Master Production Schedule (MPS): Fungsi dan Contohnya

ScaleOcean Team
Share artikel ini

Tahukah Anda bahwa tanpa Master Production Schedule (MPS) yang terstruktur, perusahaan manufaktur sering menghadapi kesalahan dalam estimasi kapasitas produksi dan kebutuhan bahan baku? Hal ini sering disebabkan oleh manual planning atau keterbatasan visibilitas rantai pasok, yang berdampak pada ketidakseimbangan stok, penundaan pengiriman, hingga peningkatan biaya operasional.

Memahami fungsi dan penerapan MPS system sangatlah penting, terutama dalam berbagai model produksi. MPS tidak hanya membantu menyelaraskan proses perencanaan, tetapi juga memastikan setiap tahap produksi dapat berjalan sesuai target kapasitas dan kebutuhan bahan baku yang terukur.

Melalui artikel ini, Anda akan mendapatkan informasi tentang pengertian, penerapan, jenis laporan, hingga strategi efektif pengelolaan MPS. Hal ini dapat membantu perusahaan manufaktur untuk mengelola proses tersebut dengan lebih mudah, akurat, dan efisien, sehingga mendukung keberlanjutan operasional bisnis Anda.

requestDemo

1. Apa yang Dimaksud dengan Master Production Schedule?

Master Production Schedule (MPS) adalah perencanaan produk akhir dalam industri manufaktur yang mencakup jumlah dan periode waktu produksi. MPS bertugas mendisagregasi serta mengimplementasikan rencana produksi agar proses operasional berjalan sesuai target yang telah ditetapkan.

Dalam implementasinya, sistem MPS membantu perusahaan merencanakan kebutuhan material, tenaga kerja, dan mesin. Dengan mengacu pada data permintaan pelanggan, kapasitas produksi, dan inventaris yang tersedia, MPS memungkinkan perusahaan menghindari overproduction atau kekurangan stok. Hal ini membuat proses produksi lebih terstruktur dan dapat diandalkan.

Keberhasilan penerapan MPS sangat bergantung pada kualitas data dan komunikasi antar departemen, termasuk produksi, pemasaran, dan pengadaan. Dengan menggunakan software MPS yang terintegrasi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, memenuhi tenggat waktu, dan merespons perubahan permintaan pasar dengan lebih fleksibel.

Baca Juga: Proses Manufaktur: Jenis, Tahapan, dan Contoh Prosesnya

2. Apa Fungsi MPS?

Apa Fungsi MPS

Setelah memahami apa itu master production schedule, sistem tersebut memastikan ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, dan peralatan sesuai kebutuhan jadwal produksi. Selain itu, MPS juga mengendalikan inventaris dengan menentukan jumlah dan waktu produksi produk jadi, sehingga mendukung efisiensi operasional dan pemenuhan permintaan pasar secara optimal. Berikut penjelasan mengenai fungsi-fungsi utamanya:

a. Perencanaan Produksi yang Terstruktur

Pertama, MPS menyusun jadwal produksi secara terstruktur, menentukan produk yang akan dihasilkan, menetapkan waktu produksi, dan menghitung jumlah produksi yang dibutuhkan. Jadwal induk produksi memberikan panduan yang jelas untuk memastikan kelancaran seluruh proses produksi dan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Dengan perencanaan yang detail ini, MPS memastikan kelancaran seluruh proses produksi.

b. Pengendalian Inventaris

Melalui perencanaan yang presisi, MPS membantu perusahaan mengelola inventaris secara efektif. Dengan data yang akurat, sistem ini dapat mencegah stok berlebih atau kekurangan bahan baku yang dapat mengganggu kelancaran produksi dan layanan pelanggan.

c. Peningkatan Efisiensi Operasional

Fungsi lain master production schedule adalah​ memungkinkan perusahaan memaksimalkan penggunaan sumber daya, seperti mesin, tenaga kerja, dan bahan baku. Dengan menghilangkan aktivitas yang tidak produktif, MPS membantu meningkatkan efisiensi proses produksi secara menyeluruh.

d. Dasar Perencanaan Material (MRP)

Berikutnya, MPS juga menjadi acuan utama untuk sistem Material Requirements Planning (MRP). Dengan menyediakan informasi detail mengenai kebutuhan produksi, MPS memastikan ketersediaan bahan baku yang diperlukan sesuai jadwal produksi.

e. Penyesuaian dengan Permintaan Pasar

MPS software memungkinkan perusahaan merespons perubahan permintaan pasar dengan cepat dan fleksibel. Dengan data yang terintegrasi, perusahaan dapat menyesuaikan volume produksi untuk menjaga kepuasan pelanggan dan daya saing.

f. Prediksi Kebutuhan Tenaga Kerja

Selain itu, MPS system turut membantu perusahaan dalam memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan jadwal produksi. Dengan perencanaan ini, perusahaan dapat memastikan ketersediaan tenaga kerja yang cukup untuk mendukung kelancaran produksi pada setiap periode.

g. Pengurangan Biaya Produksi

MPS juga berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi waktu produksi. Dengan memetakan secara rinci tahapan-tahapan produksi dan menentukan jadwal produksi yang optimal, MPS membantu meminimalkan waktu tunggu dan idle time, serta juga dapat mengidentifikasi bottleneck dalam proses produksi

h. Analisis Kinerja Produksi

Terakhir, software MPS memberikan data penting yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja proses produksi. Analisis ini membantu perusahaan mengidentifikasi bottleneck dan melakukan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas.

3. Apa Bagian Dari Master Production Schedule?

Master Production Schedule (MPS) terdiri dari elemen-elemen penting yang bekerja saling mendukung. Elemen ini memastikan perencanaan produksi berjalan efektif dengan mengatur jadwal secara sistematis, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan mengoptimalkan sumber daya perusahaan. Berikut penjelasan detail setiap bagian:

a. Forecast Permintaan

Forecast permintaan memproyeksikan kebutuhan produk berdasarkan tren pasar, data historis, dan pesanan pelanggan. Elemen ini membantu perusahaan menentukan target produksi yang realistis, sehingga permintaan dapat terpenuhi tanpa menimbulkan kelebihan atau kekurangan stok.

b. Jadwal Produksi Utama

Berikutnya, jadwal produksi utama akan merinci waktu spesifik untuk memulai dan menyelesaikan produksi setiap produk. Informasi ini dibuat berdasarkan prioritas, kapasitas produksi, dan kebutuhan pasar, memastikan proses produksi berjalan lancar dan terorganisir.

c. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi mencakup kemampuan fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan untuk memenuhi jadwal yang telah direncanakan. Elemen ini memastikan proses produksi sesuai kapasitas, menghindari hambatan akibat kelebihan beban atau alokasi yang tidak optimal.

d. Kebutuhan Bahan Baku

Bagian ini menentukan bahan baku yang diperlukan untuk mendukung jadwal produksi. Data ini menjadi dasar bagi Material Requirements Planning (MRP) untuk memastikan bahan tersedia tepat waktu dan sesuai jumlah kebutuhan.

e. Inventaris Produk Jadi

Inventaris produk jadi mencatat jumlah barang yang tersedia di gudang untuk memenuhi permintaan pasar. Tujuan elemen ini di master production schedule adalah​ membantu perusahaan menentukan berapa banyak produk tambahan yang perlu diproduksi guna menjaga keseimbangan antara permintaan dan stok.

f. Tenggat Waktu Produksi

Tenggat waktu menentukan kapan suatu produk harus selesai diproduksi untuk memenuhi jadwal pengiriman. Elemen ini memastikan perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan tepat waktu dan mempertahankan kepercayaan pasar terhadap layanan yang diberikan.

g. Keputusan Prioritas Produksi

Keputusan prioritas produksi menetapkan urutan pengerjaan produk berdasarkan tingkat urgensi atau nilai strategis. Dukungan elemen tersebut dalam software MPS akan membantu perusahaan memfokuskan sumber daya pada produk yang paling penting untuk menjaga efisiensi dan memenuhi target bisnis.

h. Rencana Pemulihan (Contingency Plan)

Tidak hanya itu, rencana pemulihan dirancang untuk menghadapi gangguan, seperti keterlambatan bahan baku atau kerusakan peralatan. Hal ini memungkinkan perusahaan merespons perubahan dengan cepat, sehingga produksi tetap stabil dan target bisnis tetap tercapai.

4. Apa itu MPS dan MRP?

Apa itu MPS dan MRP

Master Production Schedule (MPS) dan Material Requirements Planning (MRP) adalah komponen penting dalam manajemen produksi. Meski saling terkait, keduanya memiliki fokus dan fungsi berbeda. Berikut penjelasan perbedaan utama antara MPS dan MRP:

a. Input Data

  • MPS: Perusahaan menggunakan data permintaan pasar, kapasitas produksi, dan inventaris produk jadi untuk memastikan jadwal produksi sesuai kebutuhan.
  • MRP: Sistem MRP mengolah output MPS, inventaris bahan baku, dan Bill of Materials untuk menentukan kebutuhan material secara detail.

b. Fokus Utama

  • MPS: Sistem MPS berfokus merancang jadwal produksi produk jadi, memastikan waktu dan jumlah produksi sesuai permintaan pelanggan.
  • MRP: Sementara itu, MRP memastikan semua bahan baku tersedia tepat waktu untuk mendukung produksi sesuai jadwal MPS.

c. Tujuan

  • MPS: Software MPS secara aktif mengoptimalkan kapasitas produksi perusahaan, memastikan bahwa permintaan pasar terpenuhi dengan tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan.
  • MRP: MRP mengelola pengadaan bahan baku secara optimal untuk mencegah stok berlebih atau kekurangan yang dapat mengganggu kelancaran proses produksi.

d. Hasil Akhir

  • MPS: MPS menghasilkan jadwal produksi terperinci untuk produk jadi, memastikan setiap tahap produksi sesuai rencana dan permintaan pelanggan.
  • MRP: MRP menyusun jadwal pengadaan bahan baku dan mengatur rencana kebutuhan material berdasarkan output MPS dan daftar kebutuhan material.

5. Penerapan MPS dalam Berbagai Model Produksi

Berbagai model produksi memanfaatkan Master Production Schedule (MPS) untuk menciptakan jadwal produksi yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan operasional. Setiap model produksi memiliki pendekatan unik dalam menggunakan MPS, tergantung pada tujuan bisnis dan karakteristik produk. Berikut pembahasannya:

a. Make-to-Stock (MTS)

Dalam model produksi Make-to-Stock, Master Production Schedule (MPS) secara aktif merencanakan produksi berdasarkan perkiraan permintaan pasar. Dengan MPS, perusahaan memastikan ketersediaan stok produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara tepat waktu.

b. Make-to-Order (MTO)

Dengan menggunakan MPS dalam model Make-to-Order, perusahaan dapat menyesuaikan jadwal produksi untuk memenuhi pesanan pelanggan secara individual. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengirimkan produk tepat waktu dan memenuhi kebutuhan spesifik setiap pelanggan.

c. Assemble-to-Order (ATO)

Berikutnya, dalam Assemble-to-Order, sistem ini digunakan untuk merencanakan komponen yang akan dirakit saat pesanan diterima. Dengan fokus pada inventaris komponen, MPS memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan pelanggan dengan waktu respons yang lebih cepat.

d. Batch Production

Pada model Batch Production, MPS berfungsi untuk menentukan jadwal produksi setiap batch. Dengan penerapan contoh master production schedule ini, perusahaan dapat mengatur volume dan urutan produksi untuk memaksimalkan penggunaan mesin, tenaga kerja, dan bahan baku.

e. Mass Customization

Contoh penerapan master production schedule memungkinkan perusahaan menerapkan konsep Mass Customization dengan sangat efektif. MPS mengintegrasikan fleksibilitas dan efisiensi produksi, sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan unik setiap pelanggan tanpa mengorbankan skala produksi.

Maka dari itu, Software ERP Manufaktur ScaleOcean bisa Anda terapkan di operasional bisnis untuk mengoptimalkan tingkat inventory, serta memudahkan perencanaan produksi dengan menyelaraskan penawaran dan permintaan secara akurat. Lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pasar dengan menerapkan ScaleOcean MPS Manufaktur di perusahaan Anda.

Manufaktur

6. Jenis Laporan yang ada di MPS

Sementara itu, Master Production Schedule (MPS) menyediakan berbagai jenis laporan untuk mendukung pengelolaan produksi yang efektif. Setiap laporan memberikan wawasan yang spesifik, membantu perusahaan merencanakan, memantau, dan meningkatkan efisiensi proses produksi. Berikut penjelasan tiap jenis laporan:

a. Laporan Jadwal Produksi

Pertama, laporan jadwal produksi secara rinci menyajikan rencana produksi, mencakup jenis produk, kuantitas, dan tenggat waktu penyelesaian. Dengan informasi ini, perusahaan dapat memastikan kelancaran proses produksi dan memenuhi permintaan pasar secara tepat waktu.

b. Laporan Kebutuhan Material

Laporan lain dari master production schedule adalah​ laporan kebutuhan material yang secara akurat mengidentifikasi kebutuhan bahan baku untuk setiap produk. Informasi dari sistem MPS ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan pembelian bahan baku dengan lebih baik, menghindari kekurangan, dan memastikan kelancaran proses produksi.

c. Laporan Kapasitas Produksi

Kemudian, melalui laporan kapasitas produksi, perusahaan memperoleh gambaran jelas mengenai kemampuan produksi. Informasi ini memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi hambatan produksi dan mengambil tindakan proaktif untuk menyesuaikan kapasitas produksi.

d. Laporan Inventaris

Laporan inventaris mencatat jumlah stok bahan baku, barang setengah jadi, dan produk jadi yang tersedia. Data ini memastikan pengelolaan stok berjalan optimal, menghindari overstocking atau kekurangan yang dapat menghambat proses produksi.

e. Laporan Pemenuhan Pesanan

Di sisi lain, laporan pemenuhan pesanan secara berkala melacak kemajuan produksi dan memastikan semua pesanan pelanggan terpenuhi sesuai jadwal. Laporan ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi potensi kendala yang dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman.

f. Laporan Analisis Performa Produksi

Laporan ini membandingkan hasil aktual dengan rencana produksi, mengevaluasi efisiensi proses, dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. Dengan laporan ini, perusahaan dapat terus meningkatkan performa produksi secara berkelanjutan.

g. Laporan Perencanaan Kontingensi

Terakhir, terdapat juga laporan yang menyediakan skenario alternatif untuk menghadapi gangguan operasional, seperti keterlambatan bahan baku atau kerusakan mesin. Dengan rencana kontingensi, perusahaan dapat menjaga stabilitas produksi meskipun menghadapi situasi yang tidak terduga.

Setiap laporan dalam MPS system berfungsi sebagai alat penting untuk mendukung pengambilan keputusan strategis, memastikan kelancaran operasional, dan meningkatkan daya saing perusahaan.

7. Permudah Pengelolaan Master Production Schedule dengan Software MPS

Permudah Pengelolaan Master Production Schedule dengan Software MPS

Software Manufaktur ScaleOcean adalah solusi terintegrasi yang dirancang untuk menyederhanakan pengelolaan Master Production Schedule (MPS). Dengan fitur end-to-end yang menghubungkan semua modul, seperti inventori, produksi, dan pembelian, ScaleOcean memastikan alur kerja bisnis yang lebih efisien dan mengurangi kesalahan manual.

Automasi proses produksi memungkinkan perusahaan mengurangi kesalahan manual, mempercepat perencanaan, dan meningkatkan akurasi jadwal produksi. Selain itu, fitur pengelolaan kapasitas juga membantu memonitor kapasitas mesin dan tenaga kerja sehingga menghindari overproduction atau underutilization.

Dengan ScaleOcean, proses bisnis menjadi lebih efisien, hemat biaya, dan responsif terhadap perubahan permintaan pasar. Untuk membantu perusahaan memahami potensi software ini, ScaleOcean menawarkan demo gratis untuk melihat secara langsung bagaimana fitur-fitur canggih di bawah ini dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kinerja bisnis Anda.

  • Master Production Schedule (MPS): Mengoptimalkan perencanaan jadwal produksi dengan integrasi permintaan pelanggan, kapasitas, dan ketersediaan bahan baku.
  • Smart Material Requirements Planning (MRP): Mengotomasi perhitungan kebutuhan material untuk memastikan stok bahan baku sesuai dengan jadwal produksi.
  • Production Scheduling & Tracking: Menyusun jadwal produksi detail dan memantau status proses secara real-time untuk menghindari keterlambatan.
  • Capacity Planning: Menganalisis kapasitas mesin dan tenaga kerja untuk memastikan produksi berjalan optimal tanpa hambatan.
  • Inventory Management: Mengelola ketersediaan stok bahan baku dan produk jadi secara efisien dengan sistem pelacakan otomatis.
  • Quality Control (QC): Memastikan kualitas produk terjaga melalui inspeksi otomatis pada setiap tahap proses produksi.
  • Business Intelligence & Reporting: Menyediakan analitik real-time dan laporan strategis untuk mendukung pengambilan keputusan yang berbasis data.

Baca Juga: Mean Time To Repair (MTTR): Arti dan Bedanya dari MTBF, MTTF

8. Kesimpulan

Pengelolaan sistem Master Production Schedule (MPS) yang efektif memastikan alur produksi berjalan lancar, memenuhi permintaan pasar, dan meminimalkan pemborosan. Namun, tanpa dukungan teknologi yang tepat, perusahaan berisiko menghadapi kendala seperti ketidaktepatan jadwal, kurangnya visibilitas, dan pengelolaan stok yang tidak efisien, yang dapat menghambat produktivitas secara keseluruhan.

Optimalkan perencanaan produksi Anda dengan ScaleOcean, solusi software manufaktur terpercaya yang dirancang untuk menyederhanakan pengelolaan MPS. Dengan fitur otomatisasi dan integrasi data real-time, ScaleOcean membantu perusahaan meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan akurasi dalam proses produksi. Segera jadwalkan demo gratisnya sekarang juga!

FAQ:

1. Apa yang dimaksud dengan Master Production Schedule?

Master Production Schedule (MPS) adalah panduan utama dalam manufaktur yang menentukan apa, kapan, dan jumlah produksi. MPS menggunakan data dari bill of material (BOM) untuk memastikan kebutuhan bahan baku serta menjadwalkan penerimaan material dengan tepat.

2. Apa perbedaan antara MRP dan MPS?

MRP, atau Perencanaan Kebutuhan Material, menghitung jumlah material yang perlu dipesan untuk suatu barang. Sementara itu, MPS, atau Jadwal Produksi Induk, menetapkan waktu penggunaan material dalam proses produksi barang tersebut.

3. Apa saja input yang diperlukan dalam menyusun MPS?

Lima input utama bagi MPS adalah:
1. Data permintaan total: Menyediakan informasi penting sebagai dasar penjadwalan produksi induk.
2. Status inventori: Menggambarkan jumlah stok yang tersedia dan yang dibutuhkan.
3. Rencana produksi: Memberikan panduan terkait volume dan jadwal produksi.
4. Data perencanaan: Menjelaskan aturan lot-sizing dan kebutuhan stok.
5. Informasi RCCP: Memastikan kapasitas produksi mencukupi kebutuhan jadwal.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?