lebih tinggi, menghasilkan laba kotor yang lebih rendah.

Oleh karena itu, analis keuangan dan investor perlu mempertimbangkan dampak LIFO pada rasio finansial ketika membandingkan perusahaan yang menggunakan metode persediaan yang berbeda, agar mereka dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik dan lebih terinformasi.

Selain itu, penggunaan aplikasi gudang juga dapat membantu dalam mengelola persediaan secara efisien dan memberikan data yang lebih akurat, sehingga analis dan investor dapat melakukan evaluasi yang lebih komprehensif terhadap performa perusahaan.

6. Kesimpulan

LIFO merupakan salah satu metode penghitungan persediaan yang populer di kalangan perusahaan, terutama dalam situasi di mana harga barang cenderung naik dari waktu ke waktu. Dalam artikel ini, kita telah membahas konsep dasar metode LIFO, langkah-langkah dalam menghitung persediaan dengan metode ini, serta kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.

Cara menghitung metode LIFO untuk persediaan, penting untuk menyiapkan data stok barang yang akurat, mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan, dan mempertimbangkan kelebihan serta kekurangan metode ini sehubungan dengan kebutuhan bisnis Anda. Dengan pemahaman yang baik tentang metode ini, Anda dapat mengelola persediaan dengan lebih baik.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?