Contoh Termin Pembayaran Proyek, Komponen dan Cara Buatnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Masalah keterlambatan pembayaran seringkali menjadi tantangan utama dalam proyek konstruksi. Ketidaksesuaian antara jadwal pembayaran dan progres pekerjaan dapat menyebabkan kerugian dan ketegangan antara pihak yang terlibat.

Bahkan, lebih dari 50% kontraktor kecil mengalami masalah arus kas akibat pembayaran yang telat. Maka dari itu, pemahaman tentang termin pembayaran proyek adalah hal penting, karena sistem pembayaran bertahap ini memastikan bahwa pembayaran dilakukan sesuai dengan kemajuan yang tercapai.

Namun, untuk menghindari kesalahan perhitungan atau pencatatan, proses termin pembayaran proyek perlu dikelola dengan tepat. Menggunakan sistem otomatisasi dalam penyusunan termin pembayaran bisa menghemat waktu, meningkatkan akurasi, dan memastikan transparansi yang lebih baik antara penyedia jasa dan klien.

Dalam artikel ini, Anda akan menemukan informasi terkait komponen, langkah pembuatan, hingga contoh kontrak pembayaran termin, yang dirancang untuk membantu Anda menyusun strategi pembayaran yang mendukung kelancaran alur kerja dan hubungan yang harmonis antar pihak dalam proyek konstruksi.

starsKey Takeaways

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu Termin Pembayaran Proyek?

Termin pembayaran proyek adalah kesepakatan antara pemberi kerja dan kontraktor mengenai jadwal pembayaran berdasar progres kerja. Sistem ini membagi pembayaran dalam beberapa tahapan, seperti down payment, pembayaran berdasar pencapaian milestone, dan pembayaran setelah proyek selesai.

Umumnya, termin pembayaran disusun dalam kontrak kerja proyek. Hal ini mencakup detail mengenai jumlah pembayaran, jadwal, dan syarat yang harus dipenuhi sebelum pembayaran dilakukan, seperti laporan progres, inspeksi kualitas, atau serah terima dokumen tertentu.

Apa Manfaat Termin Pembayaran Proyek?

Manfaat termin pembayaran proyek adalah memberikan kejelasan, fleksibilitas, serta membantu pengelolaan keuangan dan progres pekerjaan secara lebih terstruktur bagi kedua pihak, baik itu kontraktor ataupun pemberi kerja.

Berikut adalah beberapa manfaat utama dari sistem termin pembayaran proyek:

  • Manajemen arus kas lebih baik: Kontraktor dapat mengalokasikan dana sesuai kebutuhan tiap tahap sehingga tidak terjadi penumpukan atau kekurangan biaya.
  • Kejelasan dan transparansi: Jadwal serta jumlah pembayaran yang jelas memberi kepastian bagi kedua pihak dan mengurangi potensi konflik.
  • Motivasi kerja: Skema pembayaran berbasis capaian milestone mendorong kontraktor menjaga kualitas dan ketepatan waktu pengerjaan.
  • Fleksibilitas: Pembayaran dapat menyesuaikan perkembangan proyek, sehingga lebih adaptif dibanding sistem pembayaran penuh di muka atau cicilan tetap.
  • Perlindungan bagi pemberi kerja: Risiko membayar lebih di awal bisa dihindari karena pembayaran dilakukan seiring dengan realisasi pekerjaan.

Apa Saja Aspek Penting Termin Pembayaran Proyek?

Dalam setiap proyek, penerapan termin pembayaran yang efektif memegang peranan penting untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan proyek secara keseluruhan. Terdapat beberapa aspek dalam sistem pembayaran ini yang penting dipahami untuk memastikan penerapannya optimal. Berikut penjelasannya:

1. Kejelasan Dokumen

Keberhasilan penerapan termin pembayaran proyek sangat bergantung pada kejelasan dokumen yang menyertai kesepakatan pembayaran. Semua detail mengenai progres pekerjaan, tahapan, dan persyaratan pembayaran harus dicatat secara jelas dalam kontrak dan dokumen terkait.

Kedua belah pihak, baik pemberi kerja maupun kontraktor, harus memverifikasi laporan progres secara rutin untuk memastikan bahwa pembayaran dilakukan sesuai dengan pencapaian yang terukur. Kejelasan dokumentasi ini menghindari kebingungannya yang dapat menunda pembayaran.

2. Standar Kerja

Penting bagi kedua pihak untuk menyepakati standar kerja yang jelas di awal kontrak untuk memastikan bahwa setiap tahapan proyek dapat diverifikasi dengan baik. Hal ini mencakup kesepakatan mengenai metode verifikasi progres, kualitas pekerjaan, dan waktu penyelesaian setiap tahap.

Komitmen profesional yang dijelaskan dengan rinci akan mengurangi risiko ketidaksesuaian atau ketidaktepatan dalam pengerjaan, serta memastikan bahwa hasil pekerjaan sesuai dengan harapan dan memenuhi standar yang telah disetujui sebelumnya.

3. Kepatuhan Terhadap Jadwal

Salah satu aspek penting dalam termin pembayaran proyek adalah kepatuhan terhadap jadwal yang telah disepakati. Pembayaran bertahap harus disesuaikan dengan waktu penyelesaian setiap tahap pekerjaan.

Oleh karena itu, kedua belah pihak harus memastikan bahwa progres pekerjaan sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Jika ada keterlambatan, pembayaran dapat ditunda hingga masalah tersebut terselesaikan, sehingga menjaga disiplin dan memastikan proyek tetap berada di jalur yang benar.

4. Keterlibatan Pihak Ketiga untuk Verifikasi

Dalam beberapa kasus, melibatkan pihak ketiga independen untuk memverifikasi progres pekerjaan menjadi langkah yang bijak. Pihak ketiga ini dapat berupa konsultan atau auditor yang memiliki keahlian untuk menilai kualitas dan kelayakan progres pekerjaan sesuai dengan standar yang disepakati.

Sistem pembayaran dengan termin juga memberikan transparansi lebih bagi kedua belah pihak dan mengurangi potensi ketidakpahaman atau perselisihan terkait kemajuan pekerjaan dan pembayaran.

5. Pengaturan Pembayaran yang Fleksibel

Meskipun pembayaran bertahap merupakan pendekatan yang efektif, penting juga untuk mempertimbangkan pengaturan pembayaran yang fleksibel. Terkadang, kebutuhan proyek dapat berubah seiring berjalannya waktu, sehingga adanya ruang untuk negosiasi ulang mengenai jumlah atau jadwal pembayaran dapat membantu mengatasi situasi yang tak terduga.

Fleksibilitas ini dapat menjaga hubungan baik antara kontraktor dan pemberi kerja, serta meminimalkan risiko ketegangan finansial yang dapat memengaruhi keberlangsungan proyek.

Bagaimana Termin Pembayaran Proyek Bekerja?

Termin pembayaran proyek merupakan metode yang sering digunakan untuk memastikan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai dengan progres pekerjaan. Pembayaran ini tidak hanya didasarkan pada jadwal, tetapi juga pada pencapaian tertentu yang telah disepakati bersama antara pemberi kerja dan kontraktor.

Berikut adalah cara termin pembayaran proyek bekerja dan bagaimana mekanisme ini diterapkan dalam proyek konstruksi atau proyek besar lainnya, diantaranya:

1. Kesepakatan dalam Kontrak

Proses termin pembayaran dimulai dengan kesepakatan yang jelas dalam kontrak antara pemberi kerja dan kontraktor. Dalam kontrak, dijelaskan jadwal pembayaran, jumlah yang harus dibayarkan di setiap termin, serta persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pembayaran dilakukan.

Kesepakatan dalam pembayaran ini menetapkan ekspektasi kedua belah pihak mengenai bagaimana dan kapan pembayaran akan diterima, serta kondisi apa yang harus tercapai untuk setiap termin.

2. Pencapaian Milestone

Termin pembayaran dilakukan setelah kontraktor menyelesaikan tahap pekerjaan yang telah ditentukan dalam kontrak, yang dikenal sebagai milestone. Setiap milestone mengacu pada pencapaian tertentu dalam proyek, seperti penyelesaian fondasi, struktur utama, atau tahap akhir.

Pembayaran dilakukan ketika kontraktor berhasil memenuhi standar kualitas yang telah disepakati, yang memastikan bahwa setiap bagian pekerjaan selesai dengan baik sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.

3. Verifikasi dan Klaim

Setelah menyelesaikan pekerjaan pada milestone tertentu, kontraktor mengajukan klaim pembayaran kepada pemberi kerja. Klaim ini harus disertai dengan bukti dan dokumentasi yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan kontrak.

Pemberi kerja kemudian melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa pekerjaan sesuai dengan kesepakatan sebelum pembayaran dilakukan. Proses verifikasi ini membantu menjaga akurasi dan kualitas proyek.

4. Pembayaran Bertahap

Dalam sistem termin pembayaran, pembayaran tidak dilakukan secara sekaligus di awal, melainkan dibagi menjadi beberapa pembayaran kecil sesuai dengan progres proyek. Setiap pembayaran terkait langsung dengan kemajuan pekerjaan dan pencapaian milestone yang telah ditentukan.

Dengan pembayaran ini, pemberi kerja hanya membayar untuk pekerjaan yang sudah selesai dan diverifikasi, sementara kontraktor mendapatkan pembayaran secara berkala yang membantu kelancaran operasional proyek.

Apa Komponen Utama Kontrak Pembayaran Termin?

Pengertian dan Manfaat Termin Pembayaran Proyek

Komponen dalam contoh termin pembayaran proyek memainkan peran krusial dalam pengelolaan proyek konstruksi. Dengan mencakup elemen-elemen penting, kontrak ini membantu memastikan setiap tahap proyek dapat berjalan lebih terstruktur, efisien, dan transparan.

Selain itu, kontrak ini juga harus mencantumkan terms of use yang jelas untuk memastikan kedua belah pihak memahami kewajiban dan hak mereka sepanjang durasi proyek. Berikut adalah penjelasan komponen utamanya.

1. Informasi Proyek

Informasi proyek mencakup identifikasi lengkap tentang nama proyek, lokasi, serta pihak-pihak yang terlibat seperti kontraktor, sub kontraktor, dan klien. Detail proyek harus mencakup alamat lokasi secara spesifik, tujuan pekerjaan, ruang lingkup, hingga spesifikasi teknis untuk memberikan gambaran yang menyeluruh.

2. Rincian Pekerjaan

Komponen lain termin proyek adalah rincian pekerjaan yang menjelaskan deskripsi pekerjaan secara detail, mencakup urutan pengerjaan, kebutuhan material, dan alat yang digunakan. Spesifikasi teknis dan tenggat waktu juga harus dijelaskan guna memastikan proyek selesai sesuai dengan standar kualitas serta time schedule proyek.

3. Jadwal dan Termin Pembayaran

Komponen ini mengatur pembagian biaya konstruksi menjadi beberapa termin pembayaran berdasarkan pencapaian milestone proyek. Setiap termin mencantumkan jumlah pembayaran, jadwal, dan syarat pencairan yang harus dipenuhi. Jadwal pembayaran yang jelas mencegah keterlambatan yang dapat memengaruhi cash flow proyek.

4. Jumlah dan Metode Pembayaran

Tidak hanya itu, komponen di contoh kontrak pembayaran termin merinci total biaya proyek yang disepakati serta pembagiannya dalam termin pembayaran. Metode pembayaran seperti transfer bank atau cek harus dijelaskan secara rinci, termasuk detail akun penerima, untuk memastikan proses pembayaran berjalan lancar tanpa kendala.

Untuk mempermudah pengelolaan dan perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya) proyek, penggunaan aplikasi RAB bangunan dapat menjadi solusi tepat, agar setiap tahap pembayaran dan perkembangan proyek dapat dipantau secara lebih efisien dan akurat.

5. Jaminan dan Retensi

Terakhir, komponen satu ini mengatur jaminan kualitas pekerjaan dan retensi, yaitu persentase pembayaran yang ditahan hingga proyek selesai sesuai spesifikasi. Jaminan memastikan kontraktor bertanggung jawab atas perbaikan jika terjadi kerusakan selama masa garansi, menjaga kepercayaan semua pihak.

Bagaimana Langkah Pembuatan Kontrak Pembayaran Termin?

Langkah Pembuatan Kontrak Pembayaran Termin

Menyusun contoh termin pembayaran memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembayaran berjalan lancar dan sesuai dengan progres pekerjaan. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam pembuatan termin pembayaran proyek:

1. Evaluasi Kebutuhan Proyek

Langkah awal pembuatan termin proyek adalah memahami kebutuhan proyek secara keseluruhan, termasuk durasi proyek, tahap-tahap pekerjaan, estimasi biaya konstruksi, serta kebutuhan pendanaan. Analisis ini penting untuk menentukan jumlah pembayaran yang sesuai di setiap tahap pekerjaan.

2. Identifikasi Tahap-Tahap Pekerjaan

Proyek harus dibagi menjadi beberapa tahapan atau milestone yang jelas, seperti penyelesaian desain, pembelian material, pengerjaan konstruksi, hingga tahap akhir seperti inspeksi dan serah terima. Setiap tahap harus dideskripsikan secara detail agar tidak ada kesalahpahaman.

3. Penentuan Persentase Pembayaran

Setelah tahap-tahap pekerjaan diidentifikasi, tentukan persentase pembayaran untuk setiap tahap. Biasanya, persentase dalam contoh termin pembayaran proyek meliputi:

  • Pembayaran Awal (Down Payment): Sekitar 10-30% dari nilai proyek, digunakan untuk persiapan awal.
  • Pembayaran Progres: Diberikan setelah pencapaian milestone tertentu, seperti 20-30% untuk tahapan awal dan menengah.
  • Pembayaran Akhir: Sekitar 10-20%, diberikan setelah proyek selesai dan memenuhi syarat serah terima.

4. Pengaturan Syarat dan Ketentuan Pembayaran

Sementara itu, dalam contoh termin pembayaran syarat pembayaran pun harus mencakup dokumen pendukung, seperti laporan progres, bukti inspeksi, atau sertifikat pencapaian pekerjaan. Pastikan semua dokumen disepakati oleh kedua belah pihak.

5. Dokumentasikan dalam Kontrak Proyek

Semua ketentuan termin pembayaran harus dicantumkan secara rinci dalam kontrak kerja proyek. Hal ini termasuk jadwal pembayaran, syarat pembayaran, dan konsekuensi jika ada keterlambatan pembayaran atau pekerjaan.

6. Review dan Persetujuan Bersama

Sebelum finalisasi contoh termin pembayaran proyek, jadwal termin pembayaran harus ditinjau dan disetujui oleh semua pihak yang terlibat, baik pemberi kerja maupun kontraktor, untuk memastikan tidak ada potensi konflik di kemudian hari.

Untuk mempermudah proses manajemen proyek dan memastikan seluruh tim tetap terkoordinasi,, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software manajemen konstruksi yang membantu memantau setiap tahapan negosiasi dan eksekusi proyek secara efisien.

Contoh Tahapan Pembayaran Termin Proyek

Tahapan pembayaran dalam proyek, terutama dalam proyek konstruksi, dirancang untuk mengikuti progres pekerjaan yang telah disepakati bersama antara pemberi kerja dan kontraktor.

Pembayaran bertahap ini memastikan bahwa kontraktor dibayar sesuai dengan pencapaian mereka, sambil memberikan pemberi kerja jaminan bahwa pekerjaan dilakukan dengan baik pada setiap tahap.

Berikut adalah contoh umum tahapan pembayaran dalam proyek konstruksi.

1. Pembayaran Uang Muka (Down Payment)

Pembayaran uang muka atau down payment adalah pembayaran awal yang biasanya dilakukan setelah kontrak ditandatangani. Biasanya, pembayaran ini merupakan sebagian kecil dari nilai total kontrak dan digunakan untuk memulai proyek.

Uang muka ini membantu kontraktor untuk mempersiapkan sumber daya yang diperlukan, seperti pengadaan material dan tenaga kerja, serta mengatur logistik awal. Pembayaran ini memastikan proyek bisa dimulai sesuai jadwal.

2. Pembayaran Termin Pertama

Pembayaran termin pertama dilakukan setelah kontraktor menyelesaikan milestone pertama, yang sering kali terjadi setelah tahap desain atau perencanaan proyek selesai.

Pembayaran ini menunjukkan bahwa proyek telah memasuki tahap pelaksanaan dan memberikan insentif bagi kontraktor untuk terus melanjutkan pekerjaan sesuai rencana. Misalnya, pembayaran ini bisa dilakukan setelah desain disetujui dan persiapan awal untuk tahap konstruksi dimulai.

3. Pembayaran Termin-Termin Berikutnya

Setelah pembayaran termin pertama, pembayaran bertahap selanjutnya dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek. Misalnya, pembayaran dilakukan setelah pencapaian milestone tertentu dalam tahap konstruksi, seperti penyelesaian pondasi, struktur, atau atap.

Pembayaran ini berkaitan langsung dengan progres fisik yang terlihat di lapangan, sehingga pemberi kerja dapat memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi yang disepakati.

4. Pembayaran Termin Akhir

Pembayaran terakhir atau termin akhir dilakukan setelah proyek selesai sepenuhnya dan serah terima akhir dilakukan. Pembayaran ini menandakan bahwa semua pekerjaan telah selesai dan memenuhi standar yang disepakati dalam kontrak.

Kontraktor dan pemberi kerja biasanya melakukan pemeriksaan akhir untuk memastikan bahwa semua pekerjaan selesai sesuai dengan harapan, dan pembayaran dilakukan setelah semua pihak puas dengan hasil akhir proyek.

Selain itu, pembayaran termin proyek ini juga dapat mencakup sejumlah uang yang ditahan untuk memastikan pemeliharaan atau garansi proyek berjalan dengan baik.

Dari tahapan ini, berikut juga contoh kontrak pembayaran termin proyek yang bisa Anda pahami:

Misalnya, pada proyek pembangunan gedung kantor dengan nilai total Rp 2,000,000,000, termin pertama sebesar 50% atau Rp 1,000,000,000 diberikan sebagai uang muka sebelum pekerjaan dimulai pada 1 Januari 2025. Untuk lebih mudah memahaminya, berikut contoh kontrak pembayaran termin proyek pembangunan gedung kantor:

contoh kontrak pembayaran termin proyek

Berdasarkan contoh termin pembayaran proyek di atas, pembagian pembayaran ini dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan persentase penyelesaian pekerjaan. Setiap pembayaran dilakukan setelah inspeksi dan persetujuan pemilik proyek, memastikan pekerjaan sesuai spesifikasi dan standar kualitas yang disepakati.

Tantangan dalam Pembuatan Contoh Termin Pembayaran Proyek

Meskipun termin pembayaran proyek dirancang untuk memastikan kelancaran finansial dan progres pekerjaan, proses pembuatannya tidak selalu mudah. Ada berbagai tantangan yang dapat memengaruhi efektivitasnya, berikut beberapa tantangan utama yang perlu diperhatikan:

1. Ketidakjelasan dalam Definisi Milestone

Salah satu kendala terbesar termin proyek adalah mendefinisikan milestone atau tahap pencapaian proyek secara jelas. Jika milestone tidak terukur atau tidak memiliki indikator keberhasilan spesifik, potensi konflik antara kontraktor dan pemberi kerja menjadi lebih besar.

2. Ketidakseimbangan Alokasi Pembayaran

Tantangan lain dalam contoh termin pembayaran proyek adalah menentukan persentase pembayaran untuk setiap tahap. Jika pembayaran awal terlalu besar, pemberi kerja mungkin menghadapi risiko keuangan jika proyek dihentikan secara sepihak oleh kontraktor.

3. Kurangnya Dokumentasi Progres

Pembayaran yang berbasis progres membutuhkan dokumentasi yang jelas, seperti laporan, foto, atau inspeksi pihak ketiga. Jika dokumentasi ini tidak lengkap atau tidak disepakati sebelumnya, proses pembayaran bisa tertunda atau ditolak.

4. Perubahan Lingkup Pekerjaan (Scope Creep)

Jika ada perubahan pada lingkup pekerjaan selama proyek berlangsung, termin pembayaran yang telah disusun mungkin tidak lagi relevan. Misalnya, penambahan pekerjaan atau perubahan desain dapat memengaruhi milestone yang sudah ditetapkan.

5. Keterbatasan dalam Komunikasi dan Koordinasi

Terakhir, ketika menyusun contoh kontrak pembayaran termin, kurangnya komunikasi antara pemberi kerja dan kontraktor dapat menyebabkan miskomunikasi mengenai progres pekerjaan dan termin pembayaran. Dikutip dari Levelset, 70% kontraktor mengatakan bahwa koordinasi yang buruk di lokasi kerja hampir selalu menyebabkan proyek melebihi anggaran atau melewati tenggat waktu.

Otomatisasi Termin Pembayaran dengan Software Project Management ScaleOcean

Otomatisasi Termin Pembayaran dengan Software Project Management ScaleOcean

Untuk membantu perusahaan mengelola termin pembayaran proyek secara efisien, Software project management ScaleOcean menawarkan solusi inovatif yang dirancang khusus untuk kebutuhan industri konstruksi. Dengan keunggulan Unlimited User, perusahaan memungkinkan seluruh tim terlibat tanpa biaya tambahan.

Selain itu, Multi-Level Analytical yang ditawarkan ScaleOcean juga mendukung analisis keuangan komprehensif hingga detail per proyek. Dengan integrasi dan otomatisasi penuh, ScaleOcean dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan manual.

Untuk mengeksplorasi fitur-fitur canggih di bawah ini, Anda dapat mengklaim demo gratis ScaleOcean kapan saja dengan mudah.

  1. Automatic Project Payment Terms: Mengotomatisasi pembuatan termin pembayaran proyek berdasarkan milestone untuk memastikan efisiensi dan akurasi pembayaran.
  2. AI Generated Reports: Menghasilkan laporan otomatis berbasis kecerdasan buatan dengan analisis mendalam dan rekomendasi strategis yang relevan.
  3. Forecast Budget & Cash Flow Management: Memproyeksikan anggaran dan mengelola arus kas proyek secara real-time untuk menghindari kekurangan dana.
  4. Integrated with Accounting Module: Menyinkronkan data pembayaran, tagihan, dan anggaran langsung ke modul akuntansi untuk pencatatan yang akurat.
  5. KPI Budget vs Actual Performance: Membandingkan anggaran dan realisasi untuk memantau penyimpangan biaya dan meningkatkan akurasi perencanaan proyek.
  6. Custom Print Out Invoices: Mempermudah pencetakan invoice yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien dan standar perusahaan.

Dengan menggunakan fitur-fitur ini, ScaleOcean project manageement menjadi solusi tepat yang membuat proses pembayaran dapat lebih terstruktur dan efisien, mengurangi risiko keterlambatan atau kesalahan dalam pencatatan pembayaran proyek.

Kesimpulan

Pembuatan termin pembayaran yang terstruktur dan sesuai dengan progres kerja sangat penting untuk menghindari konflik dan menjaga kelancaran proyek konstruksi. Dengan memahami contoh termin pembayaran proyek dan langkah-langkah pembuatannya, Anda dapat meningkatkan efisiensi proses pembayaran serta menciptakan hubungan kerja yang lebih harmonis antar pihak yang terlibat.

Untuk itu, optimalkan pengelolaan termin pembayaran proyek dengan Software Konstruksi ScaleOcean. Solusi ini menawarkan fitur unggulan seperti monitoring progres real-time, perhitungan otomatis, dan dokumentasi terintegrasi, sehingga Anda dapat mengelola proyek secara lebih efektif. Hubungi kami sekarang untuk mencoba demo gratisnya!

FAQ:

1. Apakah termin sama dengan DP?

Termin pembayaran dan down payment (DP) memiliki perbedaan. Termin pembayaran mengatur jangka waktu untuk melunasi pembayaran setelah barang atau jasa diterima, sedangkan DP adalah pembayaran awal yang dilakukan di muka sebagai tanda keseriusan sebelum transaksi dimulai.

2. Bagaimana sistem pembayaran termin?

Sistem termin pembayaran memberikan kemudahan bagi pembeli dengan membayar transaksi dalam beberapa tahap. Pembeli tidak perlu membayar seluruh jumlah sekaligus dalam waktu yang singkat, memberikan fleksibilitas dan mengurangi beban pembayaran di awal. Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan jangka waktu yang disetujui.

3. Apa yang dimaksud dengan termin 1 dan termin 2?

Termin 1 dan termin 2 berbeda pada tahap pekerjaan serta persentase pembayaran yang disepakati. Termin 1 biasanya dibayarkan setelah penyelesaian tahap awal, sedangkan termin 2 diberikan pada tahap berikutnya. Misalnya, termin 1 setelah pondasi selesai (20%), dan termin 2 setelah struktur rampung (30%).

4. Berapa persen jaminan uang muka proyek?

Nilai jaminan uang muka proyek biasanya adalah persentase tertentu dari total nilai kontrak, umumnya sekitar 20%. Namun, angka ini dapat disesuaikan dengan kesepakatan yang tercantum dalam Kontrak Induk antara kedua belah pihak yang terlibat.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap