Dalam pengelolaan rekrutmen karyawan di perusahaan, evaluasi kandidat menjadi hal penting yang harus dilakukan perusahaan. Salah satunya adalah melakukan tes psikologi karyawan. Proses ini akan membantu HRD dalam memahami berbagai aspek psikologi kandidat, mulai dari kepribadian hingga potensi kerja yang sulit diungkapkan jika hanya melalui wawancara biasa.
Tes psikologi kerja karyawan dapat Anda lakukan secara mudah dengan menggunakan alat tes psikologi untuk rekrutmen, yang dapat membuat perusahaan mampu untuk meningkatkan akurasi seleksi. Hal ini juga membuat kandidat yang terpilih dapat benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Dalam artikel ini, akan memberikan panduan bagi tim HRD mengenai tes psikologi karyawan secara komprehensif. Mulai dari jenis, manfaat, serta bagaimana cara mengimplementasikan alat dan teknologi untuk optimalkan macam macam tes psikologi di perusahaan Anda.

- Tes psikologi kerja adalah metode untuk menguji calon karyawan yang digunakan untuk menilai aspek psikologis kandidat secara objektif
- Tes psikologi penting untuk diadakan karena dapat membantu perusahaan mendapatkan karyawan yang tepat, mengoptimalkan pengembangan karyawan, hingga mengurang turnover.
- Jenis-jenis tes psikologi terdiri dari Tes Aritmatika, Tes Kemampuan Kognitif, MBTI, hingga Tes Minat dan Siap Kerja.
- Software HR ScaleOcean memiliki fitur-fitur seperti pengelolaan tes terintegrasi, penjadwalan dan pengiriman tes otomatis, yang akan sangan membantu proses seleksi karyawan.

Pengertian Tes Psikologi dalam Rekrutmen
Tes psikologi karyawan adalah serangakaian pengujian yang digunakan suatu perusahaan untuk menilai aspek psikologis, logika, dan kemampuan kognitif kandidat secara objektif. Tes ini menjadi proses penting bagi perusahaan untuk menentukan kecocokan kandidat dengan posisi yang ditawarkan.
Dalam proses ini, penggunaan alat tes psikologi untuk rekrutmen dapat membantu perusahaan dalam memberikan wawasan lebih mendalam dan tepat dibandingkan metode seleksi tradisional. Dengan ini juga perusahaan akan mudah mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai kandidat, baik posisi yang dilamar full–time atau magang terpadu.
Penting juga untuk memastikan kandidat tidak hanya mematuhi kualifikasi teknis, tapi juga cocok dengan budaya perusahaan. Anda bisa menggunakan alat tes psikologi untuk rekrutmen seperti aplikasi rekrutmen karyawan untuk membantu HR dalam memilih individu yang memiliki nilai dan perilaku yang sejalan dengan perusahaan.
Baca juga: 14 HR Tools untuk Mempermudah Proses HR
Mengapa Psikotes itu Penting untuk Rekrutmen?
Tes psikologi kerja dapat memberikan keunggulan bagi tim HRD dan perusahaan dalam proses seleksi dan pengelolaan karyawan. Dengan menggunakan tes psikotes yang tepat dan sesuai, Anda dapat meningkatkan efisiensi seleksi kandidat, dan mengurangi risiko kesalahan rekrutmen Ini beberapa manfaatnya:
1. Seleksi Kandidat yang Tepat
Manfaat pertama dalam melakukan macam macam tes psikologis adalah membantu tim HR dalam mengidentifikasi kandidat yang paling sesuai dengan kebutuhan posisi. Hasil tes rekrutmen ini akan memberikan gambaran komprehensif mengenai karakteristik kandidat, termasuk kepribadian, skill, dan potensinya di perusahaan dalam jangka panjang.
Tidak hanya itu, informasi ini juga krusial dalam menentukan apakah rekrutmen internal atau eksternal yang paling efektif dalam bisnis Anda.
2. Mengurangi Turnover Karyawan
Dengan memilih kandidat yang sesuai melalui test HRD ini, perusahaan dapat mengurangi tingkat turnover secara signifikan. Kandidat yang terpilih berdasarkan hasil tes psikotes dan cultural fit test cenderung memiliki kesesuaian dengan posisi dan budaya perusahaan.
Hal ini membuat kandidat karyawan lebih nyaman dan termotivasi untuk bertahan dalam jangka panjang. Tes psikologi kerja akan membantu HRD merancang strategi retensi yang lebih efektif.
3. Pengembangan Karyawan
Hasil dari tes psikologi kerja ini juga menjadi panduan bagi pengembangan karyawan dalam jangka panjang. Tes ini memungkinkan perusahaan memahami kepribadian, minat, dan kemampuan kandidat.
Hal ini juga membuat tugas Human Resources HR lebih mudah dalam merancang program pelatihan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan individu maupun organisasi.
4. Memitigasi Risiko Konflik Internal
Tes psikologi kerja juga penting dalam membantu HRD memahami bagaimana cara kerja tim dan potensi dinamika interpersonal di tempat kerja. Hasil tes psikotes perusahaan bisa digunakan dan dipahami untuk meminimalkan konflik internal dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis.
Selain itu, focus group discussion (FGD) juga dapat digunakan untuk menggali lebih dalam pemahaman tentang dinamika tim. FGD juga memungkinkan tim untuk mencari solusi bersama dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan harmonis.
14 Jenis Tes Psikologi yang Umum Digunakan
Dalam proses test HRD, ada berbagai jenis alat tes psikologi untuk proses rekrutmen karyawan yang digunakan untuk mengevaluasi kandidat karyawan secara mendalam. Setiap jenis tesnya memiliki tujuan dan fokus masing-masing, tergantung pada aspek yang ingin diukur. Ini macam macam tes psikologis perusahaan:
1. Tes Logika Aritmatika
Pengujian ini mengukur kemampuan berhitung cepat, memahami pola angka, dan memecahkan masalah matematika dasar. Proses ini menilai seberapa baik kandidat berpikir logis dan sistematis saat berhadapan dengan data numerik.
Soalnya sering berupa deret angka yang hilang atau soal cerita sederhana yang butuh perhitungan. Kemampuan ini penting untuk posisi yang sering bekerja dengan angka, laporan keuangan, atau analisis data.
2. Tes Kemampuan Kognitif / IQ
Berikutnya ada tes psikotes perusahaan terkait kemampuan kognitif, seperti tes logika aritmatika, tes verbal, dan tes spasial. Tes ini enting dilakukan untuk mengukur kapasitas berpikir logis, analitis, dan memiliki kemampuan problem solving pada kandidat.
Macam macam tes psikologis ini biasanya terdiri dari soal-soal yang mengharuskan kandidat karyawan untuk menjawab berdasarkan pola, hubungan antar objek, maupun kemampuan pemahaman bahasa. Tes ini penting untuk posisi yang membutuhkan kemampuan analitis tinggi, seperti keuangan atau teknik.
3. Tes Wartegg
Tes warteggg adalah sebuah tes di mana kandidat diminta untuk melanjutkan delapan sketsa kecil menjadi gambar lengkap. Tujuannya bukan menilai kualitas gambar, melainkan menganalisis kepribadian, emosi, imajinasi, serta cara kandidat memandang masalah.
Analisis dilakukan berdasarkan urutan gambar, jenis gambar yang dibuat (misalnya benda mati atau hidup), dan area yang ditekankan. Hal ini memberikan wawasan tentang kepribadian, adaptasi sosial, dan stabilitas emosional pelamar.
4. Tes Silogisme
Pengujian berikut menilai kemampuan berpikir deduktif, yaitu menarik kesimpulan yang logis dan benar dari dua atau lebih pernyataan yang dianggap benar. Tes silogisme menguji kecermatan dan konsistensi nalar.
Soal terdiri dari beberapa pernyataan dan beberapa pilihan kesimpulan. Kandidat harus memilih kesimpulan yang paling tepat. Kemampuan nalar ini penting untuk posisi pengambilan keputusan.
5. MBTI (The Myers-Briggs Type Indicator)
MBTI mengukur preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan mengambil keputusan, membaginya menjadi 16 tipe kepribadian (seperti INTJ, ESTP). Tes ini sangat populer untuk memahami gaya komunikasi dan kerja tim.
Tes ini berfokus pada empat pasangan preferensi: Extroversion vs. Introversion, Sensing vs. Intuition, Thinking vs. Feeling, dan Judging vs. Perceiving. Hasilnya membantu menempatkan kandidat di posisi yang cocok dengan gaya alaminya.
6. Pauli Test
Dikenal juga sebagai “Tes Koran” atau “Kraepelin”, kandidat diminta menjumlahkan angka-angka secara vertikal sebanyak mungkin dalam waktu tertentu. Tes berikut mengukur ketahanankerja, konsentrasi, dan kecepatan.
Hasil tes dilihat dari seberapa stabil grafik kerja kandidat. Hal menunjukkan ketekunan, daya tahan terhadap tekanan, dan kualitas kerja di bawah kondisi yang monoton atau menuntut.
7. Tes Logika Penalaran
Tes ini menilai kemampuan kandidat memproses informasi dan menyelesaikan masalah menggunakan logika umum dan pola non-verbal. Ujian berikut mengukur seberapa baik seseorang memahami hubungan di antara berbagai konsep.
Soal seringkali berupa gambar, simbol, atau matriks yang harus dianalisis untuk menemukan pola yang hilang. Aspek kemampuan berpikir kritis ini sangat berguna untuk menilai potensi belajar kandidat.

8. Koch Baum Test (Menggambar Pohon)
Kandidat diminta menggambar pohon lengkap, termasuk akar, batang, dan daun, yang hasilnya kemudian dianalisis. Koch Baum Test dirancang untuk mengukur kepribadian, kondisi emosi, dan pandangan diri pelamar tanpa pertanyaan langsung, sehingga hasilnya dianggap lebih jujur dan mendalam.
Aspek yang dinilai adalah cara menggambar pohon, seperti detail batang, akar, mahkota, dan penempatan gambar. Analisis dari gambar tersebut memberi data tentang energi hidup, tingkat stabilitas emosional, hubungan sosial, serta tingkat kematangan dan kedewasaan pelamar di lingkungan kerja.
9. House Tree Person Test
Serupa dengan tes pohon, kandidat diminta menggambar rumah, pohon, dan orang. Tes ini adalah proyektif yang bertujuan mengungkap bagaimana kandidat memandang diri sendiri, hubungannya dengan lingkungan, dan situasi di rumah.
Setiap elemen mewakili aspek tertentu: Rumah (kehidupan keluarga), Pohon (vitalitas dan emosi), dan Orang (hubungan interpersonal atau diri sendiri). Kombinasi ketiganya memberikan gambaran utuh tentang kepribadian dan penyesuaian diri.
10. Tes Kemampuan Verbal
Uji kemampuan verbal menilai seberapa baik kandidat memahami, menggunakan, dan mengolah informasi yang disajikan dalam bentuk kata-kata. Tes tersebut mengukur kecepatan, ketepatan pemahaman, serta kemampuan komunikasi lisan dan tulisan seorang pelamar.
Bentuk soal umumnya meliputi sinonim (persamaan kata), antonim (lawan kata), dan analogi (hubungan kata). Ada juga sesi pemahaman teks bacaan yang perlu dianalisis. Kompetensi berbahasa ini sangat penting untuk posisi yang menuntut korespondensi, laporan, dan interaksi yang kuat.
11. Tes Personalitas DISC
DISC mengukur empat dimensi perilaku: Dominance, Influence, Steadiness, dan Conscientiousness. Model DISC tersebut sangat fokus pada gaya kerja, komunikasi, motivasi, dan cara seseorang merespons konflik.
Hasilnya membantu HR memahami bagaimana kandidat berinteraksi dengan rekan kerja dan atasan. Pengukuran perilaku tersebut ideal untuk mencocokkan gaya kepemimpinan atau kerja tim kandidat dengan budaya perusahaan.
12. PAPI Kostick Test
PAPI Kostick adalah tes kepribadian yang mengukur 20 aspek yang berkaitan dengan lingkungan kerja. Pengujian tersebut menilai kebutuhan dan peran kandidat, seperti kepemimpinan, ketekunan, dan kebutuhan afiliasi.
Metode tes ini disajikan dalam bentuk forced-choice, di mana kandidat harus memilih satu dari dua pernyataan yang paling mendekati dirinya. Hasilnya memberikan gambaran menyeluruh tentang dinamika hubungan interpersonal dan gaya kerja di kantor.
13. Tes Kepribadian
Tes kepribadian menjadi salah satu macam macam tes psikologi yang dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik individu yang mempengaruhi cara individu berinteraksi dengan lingkungan kerja.
Contoh tes ini seperti Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), DiSC, dan Tes Big Five. Melalui tes ini, memudahkan peran Human Resource Development dalam menilai apakah kandidat memiliki karakteristik yang sesuai dengan jobdesk atau peran tertentu di perusahaan.
14. Tes Minat dan Sikap Kerja
Jenis terakhir adalah tes minat dan sikap kerja yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi preferensi, minat, serta pandangan kandidat terkait jenis pekerjaan tertentu. Contohnya seperti Strong Interest Inventory (SII) dan Tes Sikap Kerja.
Tes ini dapat membantu HRD dalam menilai tingkat kesesuaian kandidat terhadap aktivitas kerja tertentu atau lingkungan profesional yang spesifik. Selain itu, macam macam tes psikologis ini juga akan memastikan kandidat karyawan memiliki motivasi intrinsik dan sikap yang mendukung keberhasilan mereka dalam posisi yang dilamar.
Tantangan dalam Pelaksanaan Tes Psikologi
Dalam melakukan proses tes psikologi kerja, perusahaan dan tim HRD sering kali mengalami banyak hambatan dan tantangan. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk mengatasi tantangan yang terjadi, serta memastikan pelaksanaan tes ini dapat efektif dan efisien. Ini beberapa tantangannya:
1. Validitas dan Reliabilitas Tes
Tantangan yang penting untuk diatasi adalah dalam memastikan alat tes psikologi untuk rekrutmen memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Validitas memastikan tes benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur, sementara reliabilitas menjamin konsistensi hasil ketika tes dilakukan pada kondisi yang sama.
Pemilihan alat tes yang tidak valid dan tidak reliabel dapat menyebabkan keputusan rekrutmen yang keliru, serta bisa berdampak buruk pada perusahaan. Untuk itu, HRD perlu menggunakan alat tes yang telah terstandarisasi, atau menggunakan software HR ScaleOcean untuk memastikan tes sesuai dan memberikan hasil yang tepat.
2. Interpretasi Hasil Tes
Tes psikologi kerja dengan proses interpretasi hasil yang tinggi memerlukan keahlian khusus. Tanpa pemahaman mendalam, Anda bisa salah menafsirkan hasil tes rekrutmen, yang berpotensi menyebabkan pengambilan keputusan rekrutmen yang tidak akurat.
Untuk itu, HRD perlu melibatkan profesional yang terlatih untuk menganalisis data secara objektif dan memastikan interpretasi hasil sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Penting juga untuk melakukan pelatihan bagi tim internal dalam membaca dan memahami laporan tes juga dapat menjadi solusi jangka panjang.
Selain itu, proses onboarding yang efektif dapat memperkuat pemahaman hasil tes yang telah dilakukan. Hal ini memfasilitasi adaptasi karyawan baru dengan cepat, sehingga mereka dapat segera berkontribusi sesuai dengan hasil tes dan peran yang telah ditentukan dalam perusahaan.
3. Biaya dan Waktu
Proses tes psikotes perusahaan seringkali membutuhkan investasi yang signifikan, baik dari segi biaya maupun waktu. Penggunaan alat tes psikologi untuk rekrutmen yang berkualitas juga memiliki biaya lisensi atau pengadaan yang cukup besar, terutama jika melibatkan konsultan eksternal.
Hal ini dapat menghabiskan waktu untuk administrasi, pengolahan, dan analisis hasil, terutama jika jumlah kandidat yang diuji cukup banyak. Anda dapat memilih alat tes rekrutmen yang tepat dan mengintegrasikannya ke dalam proses rekrutmen untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada.
4. Resistensi dari Manajemen atau Kandidat
Penggunaan alat tes HR sering kali membuat resistensi baik dari pihak perusahaan manajerial dan kandidat, ini terjadi karena kurangnya pemahaman tentang manfaat tes psikologi. Hal ini berdampak pada proses yang memakan waktu dan sumber daya tanpa memberikan kontribusi signifikan.
Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu memberikan penjelasan yang jelas tentang tujuan dan manfaat tes, serta menunjukkan bagaimana hasil test HRD dapat mendukung keputusan rekrutmen yang lebih objektif dan tepat.
Strategi Implementasi Tes Psikologi yang Efektif
Untuk mengoptimalkan proses tes psikologi kerja dan mengatasi tantangan yang terjadi, HRD perlu menerapkan strategi implementasi yang efektif. Dengan pendekatan yang tepat, tes psikologi akan memilih kandidat terbaik, juga memastikan kecocokan mereka dengan budaya dan kebutuhan perusahaan.
1. Penggunaan Software HR ScaleOcean
Salah satu strategi terpenting dalam proses ini adalah menerapkan software HR ScaleOcean, yang menjadi solusi terbaik bagi optimalisasi tes psikologi kerja. Penggunaan software ini akan membantu Anda dalam mengelola proses administrasi tes secara otomatis, mulai dari distribusi hingga pengumpulan hasil, sehingga menghemat waktu dan biaya.
ScaleOcean HR software juga memiliki kemampuan integrasi data tinggi, sehingga memudahkan HRD untuk menganalisis hasil tes rekrutmen secara komprehensif dan menggabungkannya dengan informasi kandidat lainnya, seperti hasil wawancara dan referensi kerja.
Penggunaan software ini juga akan memberikan layanan pelanggan terbaik, di mana Anda melakukan demo gratis dengan tim profesional untuk dapatkan fitur dan keunggulan terbaik bagi kelangsungan operasional karyawan di perusahaan. Beberapa fitur software HR ScaleOcean meliputi:
- Kelola tes terintegrasi dengan sistem yang mendukung berbagai jenis tes psikologi dan dapat diatur sesuai posisi pekerjaan serta kebutuhan perusahaan.
- Penjadwalan dan pengiriman tes otomatis, baik melalui email atau portal kandidat
Analitik dan laporan hasil tes, yang bisa diinterpretasikan secara otomatis melalui grafik, insight, dan rekomendasi - Intergasi dengan sistem lain, meliputi modul rekrutmen, seperti software ATS, Learning Management System (LMS), dan lainnya.
- Tracking status kandidat, pemantauan selama proses rekrutmen dari awal hingga akhir melalui dashboard terorganisir
Penggunaan software HR terbaik ScaleOcean ini akan membuat proses rekrutmen lebih terorganisir dan efisien, mencakup seluruh proses tes psikolog kerja dan rekrutmen karyawan. Adanya integrasi sistem akan membuat proses seleksi kandidat dengan lebih presisi, efisiensi, dan berbasis data akurat.
2. Pelatihan bagi Tim HRD
Melakukan pelatihan untuk tim HRD juga penting untuk mengoptimalkan tes psikologi kerja. Ini penting bagi perusahaan untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang administrasi dan interpretasi hasil tes.
Perusahaan bisa melakukan pelatihan tim HRD seperti cara memilih alat tes yang sesuai, memahami hasil test HRD secara objektif, dan mengaitkannya dengan kebutuhan organisasi. Ini juga akan meningkatkan akurasi dalam seleksi kandidat, dan mengoptimalkan penggunaan hasil tes untuk pengembangan karyawan.
3. Integrasi dengan Proses Rekrutmen Lainnya
Agar hasil tes psikotes perusahaan dapat memberikan manfaat yang maksimal, tim HR bisa menggunakan alat tes psikologi untuk rekrutmen yang dapat terintegrasi dengan elemen lainnya dalam proses rekrutmen.
Ini membuat Anda lebih mudah dalam menganalisis hasil test HRD, wawancara, dan referensi kerja secara menyeluruh tentang kemampuan, kepribadian, dan potensi kandidat. Anda bisa menggunakan software HR ScaleOcean untuk dapatkan integrasi sistem dan proses yang mudah, serta membuat keputusan Anda lebih akurat dan meminimalkan risiko kesalahan rekrutmen.
Kesimpulan
Tes psikologi karyawan penting dalam rekrutmen modern untuk menilai kepribadian, kemampuan, dan potensi kandidat. Berbagai jenis tes dapat disesuaikan dengan kebutuhan, mendukung keputusan rekrutmen yang lebih tepat.
Untuk memudahkan prosesnya, Anda bisa mengimplementasikan software HR ScaleOcean agar proses ini optimal. Kemampuan integrasi yang canggih dan analitik yang mendalam, ScaleOcean memungkinkan HRD untuk mengelola proses seleksi dan pengembangan karyawan dengan lebih efektif. Lakukan demo gratisnya segera untuk dapatkan keunggulan bisnis Anda.
FAQ:
1. Apa tujuan utama perusahaan menggunakan tes psikologi dalam proses rekrutmen?
Tes psikologi bertujuan menilai aspek psikologis kandidat yang tidak terlihat dari CV atau wawancara. Tes ini mengukur kemampuan kognitif dan kepribadian, membantu memprediksi kesesuaian karakter dan potensi kandidat dengan tuntutan posisi serta budaya kerja perusahaan dalam jangka panjang.
2. Apa saja tiga jenis tes psikologi yang paling umum digunakan dalam rekrutmen di Indonesia?
Proses rekrutmen sering menggabungkan tes yang mengukur kecerdasan dan kepribadian:
1. Tes Kepribadian (e.g., MBTI, DiSC, PAPI Kostick): Mengukur sifat, motivasi, dan preferensi kandidat dalam lingkungan sosial dan kerja, yang penting untuk menilai kecocokan dengan budaya organisasi.
2. Tes Kemampuan Kognitif/Logika (e.g., Logika Aritmatika, Silogisme): Mengukur kemampuan kandidat dalam memecahkan masalah, penalaran numerik, dan berpikir kritis. Seringkali disebut sebagai tes potensi akademik.
3. Tes Konsentrasi/Ketahanan (e.g., Kraepelin atau Pauli Test): Mengukur daya tahan mental, ketelitian, kecepatan kerja, dan kemampuan untuk mempertahankan fokus di bawah tekanan kerja.
3. Bagaimana tes psikologi membantu perusahaan mengurangi risiko kesalahan dalam perekrutan?
Tes psikologi membantu mengurangi risiko dengan memberikan wawasan terukur dan berbasis data tentang kandidat. Ini melengkapi wawancara, meningkatkan objektivitas keputusan, meminimalkan bias, serta memprediksi kecocokan budaya dan pekerjaan, yang berujung pada kepuasan kerja lebih tinggi dan menurunkan tingkat turnover.