5 Perbedaan FOB Shipping Point dan FOB Destination

ScaleOcean Team

Untuk memastikan proses ekspor impor berlangsung dengan lancar dan memuaskan pihak pembeli sekaligus penjual, maka diperlukan kejelasan terkait tanggung jawab bagi keduanya. Nah, ini bisa diatur dalam incoterm, salah satunya menggunakan FOB. Kontrak perdagangan ini pun juga masih terdiri dari dua jenis yaitu shipping point dan destination.

Memahami perbedaan FOB shipping point dan FOB destination serta konsekuensi dari masing-masing tidak hanya untuk memperlancar proses perdagangan internasional, tetapi memaksimalkan efisiensi dan mengurangi potensi risiko selama proses pengiriman. Pembahasan berikut ini akan mengulas lebih dalam perbedaan keduanya, serta tips memilih yang paling sesuai kebutuhan bisnis logistik.

1. Apa itu FOB Shipping Point?

Sebelum memahami pengertian FOB shipping point dalam bisnis logistik, mari simak skenario berikut ini terlebih dulu. Misalkan PT Harvest Agro perusahaan agribisnis di Sumatera telah menyelesaikan pemesanan ekspor 200 ton kopi arabika organik untuk Cafe Imports LLC, yang berbasis di Minneapolis, AS. Kedua pihak sepakat untuk menggunakan incoterms FOB shipping point.

Dalam kontrak ini, semua tanggung jawab terhadap kopi akan diserahkan sepenuhnya ke Cafe Imports LLC segera saat barang meninggalkan wilayah pengolahan PT Harvest Agro. Dengan demikian, Cafe Imports LLC bertanggung jawab untuk mengatur dan membayar pengiriman dari Indonesia ke Amerika Serikat, serta menanggung  semua risiko kerusakan atau kehilangan kopi selama perjalanan.

Setelah kopi diangkat dari gudang dan dimuat ke kapal di pelabuhan terdekat, perusahaan agribisnis ini akan memperbarui sistem akuntansi untuk mencatat penjualan dan mengurangi stok kopi. Nah, sedangkan Cafe Imports LLC bisa mulai mencatat jumlah kopi tersebut sebagai tambahan stok ke dalam sistem inventaris mereka. Jika ada kerusakan pada kopi selama perjalanan, Cafe Imports LLC yang bertanggung jawab untuk mengatur asuransi pengiriman, karena barang sudah menjadi milik mereka sesaat setelah meninggalkan Indonesia.

2. Apa itu FOB Destination?

Selanjutnya, perhatikan skenario berikut untuk bisa memahami apa itu FOB destination. PT Indomarine adalah sebuah perusahaan manufaktur peralatan kelautan di Surabaya. Mereka telah menyelesaikan pembuatan peralatan selam yang akan dikirimkan ke DiveGear Ltd, yang berlokasi di Sydney, Australia. Kesepakatan penjualan ini menggunakan FOB destination.

Dalam hal ini, PT Indomarine bertanggung jawab terkait semua kebutuhan barang hingga tiba dan diserahkan di lokasi pelanggan. Artinya, ini juga mencakup semua biaya pengiriman dan risiko adanya kerusakan atau kehilangan barang selama perjalanan. Semua harus dipastikan selesai dan barang diterima dalam kondisi baik oleh DiveGear Ltd di Sydney.

Dalam praktiknya, PT Indomarine berkoordinasi dengan bisnis logistik untuk mengirim pesanan dari Surabaya ke Sydney. Selama barang masih dalam perjalanan, maka ini akan tetap tercatat sebagai inventaris PT Indomarine. Baru setelah DiveGear Ltd secara resmi menerima dan memeriksa semua peralatan dalam kondisi yang baik dan lengkap, PT Indomarine akan mencatat penyelesaian penjualan dan mengurangi barang tersebut dari inventaris mereka. Nah, jika terdapat kerusakan selama pengiriman, PT Indomarine lah yang akan mengurus klaim kerusakan tersebut.

3. Perbedaan FOB Shipping Point dan FOB Destination

Nah, dari pembahasan di atas bisa dilihat bahwa FOB destination dan shipping point adalah dua jenis FOB incoterm yang punya alur kerja dan kebijakan pengalihan tanggung jawab yang berbeda satu sama lain. Mari kita pahami perbedaan keduanya dari beberapa aspek berikut.

a. Titik Pengalihan Kepemilikan

Dalam FOB shipping point, kepemilikan barang dan semua risiko akan beralih dari penjual ke pembeli segera setelah barang tersebut meninggalkan fasilitas penjual atau port of loading. Apa maksudnya? Barang tercatat menjadi milik pembeli selama transit sampai barang tiba sehingga mereka bertanggung jawab atas segala risiko yang ada. Sebaliknya, dalam FOB destination, kepemilikan dan risiko tetap pada penjual sampai barang tiba di lokasi tujuan pembeli. Kepemilikan dan risiko baru bisa diserahkan ke pembeli setelah barang diterima dengan baik.

b. Biaya Pengiriman

Perbedaan FOB shipping point dan FOB destination bisa juga dilihat dari biaya pengiriman. Pembeli punya tanggung jawab untuk menanggung semua biaya pengiriman sejak awal hingga barang sampai di pelabuhan pengiriman. Tidak hanya itu, tapi juga harus menanggung biaya tambahan jika terjadi keterlambatan pengiriman. Nah, barulah ketika barang sampai di pelabuhan tujuan hingga titik penyimpanan, semua biaya ditanggung penjual.

c. Asuransi Pengiriman

Dalam FOB shipping point, pembeli umumnya bertanggung jawab untuk mengasuransikan barang dari awal pengiriman sampai masa transit. Sedangkan, dalam FOB destination, penjual harus melakukan asuransi hingga barang diserahkan ke pembeli. Ini memastikan bahwa barang dilindungi selama dalam perjalanan dan sampai di tangan pembeli.

d. Pencatatan Inventaris

Perbedaan berikutnya dari FOB destination dan shipping point adalah saat mencatat inventaris. Barang dianggap sebagai penjualan dan dikeluarkan dari inventaris penjual segera setelah barang meninggalkan pelabuhan pengiriman. Untuk FOB destination, penjual tetap mencatat barang sebagai inventaris hingga barang tiba dan diterima pembeli. Pencatatan pendapatan oleh penjual baru dilakukan setelah barang diserahkan.

e. Tanggung Jawab kerusakan

Dalam FOB shipping point, pembeli menanggung semua risiko kerusakan atau kehilangan barang selama pengiriman. Jika terjadi kerusakan, pembeli harus mengajukan klaim pada bisnis logistik. Sedangkan pada FOB destination, penjual bertanggung jawab jika ada kerusakan atau kehilangan barang ketika diserahkan kepada pembeli. Penjual yang harus menangani klaim jika terjadi kerusakan selama barang berada dalam transit.

4. Mana yang Lebih Baik dari Keduanya?

Setelah memahami perbedaan tersebut, mungkin Anda mulai menimbang mana yang lebih baik dari FOB shipping point dan destination. Pilihan ini sangat tergantung pada preferensi risiko, sumber daya, dan kebutuhan yang dimiliki. Jika Anda sebagai pembeli ingin mengontrol proses pengiriman, FOB shipping point adalah pilihan yang lebih menguntungkan karena Anda dapat memilih perusahaan bisnis logistik sesuai keinginan. Nah, FOB destination bisa jadi pilihan yang lebih menarik untuk pembeli jika ingin meminimalisir risiko pengangkutan barang, terutama jika Anda tidak memiliki akses ke sumber daya logistik yang memadai.

Tapi, yang pasti jangan lupa untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya logistik, kebijakan asuransi, dan kemampuan perusahaan dalam mengatasi adanya masalah logistik selama transit. Dengan memperhitungkan semua faktor ini, baik pembeli maupun penjual dapat membuat pilihan yang paling sesuai dengan strategi bisnis sehingga risiko yang mungkin terjadi selama proses pengiriman dapat dihindari.

5. Kesimpulan

FOB destination dan shipping point adalah dua kontrak perdagangan internasional yang masing-masing punya implikasi yang berbeda bagi pembeli dan penjual. Pemahaman yang baik tentang perbedaan keduanya akan membantu kedua pihak dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dan mengurangi risiko logistik.

Perbedaan FOB shipping point dan FOB destination bisa dilihat dari beberapa aspek. Mulai dari titik pengalihan kepemilikan, biaya pengiriman, hingga tanggung jawab terhadap kerusakan. Dalam praktiknya, pilihan antara keduanya sering kali dipengaruhi oleh faktor seperti nilai barang, kebiasaan industri, dan hubungan antara pembeli dan penjual. Oleh karena itu, keputusan pemilihan kontrak ini harus didasarkan pada analisis yang cermat.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?