Cellular Manufacturing: Panduan Lengkap Efisiensi Produksi

ScaleOcean Team
Share artikel ini

Dalam sistem manufaktur tradisional, aliran produksi seringkali terfragmentasi, menyebabkan waktu tunggu yang panjang dan penggunaan sumber daya yang tidak optimal. Dengan menerapkan cellular manufacturing, perusahaan dapat mengurangi perpindahan material yang tidak perlu, mengoptimalkan penggunaan ruang, serta meningkatkan koordinasi antar proses. 

Artikel ini akan membahas secara mendalam konsep cellular manufacturing mulai dari keuntungan yang ditawarkan, cara penerapannya, berbagai jenis tata letak yang digunakan, serta bagaimana perbandingannya dengan metode produksi tradisional. Selain itu, artikel juga akan membahas bagaimana software manufaktur seperti ScaleOcean dapat membantu mengelola setiap aspek produksi secara lebih efektif.

requestDemo

1. Apa yang dimaksud dengan Cellular Manufacturing?

Cellular manufacturing adalah metode produksi yang membagi proses manufaktur menjadi sel-sel kecil yang terdiri dari mesin dan tenaga kerja yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan proses atau produk. Metode ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi waktu tunggu, serta meminimalkan pemborosan dalam produksi. Pendekatan ini merupakan bagian dari prinsip lean manufacturing.

Pengertian lean manufacturing itu sendiri adalah filosofi manajemen yang berfokus pada pengurangan pemborosan dalam proses produksi tanpa mengorbankan kualitas dan produktivitas serta untuk mencapai alur kerja yang lebih lancar dan terstruktur.

Baca Juga: Pentingnya Modul ERP pada Proses Lean Manufacturing

2. Keuntungan Cellular Manufacturing

Implementasi manufaktur seluler memberikan berbagai manfaat bagi industri, termasuk peningkatan efisiensi operasional, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengurangan pemborosan dalam proses produksi, serta fleksibilitas yang lebih tinggi dalam menangani perubahan permintaan pasar. Berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya : 

  • Peningkatan Efisiensi – Dengan mengelompokkan mesin berdasarkan fungsi serupa, proses produksi menjadi lebih cepat dan efektif. Selain itu, pengurangan perpindahan material antar proses memungkinkan waktu produksi lebih singkat dan tenaga kerja dapat lebih fokus dalam menjalankan tugasnya tanpa hambatan.
  • Pengurangan Waktu Tunggu – Pergerakan material antar mesin lebih singkat, mengurangi waktu yang terbuang dalam proses. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan kapasitas produksi dan memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar lebih cepat. Dengan perencanaan yang matang, sistem ini dapat mempersingkat lead time secara signifikan.
  • Mengurangi Pemborosan – Sistem ini membantu menghilangkan proses yang tidak memberikan nilai tambah, seperti waktu tunggu, transportasi berlebih, dan kelebihan stok. Selain itu, dengan memanfaatkan pendekatan ini, penggunaan bahan baku menjadi lebih terkendali, sehingga mengurangi limbah produksi.
  • Fleksibilitas Produksi – Tata letak seluler lebih mudah disesuaikan dengan permintaan pasar dibandingkan manufaktur tradisional. Jika ada perubahan desain produk atau peningkatan permintaan, sistem ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan penyesuaian tanpa mengganggu keseluruhan alur produksi. Keunggulan ini memberikan daya saing yang lebih baik dalam industri yang bergerak dinamis.
  • Peningkatan Kualitas Produk – Dengan pemantauan lebih baik, cacat produksi dapat diminimalisir, meningkatkan kepuasan pelanggan. Sel manufaktur memungkinkan deteksi dini terhadap potensi kesalahan dalam proses, sehingga tindakan korektif dapat segera dilakukan sebelum produk cacat mencapai tahap akhir produksi. Hal ini juga berkontribusi dalam mengurangi biaya yang terkait dengan perbaikan produk atau pengembalian barang.

3. Bagaimana Cara Menerapkan Konsep Cellular Manufacturing?

Implementasi cellular manufacturing memerlukan analisis mendalam terhadap alur produksi dan sumber daya. Sebelum menerapkan sistem ini, perusahaan harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses produksi yang ada, mengidentifikasi potensi tantangan, dan menentukan bagaimana cellular manufacturing dapat meningkatkan efisiensi. Berikut langkah-langkah utama dalam penerapannya :

  • Identifikasi Produk yang Sesuai – Produk dengan kesamaan proses lebih mudah dikelompokkan dalam sel manufaktur. Langkah ini membantu dalam menentukan apakah cellular manufacturing merupakan pendekatan yang tepat untuk produk tertentu dan menghindari pengelompokan yang tidak efektif.
  • Evaluasi Alur Produksi – Menganalisis proses produksi untuk menentukan bagaimana mesin dan pekerja dikelompokkan. Dengan melakukan analisis ini, perusahaan dapat mengidentifikasi hambatan yang mengganggu efisiensi dan menemukan solusi untuk meningkatkan aliran kerja.
  • Penataan Tata Letak – Mesin diatur dalam bentuk sel berdasarkan pola produksi yang paling efisien. Penataan yang tepat akan meminimalkan perpindahan material, meningkatkan kecepatan produksi, dan memaksimalkan penggunaan ruang produksi.
  • Pelatihan Karyawan – Tim produksi harus memahami perubahan sistem dan cara kerja dalam sel manufaktur. Pelatihan ini meliputi peningkatan keterampilan teknis, pemahaman terhadap konsep lean manufacturing, serta cara beradaptasi dengan tata letak baru untuk mencapai efisiensi maksimal.
  • Peningkatan Berkelanjutan – Setelah implementasi, dilakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan efisiensi sistem. Data produksi perlu dianalisis secara rutin untuk menemukan area yang dapat dioptimalkan lebih lanjut. Selain itu, umpan balik dari tenaga kerja juga menjadi bagian penting dalam upaya perbaikan berkelanjutan.

4. Jenis-jenis Tata Letak Cellular Manufacturing

Ada beberapa jenis tata letak cellular manufacturing yang umum digunakan dalam industri manufaktur. Pemilihan tata letak yang tepat bergantung pada jenis produk yang diproduksi, volume produksi, serta kebutuhan spesifik perusahaan.

a. I-Shaped Cell / Linear Cell

I-Shaped Cell / Linear Cell

Model ini berbentuk garis lurus, memungkinkan material berpindah dari satu mesin ke mesin berikutnya secara linier. Cocok untuk produksi dengan volume tinggi dan alur kerja sederhana. Tata letak ini sering digunakan dalam industri otomotif dan elektronik, di mana proses produksi bersifat berulang dan membutuhkan efisiensi tinggi. Namun, tata letak ini memiliki keterbatasan dalam hal fleksibilitas karena tidak memungkinkan pekerja untuk dengan mudah berpindah ke bagian lain dari sel produksi.

b. U-Shaped Cell

U-Shaped Cell

Mesin diatur dalam bentuk huruf “U” untuk memudahkan pergerakan operator dan mengurangi waktu tempuh. Tata letak ini sering digunakan dalam produksi just-in-time (JIT), karena memungkinkan pekerja untuk mengoperasikan beberapa mesin dalam satu siklus kerja. Salah satu keunggulan utama dari U-shaped cell adalah memungkinkan komunikasi lebih efektif antara operator dan meningkatkan fleksibilitas produksi. Dengan pengurangan jarak tempuh material, perusahaan dapat mengoptimalkan pemanfaatan ruang produksi serta mengurangi kebutuhan tenaga kerja berlebih.

c. O-Shaped Cell

O-Shaped Cell

Tata letak berbentuk lingkaran yang memungkinkan interaksi lebih efisien antar pekerja dan mesin, mengurangi kebutuhan transportasi material. Desain ini ideal untuk produksi yang memerlukan kontrol kualitas ketat, karena memungkinkan operator untuk melakukan pemeriksaan dan koreksi kesalahan dengan lebih mudah. Dengan aliran produksi yang terpusat, perusahaan dapat meningkatkan koordinasi antarproses dan meminimalisir waktu henti produksi.

d. T-Shaped Cell

T-Shaped Cell

Didesain untuk memungkinkan kombinasi produksi produk yang berbeda dengan aliran produksi yang lebih fleksibel. Tata letak ini menggabungkan elemen dari berbagai model tata letak untuk menciptakan keseimbangan antara efisiensi dan fleksibilitas. Biasanya digunakan dalam industri yang menghasilkan berbagai jenis produk dalam satu lini produksi, seperti industri komponen elektronik dan perakitan mesin. Dengan adanya cabang dalam tata letak ini, material dapat dialirkan ke beberapa jalur produksi secara bersamaan tanpa menghambat proses utama.

e. S-Shaped Cell

S-Shaped Cell

Memanfaatkan ruang produksi yang terbatas dengan tetap mempertahankan efisiensi aliran kerja. Tata letak ini memungkinkan pergerakan material dalam jalur yang lebih panjang tetapi tetap optimal, sehingga cocok untuk fasilitas manufaktur dengan area terbatas. Desain ini sering digunakan dalam industri makanan dan farmasi, di mana kebersihan dan kontrol kualitas menjadi prioritas utama. Keunggulan utama dari tata letak ini adalah memungkinkan proses produksi yang lebih berkelanjutan tanpa harus menghentikan aliran kerja untuk penyesuaian material atau produk.

5. Tata Letak Cellular Manufacturing VS Traditional Manufacturing

Tata letak manufaktur seluler memiliki perbedaan signifikan dibandingkan metode tradisional. Manufaktur tradisional sering menggunakan tata letak berdasarkan fungsi mesin sehingga memerlukan transportasi material lebih lama. Sementara itu, cellular manufacturing mengoptimalkan alur kerja dengan mengelompokkan mesin sesuai dengan kebutuhan produksi, mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan produktivitas.

6. Proses dan Tahapan Implementasi Tata Letak Cellular Manufacturing

Implementasi cellular manufacturing tidak dapat dilakukan secara instan. Proses ini memerlukan perencanaan yang matang, analisis mendalam, serta komitmen dari seluruh tim produksi. Berikut adalah tahapan penting dalam penerapan tata letak cellular manufacturing yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

a. Evaluasi Proses yang Terkait dengan Produk

Langkah awal adalah mengidentifikasi produk dengan karakteristik serupa untuk memastikan sel manufaktur dapat bekerja secara optimal. Dengan melakukan analisis ini, perusahaan dapat menentukan produk mana yang memiliki pola produksi serupa dan dapat dikelompokkan dalam satu sel manufaktur untuk meningkatkan efisiensi operasional. Selain itu, tahap ini juga membantu mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pengelompokan produk yang berbeda karakteristiknya, yang bisa mengganggu kelancaran produksi.

b. Analisis Aliran Produksi (Production Flow Analysis – PFA)

PFA digunakan untuk menentukan pola aliran produksi terbaik dan bagaimana mesin serta tenaga kerja dikelompokkan. Analisis ini membantu dalam mengidentifikasi area yang mengalami hambatan dalam produksi dan bagaimana menguranginya untuk mencapai alur kerja yang lebih lancar dan efisien. Dengan menerapkan PFA, perusahaan dapat menghilangkan proses yang tidak perlu, mengurangi waktu tunggu, serta memastikan bahwa pergerakan material antar mesin berjalan secara optimal.

c. Penataan Ulang Mesin

Mesin harus ditempatkan sesuai dengan tata letak seluler yang dipilih agar pergerakan material lebih efisien. Penataan ulang ini bertujuan untuk meminimalkan jarak tempuh antar proses produksi serta mengoptimalkan ruang yang tersedia di lantai produksi. Selain itu, penataan ulang juga mempertimbangkan ergonomi kerja karyawan agar produktivitas tetap terjaga dan kelelahan kerja dapat diminimalkan. Tata letak yang baik akan membantu dalam pengurangan waktu siklus produksi serta memaksimalkan pemanfaatan sumber daya.

d. Optimasi Proses dalam Sel

Setiap tahap produksi dianalisis untuk mengurangi pemborosan seperti waktu tunggu atau pemindahan material yang tidak perlu. Hal ini dilakukan dengan menyusun ulang prosedur kerja, menyesuaikan kapasitas produksi, serta menerapkan sistem kerja yang lebih efisien. Dalam optimasi ini, penggunaan teknologi seperti automation dan real-time tracking juga bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan bahwa seluruh proses berjalan dengan lancar.

e. Pengurangan Cacat Teknis

Sistem ini memungkinkan pengawasan kualitas lebih ketat sehingga mengurangi jumlah produk cacat yang dihasilkan. Dengan pemantauan yang lebih dekat terhadap proses produksi, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi kesalahan lebih awal dan mencegah produk yang tidak memenuhi standar keluar dari lini produksi. Produk yang memiliki cacat produksi (defective product) dapat berdampak pada peningkatan biaya operasional, penurunan reputasi merek, serta ketidakpuasan pelanggan. Oleh karena itu, cellular manufacturing berperan penting dalam meningkatkan kontrol kualitas agar defective product dapat diminimalkan sehingga memastikan standar kualitas tetap tinggi dan mengurangi risiko kerugian.

Baca Juga: 21 Software Manufaktur Terbaik untuk Efisiensi Pabrik

7. Solusi lain untuk Masalah Inventory di Manufaktur

Persoalan inventori sering kali menjadi salah satu kendala terbesar dalam industri manufaktur. Penyimpanan stok berlebih tidak hanya membebani biaya operasional, tetapi juga meningkatkan risiko barang rusak atau kadaluwarsa. Oleh karena itu, cellular manufacturing juga menghadirkan beberapa solusi untuk mengatasi masalah ini.

a. Mengentaskan Masalah Penumpukan Inventori dengan Work Cell

Work cell dalam cellular manufacturing mengurangi kebutuhan penyimpanan stok besar dengan produksi yang lebih presisi dan efisien. Dengan menerapkan sistem ini, perusahaan dapat menyesuaikan jumlah produksi dengan kebutuhan aktual, menghindari kelebihan stok yang tidak perlu. Selain itu, penggunaan kanban system dalam work cell dapat membantu dalam mengontrol jumlah bahan baku yang dibutuhkan di setiap tahap produksi, memastikan keseimbangan antara permintaan dan suplai.

b. Hindari Tumpukan Inventori dengan Pull System

Pull system memastikan produksi hanya dilakukan berdasarkan permintaan aktual, menghindari stok berlebih yang bisa meningkatkan biaya penyimpanan. Dengan sistem ini, bahan baku hanya akan diproses ketika ada pesanan dari tahap berikutnya, sehingga meminimalkan risiko produksi berlebih. Pendekatan ini sangat efektif dalam mengoptimalkan rantai pasok dan menghindari pemborosan yang disebabkan oleh stok yang tidak bergerak.

Baca Juga: Sistem Manajemen Produksi: Fungsi, dan Cara Kerjanya

8. Kelola Setiap Proses Produksi dengan Software Manufaktur ScaleOcean yang Terintegrasi

Kelola Setiap Proses Produksi dengan Software Manufaktur ScaleOcean yang Terintegrasi

Manajemen manufaktur yang efisien memerlukan sistem yang dapat memantau dan mengoptimalkan setiap proses produksi. Software manufaktur ScaleOcean menawarkan solusi integrasi yang memungkinkan pengawasan produksi secara real-time, otomatisasi alur kerja, dan analisis performa produksi yang akurat. Dengan teknologi berbasis cloud, perusahaan dapat mengakses data produksi kapan saja dan di mana saja, memastikan pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat. Berikut adalah fitur-fitur dari software manufaktur ScaleOcean : 

  • Smart MRP (Material Requirement Planning): Mengotomatiskan perhitungan bahan baku berdasarkan jadwal produksi dan lead times, memastikan pemesanan bahan baku dilakukan dengan tepat waktu dan jumlah yang akurat.
  • BOM Management: Memudahkan pembuatan daftar bahan baku, komponen, dan sub-komponen yang diperlukan untuk produksi dengan automasi. 
  • Integrated SCM: Mengelola proses manufaktur, mulai dari penjadwalan hingga pemrosesan pesanan dari satu platform terpusat. 
  • Cost Management: Mengotomatiskan perhitungan harga pokok produksi dengan akurasi tinggi, mencakup semua elemen biaya manufaktur. 
  • Order Management: Mengotomatisasi penerimaan, pemenuhan, dan pemrosesan pesanan, memastikan akurasi dan efisiensi. 
  • Warehouse Management: Memantau tingkat inventaris dan mempercepat proses picking untuk efisiensi gudang. 

9. Kesimpulan

Cellular manufacturing adalah strategi efektif untuk meningkatkan efisiensi produksi dengan mengelompokkan mesin dan tenaga kerja dalam sel manufaktur yang optimal. Dibandingkan dengan metode tradisional, sistem ini menawarkan efisiensi lebih tinggi, fleksibilitas produksi, dan pengurangan pemborosan. Implementasi yang sukses memerlukan analisis proses yang mendalam, pemilihan tata letak yang tepat, dan optimalisasi berkelanjutan

Dengan dukungan software manufaktur ScaleOcean, bisnis dapat mengelola proses produksi secara lebih terstruktur dan efisien serta meningkatkan daya saing di industri manufaktur. Jika tertarik, vendor menyediakan demo gratis yang bisa dicoba kapanpun.

Manufaktur

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?