Dalam bisnis logistik, proses bongkar muat kargo menjadi salah satu tahapan kritis yang menentukan kelancaran pengiriman barang ke tujuan akhir. Salah satu prosedur yang ada pada bongkar muat adalah cargodoring, yaitu tahap lanjutan setelah kargo dipindahkan dari kapal ke dermaga. Proses ini diperlukan untuk memastikan kargo atau barang disimpan dengan aman dan teratur sebelum dikirim lebih lanjut.
Proses cargodoring tidak hanya melibatkan penggunaan peralatan berat seperti forklift, crane, dan truk kecil, tetapi juga memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai pihak yang terlibat. Dari pemeriksaan awal hingga pencatatan dan verifikasi barang yang diangkut. Nah, dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut apa itu cargodoring, proses kerjanya, dan apa yang membedakannya dengan stevedoring. Yuk, langsung simak pembahasan di bawah ini!
1. Apa itu Cargodoring?
Cargodoring adalah proses penting bagi bisnis logistik terutama dalam pengiriman internasional yang terjadi setelah kargo dipindahkan dari kapal ke dermaga. Barang ini akan dikirimkan ke gudang atau cargo freight station di dalam pelabuhan. Ini menjadi bagian dari proses bongkar muat barang, sebelum diangkut lebih lanjut ke tujuan akhir. Nah, untuk mempermudah proses tersebut, ada beberapa alat khusus yang bisa digunakan seperti forklift, crane, dan truk.
Agar Anda paham lebih lanjut apa itu cargodoring, perhatikan skenario berikut ini. Misalkan sebuah kapal kontainer telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok dengan memuat berbagai kontainer yang berisi zat kimia, komponen elektronik, tekstil, dan cokelat bubuk. Setelah kapal berlabuh, stevedores mulai bekerja dengan menggunakan crane untuk memindahkan kontainer-kontainer ini dari kapal ke dermaga. Berikutnya, proses cargodoring dimulai.
Tim logistik di pelabuhan akan kemudian memindahkan kontainer dari dermaga ke gudang penyimpanan yang ada di dalam pelabuhan dengan menggunakan forklift serta truk. Petugas yang berwajib memastikan setiap kontainer disimpan di area sesuai dengan jenis barangnya. Misalnya, kontainer berisi zat kimia ditempatkan di gudang A, komponen listrik di gudang B, dan seterusnya. Dengan pengaturan ini, barang akan lebih mudah diperiksa ulang sebelum dikirimkan ke tujuan akhir.
2. Proses Kerja Cargodoring
Agar berlangsung efisien, proses ini perlu dilakukan dengan memperhatikan prosedur yang terstruktur. Mulai dari pemeriksaan awal hingga pencatatan dan verifikasi kargo. Berikut penjelasan lebih lanjut dari masing-masing tahapan tersebut.
a. Pemeriksaan Awal Kargo
Pertama, perlu dilakukan pemeriksaan awal pada kargo. Tujuannya agar dapat dipastikan kondisinya masih baik dan sesuai dengan yang tercantum pada dokumen bongkar muat. Pemeriksaan mencakup pengecekan segel kontainer, kondisi fisik kargo, dan verifikasi jumlah serta jenis barang yang tercantum dalam manifest barang. Dengan pemeriksaan ini, Anda bisa lebih mudah menemukan barang yang rusak atau bahkan tidak sesuai. Jika sudah demikian, Anda bisa segera mencari solusi penanganannya.
b. Pengangkutan Kargo ke Transportasi
Setelah pemeriksaan awal selesai, tahap berikutnya adalah pengangkutan kargo dari dermaga ke transportasi yang akan membawa kargo ke gudang penyimpanan. Bisnis logistik bisa menggunakan berbagai peralatan seperti forklift, truk kecil, dan crane untuk memindahkannya dengan aman. Koordinasi yang baik antara operator peralatan dan pengawas lapangan sangat penting untuk menjaga kelancaran proses ini.
c. Pemindahan Kargo ke Gudang Penyimpanan
Langkah berikutnya dari cargodoring adalah pemindahan kargo ke gudang penyimpanan. Truk atau forklift membawa kargo dari dermaga ke area penyimpanan yang telah ditentukan. Pemindahan ini harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat untuk memastikan kargo ditata sesuai jenis dan kategori barang. Penempatan yang baik akan memudahkan pengambilan dan pengiriman barang selanjutnya, sehingga efisiensi logistik dapat terjaga.
d. Penyimpanan di Gudang
Setelah kargo tiba di gudang, kargo disimpan sesuai dengan rencana. Penyimpanan di gudang dilakukan dengan memperhatikan faktor keamanan, aksesibilitas, dan kapasitas ruangan. Susun barang-barang ini berdasarkan kategori, ukuran, dan frekuensi pengiriman agar pemilihan dan pengambilan barang juga lebih mudah dilakukan. Gudang juga harus dilengkapi dengan sistem manajemen inventaris yang baik untuk memudahkan bisnis logistik dalam memantau pergerakan kargo secara real-time dan mengurangi risiko kehilangan atau penempatan yang salah.
e. Pencatatan dan Verifikasi Kargo
Tahap terakhir dalam cargodoring adalah pencatatan dan verifikasi. Pastikan setiap kargo yang masuk dan keluar dari gudang dicatat dengan detail. Lakukan juga verifikasi pada dokumen pengiriman dan sistem inventaris untuk memastikan jumlah serta jenis barang yang tercatat sesuai. Akurasi pada catatan ini diperlukan agar audit, pelacakan, dan penyusunan laporan logistik sesuai.
3. Bedanya dengan Stevedoring
Proses bongkar muat barang melalui beberapa tahapan, di antaranya stevedoring dan cargodoring. Stevedoring adalah proses memuat dan membongkar kargo dari kapal ke dermaga setibanya di pelabuhan. Umumnya melibatkan penggunaan alat berat seperti crane untuk memindahkan kontainer atau barang besar secara aman dan efisien. Dengan ini, barang dapat terhindar dari kerusakan.
Berikutnya dilakukan proses cargodoring adalah pemindahan kargo dari dermaga ke gudang atau area penyimpanan di dalam pelabuhan. Kegiatan ini lebih berfokus untuk memastikan barang tetap dalam kondisi baik sebelum diangkut lebih lanjut ke tujuan akhir serta memudahkan pencatatan dan verifikasi kargo di gudang.
Dengan kata lain, stevedoring berfokus pada tahap awal penanganan kargo saat bongkar muat dari kapal, sedangkan cargodoring menangani kargo setelahnya, yaitu dengan memindahkan ke tempat penyimpanan yang sesuai di port of loading. Kedua proses ini penting agar alur logistik berjalan efisien dan teratur di pelabuhan.
4. Tips Optimalkan Proses Cargodoring
Dalam praktiknya, proses tersebut tentu dihadapkan pada berbagai tantangan. Untuk mengatasinya, Anda bisa menerapkan sejumlah cara praktis agar proses cargodoring berjalan efektif. Pertama, implementasikan teknologi canggih seperti software ERP logistik untuk memantau pergerakan kargo secara real-time. Gunakan juga teknologi seperti RFID dan barcode untuk mempercepat proses pencatatan dan verifikasi kargo yang masuk atau keluar gudang.
Selain teknologi, pelatihan untuk tenaga kerja juga sangat penting. Operator forklift, pengawas lapangan, dan tim administrasi harus dilatih secara berkala agar bisa mengikuti prosedur terbaik dalam penanganan kargo. Baik itu dalam mengoperasikan peralatan secara aman, teknik pemindahan kargo yang efisien, atau penanganan situasi darurat. Selain itu, pastikan koordinasi antara berbagai tim di lapangan dilakukan dengan baik. Implementasikan juga protokol keselamatan yang ketat agar risiko kecelakaan dalam penanganan dangerous goods dan kerusakan barang dapat diminimalisir.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan apa itu cargodoring di atas, dapat disimpulkan bahwa proses ini dilakukan ketika kargo atau barang-barang telah diangkut ke dermaga dan selanjutnya akan diletakkan di gudang penyimpanan atau container yard. Secara lebih spesifik, proses ini melibatkan pemeriksaan di awal hingga verifikasi ulang di gudang apakah barang telah sesuai dengan dokumen pengiriman yang disertakan.
Terkadang proses cargodoring dianggap sama dengan stevedoring, padahal keduanya memiliki prosedur yang berbeda. stevedoring berfokus pada pemindahan kargo dari kapal ke dermaga, sedangkan cargodoring melanjutkan proses stevedoring ke tempat penyimpanan di pelabuhan. Bisnis logistik harus tahu perbedaan tersebut untuk memastikan tidak ada kesalahpahaman dalam penanganan pengiriman barang.