6 Langkah untuk Pengendalian Biaya Proyek Konstruksi

ScaleOcean Team

Mengingat kompleksitas dan skala proyek konstruksi yang sering kali besar, serta tantangan yang muncul seperti fluktuasi harga material, ketersediaan tenaga kerja, dan ketidakpastian kondisi lapangan, proses pengendalian biaya proyek konstruksi menjadi hal wajib yang harus diperhatikan perusahaan.

Anda harus menerapkan pendekatan strategis dan komprehensif yang mencakup berbagai aspek supaya biaya proyek tidak membengkak dan merugikan finansial. Hal ini bisa dilakukan mulai dari perencanaan awal, analisis investasi, hingga pelaksanaan dan monitoring proyek. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut enam langkah strategis yang bisa diterapkan perusahaan konstruksi untuk memastikan biaya proyek terkontrol dengan baik

1. Perencanaan Anggaran yang Realistis

Perencanaan anggaran yang realistis diperlukan dalam pengendalian biaya proyek konstruksi. RAB ini menjadi acuan perusahaan untuk mengelola biaya yang terkait dengan sumber daya, material, tenaga kerja, dan unsur-unsur lain untuk menyelesaikan proyek. Anggaran yang realistis akan membantu Anda dalam meminimalkan pemborosan atau menghindari kekurangan dana yang dapat menyebabkan penundaan proyek atau pengurangan kualitas. Selain itu, cara ini juga membantu penetapan ekspektasi yang jelas bagi semua pihak terkait, termasuk pemilik proyek, kontraktor, dan pihak lainnya, sehingga mengurangi risiko konflik.

Dengan memiliki anggaran yang akurat sebagai dasar, Anda juga lebih mudah mengidentifikasi adanya perbedaan antara biaya yang dianggarkan dan biaya aktual. Dengan ini, Anda bisa segera mencari solusinya. Misal dengan penyesuaian terhadap rencana proyek atau strategi alokasi sumber daya untuk memastikan proyek tetap berjalan sesuai anggaran. Oleh karena itu, RAB yang realistis tidak hanya membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya tetapi juga untuk mitigasi risiko, memastikan keberhasilan finansial dan kepuasan klien.

2. Analisis Biaya Manfaat

Cost benefit analysis atau analisis biaya manfaat merupakan cara menghitung biaya proyek yang bisa diterapkan untuk memastikan tidak ada pemborosan. Bagaimana caranya? Dengan membandingkan biaya proyek, termasuk pengeluaran langsung, biaya operasional, dan biaya tak langsung, dengan manfaat yang diharapkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Dari proses ini, Anda bisa menilai apakah keputusan finansial yang diambil cukup menguntungkan atau mungkin terdapat alternatif yang lebih efisien dari segi biaya. Tujuan dari cara menghitung biaya proyek satu ini adalah memprioritaskan elemen yang memberikan nilai terbaik bagi perusahaan konstruksi. Melalui analisis ini, keputusan dapat diarahkan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meminimalkan pemborosan.

3. Optimalisasi Proses Pengadaan

Proses pengadaan dalam industri konstruksi mencakup seleksi pemasok, negosiasi harga, pembelian material, dan pengelolaan kontrak kerja. Dengan mengoptimalkan seluruh proses ini, maka dapat dipastikan perusahaan konstruksi mendapatkan material dan jasa dengan harga terbaik, kualitas yang sesuai, dan dalam jangka waktu yang tepat. Dampaknya, tidak hanya mengurangi biaya langsung yang terkait dengan pembelian tetapi juga mengurangi risiko penundaan proyek yang justru mengakibatkan biaya tambahan.

Optimalisasi proses pengadaan juga bisa dilakukan dengan menggunakan software e-procurement. Sistem ini dapat membantu pelacakan pesanan, inventaris, dan pembayaran secara real-time. Dengan memanfaatkan analisis data di dalamnya, Anda bisa lebih mudah mengidentifikasi peluang penghematan biaya, mengevaluasi kinerja pemasok, dan mengoptimalkan inventaris. Ini tidak hanya membantu pengendalian biaya proyek konstruksi tetapi juga memastikan proyek berjalan sesuai jadwal tanpa ada kemungkinan terlambat karena kekurangan material atau masalah dengan pemasok.

4. Pelaporan dan Monitoring Berkala

Pelaporan dan monitoring berkala diperlukan untuk pengendalian biaya proyek konstruksi karena memberikan kejelasan status keuangan dan kemajuan proyek. Melalui laporan proyek berkala, baik mingguan atau bulanan, perusahaan konstruksi dapat melacak pengeluaran dan membandingkannya dengan anggaran yang telah ditetapkan. Selain itu, pelaporan berkala juga membantu evaluasi kinerja proyek, memastikan semua tim dan individu bertanggung jawab atas manajemen biaya dan penggunaan sumber daya.

Melalui monitoring yang efektif, Anda juga dapat mengidentifikasi area yang memerlukan penyesuaian, baik itu jadwal, alokasi sumber daya, atau strategi pelaksanaan, supaya proyek berjalan efisien tanpa harus ada biaya tambahan. Langkah ini tidak hanya membantu mengendalikan biaya saja, tetapi juga memastikan proyek berjalan sesuai kualitas yang diharapkan. Jadi bisa disimpulkan, pelaporan dan monitoring berkala adalah langkah tepat untuk mengontrol proyek, memastikan tujuan keuangan dan operasional tercapai dengan efektif.

5. Audit Keuangan Proyek

Audit ini dapat berupa audit internal atau eksternal yang dilakukan untuk mengevaluasi proses, sistem, dan cash flow proyek. Sebagai contoh, Anda melakukan prosedur audit proyek di bulan kelima dan tidak menunjukkan adanya peningkatan biaya material. Namun ternyata setelah dilakukan audit di bulan keenam, ada peningkatan biaya material. Nah, dengan mengetahui hal tersebut, Anda bisa segera melakukan negosiasi ulang dengan supplier.

Pengendalian biaya proyek konstruksi juga mencakup tentang memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi dan keuangan, peraturan pemerintah, serta spesifikasi kontrak. Terlebih jika proyek ini dilakukan dengan anggaran pemerintah. Misalkan setelah audit ditemukan kalau pemasok ternyata tidak terdaftar untuk memenuhi syarat regulasi pemerintah. Jika ini diabaikan, bisa menimbulkan risiko hukum dan denda. Oleh karena itu, perusahaan harus segera mengganti pemasok dengan yang telah diverifikasi dan memenuhi semua persyaratan hukum.

6. Penerapan Software Manajemen Proyek

Di era digital seperti sekarang, langkah pengendalian biaya proyek konstruksi juga bisa dilakukan dengan implementasi software manajemen proyek. Bahkan semua langkah-langkah yang disebutkan di atas, bisa dengan mudah diterapkan menggunakan software tersebut. Mulai dari cara menghitung biaya proyek, hingga monitoring dan pelaporan secara berkala.

Software manajemen proyek adalah platform terpusat untuk menyimpan semua informasi proyek, termasuk anggaran, jadwal, sumber daya, dan komunikasi. Dengan fitur pelacakan secara real-time, perusahaan konstruksi dapat dengan cepat mengidentifikasi penyimpangan dari anggaran atau jadwal sebelumnya.

Terlebih karena bisa digunakan untuk mengakses data historis proyek, Anda dapat mengidentifikasi tren, dan mengevaluasi efektivitas strategi pengendalian biaya sebelumnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan akurasi perencanaan anggaran tetapi juga meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan proyek sesuai dengan anggaran yang ditetapkan, sehingga mengurangi risiko finansial dan meningkatkan rentabilitas proyek konstruksi.

7. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan pengendalian biaya konstruksi harus dilakukan dengan strategi yang baik. Bukan hanya teliti dalam cara menghitung biaya proyek, tapi juga pastikan anggaran yang direncanakan realistis, kualitas bahan dan peralatan yang digunakan baik, hingga implementasi software manajemen proyek menjadi suatu kebutuhan jika skala proyek cukup besar dan kompleks.

Software manajemen proyek dapat mengintegrasikan semua aspek konstruksi ke dalam satu platform terpusat, memberikan insight real-time untuk pengambilan keputusan bisnis yang lebih tepat. Implementasi teknologi terkini satu ini, membantu perusahaan konstruksi untuk mencapai pengendalian biaya yang efektif, meminimalkan risiko finansial, dan meningkatkan rentabilitas proyek.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?