Apa itu OOS dan Bagaimana Cara Mengatasinya

ScaleOcean Team

Out of Stock (OOS) atau stockout adalah masalah umum dalam warehouse management yang dapat menyebabkan berbagai masalah dalam operasi bisnis. OOS terjadi ketika stok produk habis sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan. Dalam lingkup warehouse management, OOS dapat mengakibatkan penurunan kepuasan pelanggan, penurunan angka penjualan, dan meningkatnya biaya operasional. 

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami apa itu OOS serta strategi efektif untuk mengatasinya. Dengan pemahaman yang baik tentang apa itu OOS, penyebab, dan implementasi solusi manajemen stok yang tepat, bisnis dapat mengurangi risiko stockout dan memastikan bahwa produk selalu tersedia dalam jumlah yang mencukupi. 

1. Apa itu OOS

OOS (out of stock) atau stockout adalah keadaan dimana barang tidak tersedia dalam inventaris ketika ada permintaan dari konsumen. Ini merupakan kejadian umum dalam bisnis ritel dan distribusi yang dapat berdampak negatif pada kepuasan pelanggan dan pendapatan perusahaan. Stockout biasanya terjadi karena perencanaan yang kurang baik, kesalahan dalam forecasting permintaan, masalah dalam supply chain, atau penjualan yang melebihi ekspektasi.

Ketidaktersediaan produk ini tidak hanya menyebabkan kehilangan penjualan secara langsung, tetapi juga dapat menurunkan reputasi merek jika pelanggan beralih ke pesaing untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menghindari stockout dapat dilakukan dengan mengelola inventaris dengan baik dan memiliki rencana pengadaan yang baik.

2. Penyebab Out of Stock

Terjadinya out of stock atau OOS dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mengganggu alur pengadaan dan distribusi produk. Beberapa penyebab utama dari stockout adalah.

a. Prediksi Permintaan yang Tidak Akurat

Prediksi permintaan yang tidak akurat seringkali terjadi karena adanya kesalahan analisis pasar atau riset yang kurang mendalam. Misalnya, sebuah produk bisa mendadak populer karena tren sosial media, namun perusahaan tidak memperkirakannya dalam model peramalan mereka. Akibatnya, produksi dan stok tidak dapat memenuhi lonjakan permintaan tersebut, menyebabkan out of stock yang tidak hanya mengecewakan pelanggan tetapi juga memberi kesempatan kepada kompetitor.

b. Kesalahan Manajemen Inventaris

Kesalahan dalam manajemen inventaris sering disebabkan oleh sistem yang kurang sesuai atau kesalahan dalam pencatatan. Misalnya, jika seorang karyawan salah memasukkan jumlah stok yang masuk atau keluar, sistem akan menampilkan informasi yang salah tentang ketersediaan produk. 
Hal ini dapat menyebabkan masalah logistik karena terjadi penjualan barang yang sebenarnya tidak ada di stok.

c. Masalah dengan Pemasok

Ketergantungan pada satu pemasok atau tidak memiliki alternatif pemasok dapat menimbulkan risiko stock out. Jika pemasok mengalami gangguan produksi atau logistik, seperti bencana alam atau masalah keuangan, hal ini langsung berdampak pada ketersediaan produk. Memiliki lebih dari satu pemasok dengan kontrak yang jelas tentang waktu pengiriman dan kualitas produk adalah langkah untuk mengurangi masalah ini.

d. Perubahan Permintaan

Promosi yang sukses atau permintaan yang tak terduga bisa menyebabkan lonjakan permintaan yang drastis. Namun, perusahaan tidak dapat menyesuaikan outputnya untuk memenuhi permintaan ini dengan cepat jika tidak memiliki persiapan atau fleksibilitas dalam kegiatan produksi. Hal ini sering terjadi pada produk musiman atau barang yang terkait dengan tren tertentu, yang kadang sulit diprediksi. 

e. Perencanaan yang Kurang Efektif

Kegagalan komunikasi dapat menyebabkan tim penjualan tidak mengetahui keterbatasan produksi saat menjanjikan barang kepada pelanggan, atau tim logistik mungkin tidak siap dengan kebutuhan pengiriman yang meningkat tiba-tiba.
Untuk menghindari out of stock, tim penjualan, produksi, dan logistik harus bekerja sama dengan baik. 

3. Dampak Out of Stock

Out of stock atau stockout adalah suatu keadaan yang dapat memberikan dampak negatif yang signifikan pada berbagai aspek operasional dan reputasi sebuah bisnis. Berikut adalah beberapa dampak utama dari situasi ini.

a. Penurunan Angka Penjualan

Out of stock dapat memicu pelanggan untuk tidak melakukan pembelian, yang secara langsung berdampak pada pendapatan. Jika kejadian ini sering terjadi, pelanggan akan mencari merek alternatif lain untuk memenuhi kebutuhannya. Penurunan angka penjualan ini tidak hanya mengurangi pendapatan jangka pendek, tetapi juga potensi pendapatan berulang jika pelanggan memutuskan untuk tidak membeli lagi.

b. Penurunan Brand Awareness

Brand awareness yang baik memerlukan konsistensi dalam ketersediaan produk.
Jika pelanggan kecewa karena produk yang diinginkan tidak tersedia, persepsi mereka mengenai merek bisa berubah menjadi negatif. Hal ini dapat menyebabkan kerugian jangka panjang pada loyalitas pelanggan dan kesulitan untuk menarik pelanggan baru.

c. Peningkatan Biaya Operasional

Mengatasi masalah out of stock seringkali membutuhkan solusi yang bisa segera dilakukan, seperti pengiriman cepat dari pemasok lain atau biaya tambahan untuk mengamankan inventaris dari lokasi lain. Langkah-langkah ini meningkatkan biaya operasional yang dapat mengurangi margin keuntungan dan menekan sumber daya perusahaan. 

d. Kehilangan Peluang Pemasaran

Jika produk yang akan dipromosikan tidak tersedia, strategi pemasaran yang sudah direncanakan dengan matang akan gagal mencapai tujuannya. Hal ini tidak hanya mengecewakan pelanggan, tetapi juga mengurangi efektivitas marketing campaign dan membuang-buang sumber daya yang telah diinvestasikan dalam perencanaan dan eksekusi promosi tersebut. 

e. Berdampak pada Rantai Pasokan

Out of stock bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam jadwal produksi, mengganggu kegiatan operasional dan logistik. Hal tersebut bisa berdampak ke seluruh rantai pasokan, mempengaruhi tingkat produksi dan distribusi produk lain yang terkait, yang pada akhirnya dapat menyebabkan out of stock.

4. Cara Mengatasi Out of Stock

Mengatasi masalah out of stock membutuhkan pendekatan strategis yang melibatkan berbagai aspek operasional bisnis. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mengatasi dan mencegah terjadinya out of stock.

a. Memperbaiki Prediksi Permintaan

Mengadopsi alat analitik yang lebih canggih memudahkan perusahaan untuk mengintegrasikan berbagai sumber data untuk memprediksi permintaan, termasuk faktor ekonomi, trend sosial, dan aktivitas promosi, ke dalam peramalan mereka. Ini membantu menyesuaikan proyeksi penjualan secara lebih dinamis dan akurat, mengurangi risiko underestimation yang sering menyebabkan out of stock

b. Optimasi Manajemen Inventaris

Penerapan sistem manajemen inventaris melibatkan penggunaan sistem otomasi untuk memonitor dan mengatur ulang level stok secara berkala. 
Sistem yang baik secara otomatis mengajukan pesanan pembelian dan memberikan peringatan ketika stok barang menipis. Ini mengurangi potensi terjadinya stockout.

c. Bekerjasama dengan Pemasok

Memiliki hubungan yang baik dengan pemasok dan berbagai sumber pasokan menandakan bahwa satu pemasok dapat memenuhi pesanan tanpa menghambat pasokan lainnya. Kontrak yang jelas dan konsisten dalam persyaratan pemasok meningkatkan stabilitas dan keandalan pasokan. 

d. Cari Tahu Penyebabnya

Melakukan analisis penyebab stockout secara berkala dapat membantu mengidentifikasi permasalahan dalam rantai pasokan atau kesalahan dalam perencanaan. Dengan diketahui penyebab stockout, perusahaan dapat memperbaiki proses produksi dan mengimplementasikan strategi yang lebih efektif untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

e. Penerapan Sistem ERP

Sistem ERP yang efektif memfasilitasi transparansi dan integrasi data lintas departemen dari pembelian hingga penjualan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang aliran produk mereka dan mengidentifikasi potensi bottleneck sebelum mereka menyebabkan masalah. 

5. Kesimpulan 

Warehouse management yang efektif harus bisa mengetahui penyebab dan cara mengatasi masalah out of stock (OOS) atau stockout. Dengan memahami apa itu OOS dan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif dari kekosongan stok pada operasional dan kepuasan pelanggan. 

Bisnis dapat mengurangi jumlah dan efek stockout dengan menerapkan sistem prediksi permintaan yang lebih akurat, manajemen inventaris yang efektif, dan kolaborasi yang kuat dengan pemasok. Jika perusahaan dapat menangani masalah ini dengan sukses, ia akan memperkuat posisinya di pasar dan meningkatkan keandalan pasokan.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?