36 Istilah di Industri Logistik yang Perlu Anda Ketahui

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Daftar istilah logistik mungkin tampak sederhana, tetapi ketidaktahuan akan istilah-istilah ini bisa membawa risiko serius bagi bisnis. Misalkan Anda menghadapi kekurangan dokumen penting untuk proses bea cukai namun tidak memahami apa itu sebenarnya atau bagaimana cara mengurusnya.

Hal ini bisa berujung pada penahanan barang di pelabuhan, biaya tambahan, hingga keterlambatan yang merugikan bisnis Anda. Itulah mengapa penting untuk memahami konsep, mulai dari memahami arti logistik hingga istilah-istilahnya, agar setiap tahapan berjalan lancar dan risiko dapat diminimalisir.

Dalam artikel ini, Anda akan memahami istilah-istilah dalam logistik dan serta solusi efisien untuk mengelola seluruh aspek logistik secara optimal, sehingga potensi kerugian bisnis dapat dicegah. Berikut 25 istilah dalam logistik yang perlu Anda ketahui.

starsKey Takeaways
  • Istilah logistik yang umum digunakan meliputi layanan logistik, shipper, consignee, bill of lading, packing list, delivery order, FCL, LCL, kargo, ekspedisi, dan lainnya.
  • Istilah logistik dalam keberlanjutan dan logistik ramah lingkungan termasuk sarbon footprint, green logistics, logistik berkelanjutan, eco packaging, reverse logistics.
  • ScaleOcean ERP logistik mengotomatiskan dan mengintegrasikan seluruh proses logistik, mulai dari pemantauan, pengelolaan pengiriman, hingga pengelolaan dokumen secara lebih efisien.

Coba Demo Gratis

requestDemo

Istilah dalam Industri Logistik yang Umum Digunakan

Istilah logistik adalah kosakata khusus yang digunakan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pergerakan barang, jasa, energi, hingga sumber daya dari titik asal hingga tujuan akhir. Penggunaan kosakata khusus ini mempermudah komunikasi antar penyedia dan pengguna layanan.

Beberapa istilah umum yang sering digunakan antara lain Shipping (pengiriman), Shipper (pengirim), Consignee (penerima), dan dokumen penting seperti Bill of Lading.  Di sini akan diuraikan beberapa istilah yang umum digunakan dalam proses layanan logistik, diantaranya:

1. Shipper

Shipper adalah pihak pengirim barang, yang sering disebut juga eksportir. Mereka adalah individu atau perusahaan yang bertanggung jawab mempersiapkan, mengemas, dan mengatur pengiriman. Umumnya, shipper bekerja sama dengan penyedia logistik atau jasa ekspedisi untuk memastikan barang sampai ke tujuan sesuai kesepakatan.

2. Consignee

Istilah logistik berikutnya adalah c​​onsignee, yakni pihak penerima barang atau kargo, yang sering disebut juga importir. Istilah ini digunakan dalam dokumen pengiriman dan kontrak logistik untuk mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab menerima, membayar, dan mengelola pengiriman.

Sebagai tujuan akhir pengiriman, consignee memiliki peran krusial dalam rantai pasok. Informasi mengenai consignee, seperti nama, alamat, dan kontak, harus tercantum dengan jelas untuk memastikan barang dikirim ke tujuan yang tepat.

3. Shipping Mark & Number

Shipping Mark & Number adalah kode identifikasi berupa tulisan, simbol, atau angka yang dicetak atau ditempel pada kemasan luar barang. Tujuan untuk memudahkan identifikasi, pelacakan, dan penanganan barang selama proses pengiriman, mulai dari gudang penjual hingga sampai ke tangan pembeli.

Informasi ini seringkali mencakup nama penerima, nomor pesanan, berat, dimensi, dan instruksi penanganan khusus, memastikan barang sampai ke tujuan yang benar dengan aman dan efisien.

4. Bill of Lading

Bill of Lading atau B/L adalah dokumen konosemen yang berfungsi sebagai bukti pengiriman dan pengambilan barang. Dokumen ini merupakan kontrak perjanjian antara perusahaan pelayaran dan pengirim, serta berfungsi sebagai tanda terima bahwa barang telah dimuat di kapal. B/L sangat penting karena diperlukan untuk mengeluarkan barang di pelabuhan tujuan.

Sama seperti AWB, dokumen ini juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu MBL dan HBL. Dokumen MBL diterbitkan oleh perusahaan pelayaran dan merupakan kontrak utama antara perusahaan tersebut dan agen pengirim. Sedangkan HBL diterbitkan oleh forwarder kepada klien pengirim.

5. Packing List

Dokumen penting lainnya yang diperlukan dalam manajemen logistik adalah packing list. Fungsinya untuk merinci isi dari pengiriman barang, mencakup jenis barang, jumlah, dimensi, berat, dan kemasan. Packing list digunakan otoritas bea cukai untuk memverifikasi isi pengiriman dan memastikan semua barang yang tercantum sesuai dengan faktur komersial.

6. Delivery Order (DO)

Delivery order (DO) adalah dokumen resmi yang berfungsi sebagai izin pengambilan barang dari gudang, pelabuhan, atau tempat penyimpanan. Surat ini diterbitkan oleh pihak berwenang, seperti shipping line atau freight forwarder, dan diserahkan kepada penerima barang sebagai bukti sah untuk mengambil kiriman sesuai prosedur yang berlaku.

7. Full Container Load (FCL)

FCL adalah metode pengiriman dengan kontainer penuh yang sering digunakan dalam pengiriman via laut. Metode ini hanya menggunakan satu kontainer penuh untuk satu pengiriman dengan satu tujuan akhir, sehingga cocok digunakan bagi perusahaan yang mengirimkan barang dalam jumlah besar, karena tidak perlu berbagi ruang dengan pengirim lain.

Layanan logistik FCL ini lebih banyak dipilih karena meminimalisir risiko kerusakan atau kehilangan, sebab barang-barang di dalam kontainer tidak bercampur dengan barang lain. Tidak hanya itu, pengiriman jenid ini juga memudahkan proses pengangkutan dan bongkar muat.

8. Less than Container Load (LCL)

Less than Container Load (LCL) adalah layanan pengiriman yang cocok untuk barang dengan volume kecil. Melalui metode ini, barang Anda akan digabungkan dalam satu kontainer dengan kiriman dari pengirim lain.

LCL merupakan pilihan hemat biaya jika Anda tidak memiliki cukup barang untuk mengisi kontainer penuh (FCL). Namun, karena perlu proses konsolidasi dan pembongkaran, waktu pengirimannya bisa lebih lama. Layanan ini umumnya ideal untuk pengiriman internasional berskala kecil hingga menengah.

9. Kargo

Kargo adalah barang-barang yang dikirimkan melalui jalur darat, laut, dan udara, yang mencakup berbagai jenis barang. Contohnya seperti bahan baku, produk jadi, hingga barang khusus. Setiap jenis kargo memiliki perlakuan khusus dalam hal pengemasan, pengangkutan, dan penanganan di lapangan.

10. Ekspedisi

Ekspedisi adalah perusahaan yang menyediakan jasa pengiriman barang dari pengirim ke penerima, yang digunakan di dalam negeri dan luar negeri. Layanan logistik ini melibatkan pengangkutan, pergudangan, dokumentasi, dan proses bea cukai untuk memudahkan pengirim dalam proses distribusi barang.

11. Part of Shipment (POS)

Part of shipment adalah proses pengiriman barang yang terdiri dari beberapa bagian milik pengiriman yang berbeda, namun diarahkan ke penerima yang sama. Metode pengiriman ini akan membantu konsolidasi pengiriman lebih efisien, mengurangi biaya logistik, dan mempermudah penerimaan barang di lokasi tujuan akhir.

12. Incoterms

Incoterms (International Commercial Terms) adalah seperangkat aturan standar internasional yang dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional (ICC). Aturan ini mendefinisikan tanggung jawab antara penjual dan pembeli dalam kontrak penjualan barang internasional, khususnya mengenai biaya, risiko, dan tugas yang terkait dengan pengiriman barang.

Incoterms menetapkan siapa yang menanggung biaya transportasi, asuransi, bea cukai, dan pada titik mana risiko kerusakan atau kehilangan barang beralih dari penjual ke pembeli, sehingga mengurangi kesalahpahaman dan perselisihan dalam perdagangan global.

13. Receiving and Putaway

Receiving and Putaway adalah proses penerimaan barang di gudang logistik dan penempatan barang ke lokasi penyimpaan lainnya yang sesuai. Proses ini melibatkan pemeriksaan jumlah, kondisi, dan kesesuaian barang dengan dokumen, kemudian menyimpannya secara terstruktur dan terorganisir agar mudah diakses saat diperlukan.

14. Picking

Picking adalah proses pengambilan barang dari lokasi penyimpanan di gudang untuk dipersiapkan pengiriman ke pelanggan. Kegiatan ini harus melewati ketelitian menyeluruh agar barang yang diambil sesuai dengan pesanan, dan memastikan efisiensi waktu dan menghindari kesalahan pengiriman.

15. Dispatching

Dispatching adalah proses pengiriman barang dari gudang menuju tujuan akhir. Metode ini meliputi proses yang mencakup persiapan dokumen, pengecekan ulang barang, pemilihan moda transportasi, dan koordinasi dengan pihak pengangkut untuk memastikan pengiriman dilakukan secara tepat waktu dan sesuai perencanaan.

16. Airway Bill (AWB)

AWB adalah dokumen yang digunakan untuk pengiriman melalui udara, sekaligus sebagai kontrak antara pengirim dan maskapai penerbangan. AWB juga menjadi dokumen pendukung proses bea cukai serta sebagai bukti legalitas pengangkutan barang dalam perjanjian logistik internasional.

Pada umumnya, AWB dibedakan menjadi HAWB dan MAWB. Dokumen HAWB diterbitkan oleh agen pengiriman atau forwarder kepada pelanggan. Sementara MAWB diterbitkan oleh maskapai penerbangan kepada agen pengiriman.

17. Certificate of Origin

Certificate of origin (COO) adalah dokumen yang menyatakan negara asal barang yang diekspor. Dokumen ini dibutuhkan oleh bea cukai negara tujuan untuk menentukan tarif atau pajak yang berlaku sesuai dengan perjanjian perdagangan internasional.

Biasanya, dokumen ini diterbitkan oleh kamar dagang atau otoritas berwenang lainnya. COO juga digunakan untuk memastikan barang yang diekspor telah memenuhi standar dan peraturan negara tujuan, serta untuk mencegah agar barang dari negara tertentu tidak masuk dan melanggar aturan.

18. CIF

CIF adalah daftar istilah logistik yang digunakan dalam perdagangan internasional untuk mengatur bahwa penjual menanggung biaya, asuransi, dan pengiriman hingga pelabuhan tujuan. Artinya, penjual bertanggung jawab atas pengiriman barang sampai ke pelabuhan, tetapi risiko kerusakan atau kehilangan barang dialihkan kepada pembeli setelah barang dimuat ke kapal.

Terdapat juga CPT terms yang serupa, yakni tanpa asuransi. Selain CIF, DAP term dalam logistik juga sering digunakan dalam perdagangan internasional, di mana pengirim bertanggung jawab sampai barang tiba di lokasi tujuan, namun biaya bea cukai menjadi tanggung jawab penerima.

19. Container Yard

Container yard (CY) adalah area untuk menyimpan kontainer di pelabuhan atau terminal sebelum dimuat ke kapal atau setelah dibongkar dari kapal. CY juga digunakan sebagai tempat konsolidasi barang atau untuk memisah barang-barang consolidation sebelum pengiriman lebih lanjut.

Dalam konteks ini, freight consolidation dalam logistik merupakan proses penggabungan barang-barang dari beberapa pengirim di container yard untuk dikirim bersama, yang bertujuan menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi pengiriman.

20. Cost and Freight

Cost and Freight (CFR) adalah istilah dalam logistik yang menjelaskan bahwa penjual bertanggung jawab atas biaya pengangkutan barang hingga pelabuhan tujuan, tetapi risiko kerusakan atau kehilangan barang dialihkan ke pembeli setelah barang dimuat di kapal.

CFR hanya mencakup biaya pengangkutan tanpa asuransi, sehingga pembeli perlu mengatur sendiri asuransi pengiriman. CFR sering digunakan dalam pengiriman barang laut, sehingga dalam hal ini penjual harus mengatur pengangkutan.

21. Custom Clearance

Custom clearance adalah proses yang dilakukan di pelabuhan atau bandara untuk memastikan barang yang diimpor atau diekspor memenuhi semua peraturan bea cukai. Proses ini melibatkan pengisian dokumen, pembayaran pajak, dan pemeriksaan fisik barang jika diperlukan.

Setelah barang melewati proses tersebut, barang resmi diizinkan untuk masuk atau keluar dari negara. Proses ini penting untuk memastikan peraturan perdagangan internasional ditaati serta untuk menghindari sanksi atau denda.

Dengan menggunakan aplikasi logistik Indonesia, perusahaan dapat memantau setiap tahap proses pengiriman secara real-time, memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku dan memperlancar alur distribusi barang tanpa hambatan.

22. Description of Goods

Description of goods adalah rincian spesifik tentang barang yang dikirim, termasuk jumlah, jenis, berat, dimensi, dan nilai barang. Informasi ini biasanya tercantum dalam dokumen pengiriman seperti bill of lading, airway bill, atau invoice.

Pastikan Anda menuliskan deskripsi yang akurat agar barang dapat melewati proses bea cukai dengan lancar dan keterlambatan atau penolakan pengiriman dapaat dihindari. Kesalahan dalam deskripsi barang dapat menyebabkan masalah hukum atau bahkan biaya tambahan.

23. ETA

ETA adalah istilah pengiriman barang yang menunjukkan perkiraan waktu tiba barang di tujuan akhir. Informasi ETA sangat diperlukan untuk merencanakan proses bongkar muat, distribusi, dan proses pemeriksaan di bea cukai.

ETA dapat berubah tergantung pada kondisi cuaca, situasi pelabuhan, atau faktor eksternal lainnya. Mengkomunikasikan estimasi tiba barang secara tepat waktu sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dalam penerimaan barang di tujuan akhir.

24. ETD

Sedangkan ETD adalah perkiraan waktu kapal atau pesawat akan berangkat dari pelabuhan atau bandara. ETD memberikan gambaran kepada pihak terkait mengenai kapan barang akan memulai perjalanan, sehingga dapat mempersiapkan proses pengangkutan, dokumentasi, dan persetujuan bea cukai.

25. Feeder Vessel

Istilah logistik satu ini ditujukan untuk kapal yang lebih kecil untuk mengangkut kontainer dari pelabuhan kecil ke pelabuhan besar (mother vessel) untuk pengiriman internasional. Feeder vessel lebih banyak beroperasi untuk menghubungkan rute pengiriman lokal dengan rute global.

26. Free on Board

Daftar istilah logistik berikutnya adalah free on board. Sebuah istilah dalam perdagangan internasional di mana penjual bertanggung jawab atas biaya dan risiko barang sampai barang dimuat ke kapal.

Setelah barang di atas kapal, risiko beralih ke pembeli. FOB sering digunakan dalam pengiriman laut dan melibatkan dua jenis utama, yaitu FOB origin dan FOB destination, tergantung pada kapan kepemilikan barang beralih dari penjual ke pembeli.

27. Gross Weight

Gross weight adalah berat total barang yang dikirim termasuk berat kemasan dan kontainer. Ukuran ini penting dalam menentukan biaya pengiriman dan kepatuhan terhadap regulasi pengangkutan.

Terkadang, batas berat kendaraan pengangkut atau kapal dapat bergantung pada gross weight untuk mencegah overload dan memastikan keselamatan selama pengiriman. Berat ini juga penting dalam dokumen pengiriman untuk keperluan bea cukai dan penanganan logistik.

28. Mother Vessel

Mother vessel adalah kapal berukuran besar yang digunakan untuk pengiriman kontainer dalam jumlah besar melintasi lautan internasional. Kapal ini biasanya berlayar di rute utama antara pelabuhan besar dan melayani pengangkutan dari pelabuhan feeder di sekitarnya.

Mother vessel dibutuhkan dalam pengiriman global karena lebih efisien, sehingga memungkinkan pengangkutan dalam jumlah besar sekaligus dengan biaya yang lebih rendah per unit barang.

Memahami jenis port dan fungsinya sangat penting untuk perencanaan rute dan efisiensi operasional pengiriman internasional, memastikan setiap tahap perjalanan kapal berjalan lancar dari pelabuhan asal hingga tujuan.

29. Net Weight

Istilah pengiriman barang yang perlu Anda ketahui berikutnya adalah net weight.  Ini merupakan berat bersih barang tanpa termasuk berat kemasan atau kontainer. Informasi tentang net weight penting dalam perhitungan harga, pajak, dan tarif pengiriman.

Dalam perdagangan internasional, net weight juga sering digunakan untuk menentukan bea cukai atau pajak yang dikenakan oleh otoritas bea cukai, serta dalam pengelolaan inventaris barang.

30. Notify Party

Daftar istilah logistik berikutnya yang sering digunakan adalah notify party. Ini digunakan untuk menyebut pihak yang diberitahukan tentang kedatangan barang di pelabuhan tujuan. Biasanya notify party tercantum dalam bill of lading.

Notify party bisa berupa consignee, agen pengiriman, atau perwakilan perusahaan logistik yang bertanggung jawab untuk mengatur pengiriman akhir atau penanganan barang di pelabuhan. Perannya juga penting untuk mengoordinasikan proses bongkar muat dan bea cukai.

31. Port of Discharge

Port of discharge adalah istilah dalam logistik yang digunakan untuk menyebut pelabuhan tempat barang dibongkar dari kapal setelah perjalanan internasional. Pelabuhan ini menjadi titik akhir pengiriman laut sebelum barang didistribusikan lebih lanjut ke penerima akhir.

32. Port of Loading

Ada juga port of loading yang digunakan untuk memuat barang ke kapal ketika memulai pengiriman internasional. Pelabuhan ini sering menjadi lokasi penting dalam proses ekspor, karena di sinilah semua dokumen ekspor dan persetujuan bea cukai diatur.

33. Dry Port

Berbeda dengan pelabuhan tradisional, terdapat juga dry port yang merupakan fasilitas di daratan yang biasanya dibangun dekat dengan sebuah pelabuhan international. Hal ini, biasanya juga sering disebut dengan inland port, berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan distribusi cadangan yang dapat digunakan ketika kapasitas di pelabuhan utama telah tercapai, sehingga sangat penting dalam mencegah kemacetan.

34. Stripping

Stripping container dalam manajemen logistik adalah proses pengosongan atau pemindahan muatan dari dalam kontainer ke tempat penyimpanan atau sarana transportasi lainnya setelah kontainer tiba di tujuan. Proses ini biasanya terjadi di pelabuhan atau gudang yang ditentukan.

35. Stuffing

Daftar istilah logistik berikutnya adalah stuffing yang merupakan kebalikan dari stripping. Stuffing adalah proses mengisi kontainer dengan barang-barang yang akan dikirim. Proses ini dilakukan di gudang pengirim atau di pelabuhan. Proses stuffing yang tepat dapat mengurangi risiko kerusakan dan memastikan barang tiba dalam kondisi baik.

36. Voyage

Voyage dalam manajemen logistik merujuk pada perjalanan kapal dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan. Hal ini mencakup semua aktivitas, termasuk durasi, rute yang ditempuh, dan kondisi cuaca. Dalam pengiriman internasional, pemantauan voyage penting untuk memastikan ETA dan untuk mengantisipasi keterlambatan atau perubahan rencana.

Istilah dalam Logistik Terkait Keberlanjutan dan Ramah Lingkungan

Selain istilah dalam logistik yang umum digunakan, terdapat juga beberapa istilah yang digunakan dalam proses keberlanjutan dan sustainable logistik yang harus dipahami. Hal ini tidak hanya fokus pada efisiensi operasional, tetapi proses logistik yang mempertimbangkan dampak lingkungan dari setiap aktivitas yang dilakukan.

Berikut beberapa istilah yang digunakan dalam keberlanjutan dan logistik ramah lingkungan:

1. Carbon Footprint

Carbon footprint adalah jumlah total emisi gas rumah kaca (CO₂), yang dihasilkan dari aktivitas logistik, mulai dati transportasi, pergudangan, dan distribusi. Penting bagi Anda untuk mengukur jejak karbon, dan memahami sejauh mana operasional berdampak pada lingkungan dan mendorong penerapan langkah-langkah pengurangan emisi.

2. Green Logistics

Green logistics adalah metode pengelolaan logistik yang fokus pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Proses ini melibatkan penggunaan transportasi ramah lingkungan, efisiensi energi, serta pengurangan limbah dan emisi. Tujuannya adalah menciptakan rantai pasok yang lebih hijau tanpa mengorbankan efisiensi bisnis.

3. Logistik Berkelanjutan

Logistik berkelanjutan adalah istilah yang digunakan dalam pengelolaan rantai pasok yang menekankan keberlanjutan jangka panjang. Proses ini lebih menekankan pada pengurangan penggunaan sumber daya, optimalisasi rute, pemakaian bahan ramah lingkungan, hingga praktik logistik yang mendukung pelestarian lingkungan.

4. Eco Packaging

Eco packaging adalah penggunaan bahan kemasan ramah lingkungan, seperi bahan daur ulang dan biodegradable yang digunakan dalam proses logistik. Hal ini akan membantu mengurangi limbah plastik dan meminimalkan jejak lingkungan dari kemasan sekali pakai, sekaligus tetap melindungi barang selama pengiriman.

5. Reverse Logistics

Reverse logistics adalah proses pengelolaan pengembalian barang, daur ulang, dan pembuangan produk secara efisien dan ramah lingkungan. Dengan metode ini, perusahaan dapat mengurangi limbah, memanfaatkan kembali material, dan meminimalkan dampak lingkungan dari produk yang tidak terpakai atau rusak.

Mudah Kelola Logistik dengan Software Freight ScaleOcean

Mudah Kelola Logistik dengan Software Freight Forwarding ScaleOcean

Manajemen logistik bukanlah hal sederhana. Proses pengiriman barang mulai dari tempat port of loading, customs clearance, hingga diterima di port of discharge perlu koordinasi yang rapi dan akurat.

Kesalahan kecil, seperti kekeliruan pada packing list atau description of goods, dapat berujung pada biaya tambahan, keterlambatan, bahkan kerugian. Untuk membantu proses ini berjalan lebih efisien, Anda bisa menggunakan software freight forwarding.

ScaleOcean menghadirkan solusi freight forwarding software yang membantu Anda untuk menyederhanakan seluruh tahapan dalam operasional logistik. Anda lebih mudah memantau dan mengelola setiap aspek, dari pengiriman hingga pengelolaan dokumen, secara lebih efisien dan terpusat.

Untuk memberikan gambaran menyeluruh bagaimana sistem ini bekerja, ScaleOcean menawarkan demo gratis dan konsultasi bersama tim ahli yang berpengalaman. Beberapa fitur unggulan software logistik ScaleOcean yang mendukung proses ini mencakup:

  • Shipping management: Menyediakan tampilan lengkap untuk setiap pengiriman, mencakup informasi ETA, ETD, consignee, dan notify party.
  • Tracking & Tracing: 
    Memungkinkan pelacakan voyage dan status kontainer secara real-time, sehingga Anda dapat memperkirakan waktu kedatangan barang.
  • Custom clearance: Mempercepat clearance dengan mengotomatisasi dokumentasi serta menyediakan notifikasi langsung jika ada kekurangan atau perubahan dokumen.
  • Integrasi packing list & invoices: Otomatis menghubungkan packing list dan invoice dalam satu platform agar lebih mudah diakses dan diaudit.
  • Cost & freight calculator: Mempermudah perhitungan CIF, FOB, serta gross dan net weight untuk menentukan biaya pengiriman yang akurat sesuai dengan Incoterms.

Aplikasi logistik ScaleOcean memberikan solusi menyeluruh yang mendukung seluruh tahapan logistik, sehingga Anda dapat memastikan setiap proses berjalan lancar dan efisien dari awal hingga akhir.

Kesimpulan

Istilah logistik di atas hanya sebagian dari banyaknya istilah yang sering digunakan. Jadi, bisa dilihat betapa kompleksnya pengelolaan pengiriman internasional. Setiap tahapan memerlukan koordinasi untuk memastikan barang sampai dengan aman, tepat waktu, dan sesuai standar.

Kesalahan kecil dalam dokumennya pun juga bisa berdampak besar, baik berupa keterlambatan hingga biaya tambahan. Untuk mengelola seluruh proses ini dengan efisien, ScaleOcean menawarkan software freight forwaring yang dirancang khusus untuk menyederhanakan pengelolaan pengiriman. Coba demo gratisnya sekarang!

FAQ:

1. Logistik meliputi apa saja?

Logistik mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian aliran barang, informasi, serta sumber daya dari pemasok ke konsumen. Ini meliputi pengadaan, transportasi, pergudangan, manajemen persediaan, pemenuhan pesanan, dan penanganan material.

2. Apa saja 7 prinsip logistik?

Berikut adalah tujuh prinsip utama logistik yang disederhanakan:
1. Responsif: Cepat tanggap terhadap permintaan dan kebutuhan pelanggan.
2. Keandalan: Mengirimkan produk tepat waktu dan dalam kondisi baik secara konsisten.
3. Keselarasan: Menyelaraskan strategi logistik dengan tujuan bisnis perusahaan.
4. Pengurangan Biaya: Meminimalkan biaya operasional tanpa mengurangi kualitas layanan.
5. Keberlanjutan: Mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam setiap proses.
6. Visibilitas: Mampu melacak dan memantau pergerakan barang secara real-time.
7. Fleksibilitas: Mudah beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar atau permintaan yang tidak terduga.

3. Apa itu NW dan GW?

NW (Net Weight) atau Berat Bersih adalah berat dari produk itu sendiri, tanpa memperhitungkan kemasan. Sedangkan GW (Gross Weight) atau Berat Kotor adalah berat total barang mencakup produk, kemasan, dan semua material tambahan yang digunakan untuk pengemasan.

4. Bagaimana cara melacak pengiriman dengan efektif dan mendapatkan visibilitas penuh?

Untuk melacak pengiriman secara efektif, Anda perlu menggunakan sistem pelacakan yang terintegrasi (misalnya, dengan nomor AWB/Resi atau Bill of Lading). Memanfaatkan teknologi seperti TMS atau sistem pelacakan real-time dapat memberikan visibilitas penuh terhadap lokasi dan status barang.

5. Mengapa biaya pengiriman seringkali tidak terduga dan membengkak?

Biaya pengiriman yang membengkak seringkali disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang Incoterms yang disepakati, perhitungan dimensi (berat volumetrik) yang berbeda, biaya tambahan tak terduga seperti biaya demurrage atau detention, atau pemilihan moda transportasi yang kurang efisien untuk jenis barang Anda.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap