Untuk meningkatkan efisiensi produksi di sektor manufaktur, perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat. Salah satu langkah penting adalah memahami dan menghitung biaya variabel per unit. Biaya variabel per unit adalah bagian penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
Dengan menghitungnya, perusahaan dapat mengetahui rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi setiap unit produk. Selain itu, informasi ini membantu menentukan jumlah produksi yang ideal, meningkatkan keuntungan, dan memanfaatkan sumber daya secara optimal. Selanjutnya, dalam artikel ini, Anda akan mempelajari konsep biaya variabel per unit, fungsi, jenis, dan cara menghitungnya dengan benar.
1. Definisi Biaya Variabel Per Unit
Biaya variabel per unit adalah biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya ini digunakan untuk menilai seberapa besar pengeluaran per unit produk seiring dengan perubahan volume produksi. Berbeda dengan biaya tetap yang tidak terpengaruh oleh tingkat produksi, biaya variabel dapat meningkat atau menurun tergantung pada aktivitas produksi.
Konsep ini menjadikan biaya variabel sebagai komponen penting dalam menentukan efisiensi produksi dan perencanaan anggaran bisnis karena menunjukkan bahwa jika produksi meningkat, biaya total variabel akan meningkat meskipun biaya per unit tetap sama.
Untuk mengelola biaya variabel per unit, perusahaan perlu menyesuaikan tingkat produksi dengan biaya yang dikeluarkan. Menekan biaya variabel per unit membantu perusahaan memproduksi lebih banyak dengan pengeluaran yang lebih efisien. Namun, jika biaya variabel terlalu tinggi, perusahaan mungkin harus menaikkan harga jual agar tetap meraih keuntungan.
2. Karakteristik Biaya Variabel Per Unit
Biaya variabel per unit memiliki ciri-ciri yang berperan penting dalam analisis biaya, Pemahaman akan ciri-ciri dibawah ini dapat membantu perusahaan dalam mengelola efisiensi produksi dan pengambilan keputusan.
a. Perubahan Total Biaya
Biaya variabel mengalami perubahan secara langsung seiring dengan perubahan volume produksi. Artinya, semakin banyak unit yang diproduksi, semakin tinggi total biaya variabel yang dikeluarkan. Sebagai contoh, bahan baku dalam manufaktur merupakan biaya variabel; jika produksi meningkat, penggunaan bahan baku dan total biayanya juga meningkat.
b. Biaya Per Unit Konstan
Meskipun total biaya variabel berubah, biaya per unitnya tetap sama. Hal ini berarti setiap unit tambahan yang diproduksi akan memiliki biaya yang sama. Misalnya, jika biaya bahan baku untuk satu produk adalah Rp10.000, maka biaya per unit ini tidak berubah meskipun volume produksi naik atau turun.
3. Perbedaan Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Biaya variabel dan biaya tetap merupakan dua elemen penting dalam akuntansi manajerial. Untuk memahami perbedaannya secara lebih jelas, perhatikan tabel di bawah ini. Dengan pemahaman yang tepat, perusahaan Anda dapat mengelola keuangan dan membuat keputusan strategis dengan lebih efektif.
Biaya Variabel | Biaya Tetap |
---|---|
– Biaya per unit konstan, tetapi totalnya berubah sesuai volume – Contohnya meliputi bahan baku, komisi penjualan, dan biaya tenaga kerja langsung
|
– Berubah sesuai volume produksi, tetapi total tetap – Contohnya berupa sewa gedung, gaji manager, dan asuransi – Tetap harus dibayar meskipun tidak ada produksi |
4. Fungsi Biaya Variabel dalam Manajemen Keuangan
Biaya variabel memainkan peran penting dalam manajemen keuangan. Oleh sebab itu, memahami fungsi biaya ini membantu perusahaan membuat keputusan strategis, mencapai tujuan keuangan, dan meningkatkan efisiensi.
a. Pengendalian Biaya
Biaya variabel membantu perusahaan dalam mengelola pengeluaran yang terkait dengan produksi. Dengan memantau biaya ini, perusahaan dapat mengidentifikasi inefisiensi dan mengambil tindakan untuk mengoptimalkan pengeluaran, memastikan profitabilitas tetap terjaga.
b. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Selanjutnya, informasi tentang biaya variabel berperan penting untuk perencanaan anggaran dan pengambilan keputusan. Dengan data ini, perusahaan dapat menghitung keuntungan dari setiap unit produk dan menentukan jumlah produksi yang ideal untuk mencapai target keuntungan.
c. Menetapkan Nilai untuk Semua Divisi
Selain itu, biaya variabel juga digunakan untuk menetapkan nilai atau harga produk di setiap divisi. Dengan menghitung biaya variabel secara akurat, perusahaan dapat menetapkan harga yang kompetitif sekaligus mempertahankan margin keuntungan yang sehat.
Baca juga: 18 Software Manufaktur Terbaik untuk Efisiensi Pabrik
5. Jenis-Jenis Biaya Variabel
Biaya variabel terdiri dari berbagai jenis pengeluaran yang berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Maka dari itu, pemahaman tentang jenis-jenis biaya variabel ini dapat membantu pengelolaan keuangan perusahaan secara efisien. Berikut adalah penjelasaannya.
a. Bahan Baku
Biaya bahan baku mencakup pengeluaran untuk pembelian bahan mentah yang digunakan langsung dalam proses produksi. Biaya ini mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah unit yang diproduksi, sehingga perusahaan perlu mengelolanya dengan cermat untuk menjaga efisiensi.
b. Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang dibayarkan kepada pekerja yang terlibat secara langsung dalam pembuatan produk. Biaya ini bersifat fleksibel dan dapat meningkat seiring bertambahnya jumlah unit yang diproduksi atau jam kerja yang dibutuhkan.
c. Biaya Utilitas
Biaya utilitas merupakan pengeluaran untuk sumber energi seperti listrik, air, atau gas yang digunakan dalam proses produksi. Penggunaan energi ini bergantung pada tingkat produksi, sehingga biaya ini dapat naik atau turun sesuai kebutuhan.
d. Komisi Penjualan
Perusahaan membayar komisi penjualan kepada tenaga penjual berdasarkan jumlah atau nilai penjualan yang mereka hasilkan. Volume penjualan yang tercapai akan memengaruhi biaya variabel yang akan dibayar.
6. Rumus Biaya Variabel Per Unit
Untuk menghitung biaya variabel ini, ada sebuah rumus dasar yang digunakan untuk mengukur total biaya yang secara langsung berubah seiring perubahan jumlah produksi. Biaya variabel ini mencakup biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya operasional lainnya yang akan bertambah atau berkurang secara langsung sesuai dengan volume produksi. Berikut ini rumus biaya variabel per unit yang harus Anda pahami.
Biaya Variabel per Unit = Total Biaya Variabel ÷ Jumlah Unit yang Diproduksi
7. Cara Menghitung Biaya Variabel Per Unit
Untuk lebih memahami konsep ini, Anda harus mengetahui langkah dan cara menghitung biaya variabel per unit dengan akurat. Pemahaman ini akan membantu Anda menentukan efisiensi dan profit produksi di perusahaan manufaktur Anda secara optimal. Berikut langkah-langkah mudah yang dapat Anda ikuti.
a. Identifikasi Biaya Variabel
Mulailah dengan mengidentifikasi semua pengeluaran yang berubah sesuai dengan volume produksi. Ini meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya operasional seperti listrik. Pisahkan biaya variabel dari biaya tetap agar hasil perhitungan menjadi lebih akurat. Selain itu, gunakan laporan keuangan dan data operasional untuk mempermudah analisis.
b. Hitung Total Biaya Variabel
Selanjutnya, hitung semua biaya variabel. Jumlahkan seluruhnya untuk periode tertentu, seperti satu siklus produksi atau satu bulan. Jumlah ini mencakup biaya langsung yang berkaitan dengan pembuatan produk dan dapat fluktuatif, tergantung pada tingkat efisiensi dan output produksi.
Menghitung total biaya variabel membutuhkan akurasi dan pemahaman yang baik terhadap proses bisnis serta perubahan harga bahan baku dan upah kerja. Pastikan tidak ada biaya tetap yang terhitung dalam penjumlahan ini, karena dapat mengganggu akurasi dari perhitungan biaya variabel.
c. Menentukan Jumlah Unit yang Diproduksi
Setelah itu, cara menghitung biaya variabel per unit adalah dengan menghitung jumlah unit yang diproduksi dalam perusahaan manufaktur. Penting untuk mencatat jumlah ini dengan akurat agar dapat mencerminkan total produksi yang sebenarnya keluar dari lini produksi. Anda juga harus teliti dalam membedakan unit yang benar-benar selesai dan siap untuk dijual dengan produk yang masih dalam proses produksi.
d. Hitung Biaya Variabel per Unit
Setelah seluruh langkah telah dilakukan, langkah terakhir sebagai cara menghitung biaya variabel per unit adalah dengan menghitung biaya variabel per unit. Hasil perhitungan ini akan memberikan biaya variabel rata-rata untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Perhitungan ini sangat penting untuk menentukan harga jual, menghitung margin keuntungan, dan melakukan analisis titik impas. Anda dapat menghitungnya dengan rumus biaya variabel per unit yang sebelumnya telah diuraikan.
e. Penggunaan Software untuk Meningkatkan Efisiensi Manufaktur
Pengelolaan produksi yang optimal berperan penting untuk mencapai keberhasilan pada lingkup manufaktur yang semakin kompleks. Salah satu vendor terpercaya untuk menangani permasalahan kompleks bisnis manufaktur adalah ScaleOcean. ScaleOcean manufacture ERP adalah salah satu perangkat lunak yang dirancang untuk membantu industri manufaktur mencapai efisiensi dan integrasi proses bisnis yang lebih baik melalui fitur-fitur berikut.
- Kiosk Mode: Menyediakan front-end untuk tenaga kerja untuk memantau kesiapan mesin produksi, melakukan absensi, dan memulai proses produksi.
- Manufacturing Production Scheduling: Merencanakan jadwal produksi berdasarkan prediksi permintaan historis dan memberikan analisis grafis untuk pengambilan keputusan produksi yang lebih baik.
- Manufacturing Requisition Planning: Membantu perencanaan kebutuhan bahan baku dan sumber daya lainnya secara detail untuk proses produksi.
- Gantt Chart Schedule Management: Mengelola jadwal produksi dengan menggunakan diagram Gantt untuk memastikan optimalisasi sumber daya dan jadwal yang efisien.
Selain itu, software manufaktur ScaleOcean dapat mengatasi tantangan seperti kurangnya visibilitas dalam proses produksi atau pengelolaan biaya bahan baku yang kurang efisien. Didukung teknologi IoT dan analisis data terintegrasi, ScaleOcean dapat membantu meningkatkan efisiensi sekaligus memberikan keuntungan yang lebih besar. Anda juga bisa mencoba demo gratis ScaleOcean untuk melihat bagaimana fitur ini dapat mendukung kebutuhan bisnis Anda.
8. Contoh Menghitung Biaya Variabel per Unit
Setelah memahami bagaimana cara menghitung biaya variabel per unit dengan rumus yang tepat, kami uraikan contohnya untuk membantu Anda mengelola biaya produksi dengan baik. Anda dapat menggunakan contoh di bawah ini sebagai acuan.
Sebuah perusahaan manufaktur memproduksi 1.000 unit produk dalam satu bulan. Total biaya variabel yang diidentifikasi selama periode tersebut adalah Rp50.000.000, yang meliputi biaya bahan baku Rp30.000.000, upah tenaga kerja langsung Rp15.000.000, dan biaya utilitas Rp5.000.000. Untuk menghitung biaya variabel per unit, total biaya variabel dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Rumus: Biaya Variabel per Unit = Total Biaya Variabel ÷ Jumlah Unit yang Diproduksi
Perhitungan: Rp50.000.000 ÷ 1.000 unit = Rp50.000 per unit
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa biaya variabel rata-rata untuk memproduksi satu unit produk adalah Rp50.000. Angka ini penting bagi perusahaan untuk menentukan harga jual produk yang menguntungkan. Dengan mengetahui biaya variabel per unit, perusahaan dapat memastikan margin keuntungan yang memadai, mengelola efisiensi produksi, dan menghitung titik impas dengan lebih akurat.
Kesimpulan
Biaya variabel per unit adalah komponen penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan, terutama di sektor manufaktur. Memahami konsep ini membantu perusahaan meningkatkan efisiensi produksi, menetapkan harga jual yang tepat, dan merencanakan strategi operasional dengan lebih baik. Dengan memisahkan biaya variabel dari biaya tetap, perusahaan dapat menganalisis pengeluaran yang berubah sesuai volume produksi secara lebih jelas.
Oleh karena itu, untuk mempermudah proses ini, Anda bisa mencoba demo gratis software manufaktur ScaleOcean, yang dirancang untuk membantu mengelola dan memantau biaya produksi secara efisien. Menghitung biaya variabel per unit secara akurat juga membantu perusahaan menentukan jumlah produksi yang ideal dan memaksimalkan penggunaan sumber daya. Selain itu, perhitungan ini mendukung keputusan penting, seperti menentukan titik impas dan margin keuntungan, sehingga perusahaan dapat tetap kompetitif di pasar.