Rumus elastisitas permintaan adalah konsep ekonomi dan bisnis yang diperlukan bisnis manufaktur untuk mengukur seberapa responsif permintaan jumlah barang atau jasa terhadap perubahan harga. Dengan memahami elastisitas ini, perusahaan bisa membuat keputusan yang lebih tepat dalam penetapan harga, dan merencanakan strategi pemasaran yang efektif.
Elastisitas permintaan terbagi menjadi beberapa jenis. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Studi kasus dalam bisnis manufaktur sering kali menggunakan konsep ini untuk menganalisis dampak perubahan harga terhadap permintaan, yang mempengaruhi keputusan strategis dalam produksi dan penjualan. Yuk, langsung simak rumus tersebut dan cara hitungnya.
1. Rumus Elastisitas Permintaan
Rumus elastisitas permintaan digunakan bisnis manufaktur untuk mengukur tingkat respons jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan dihitung menggunakan rumus:
Sebuah permintaan dikatakan elastis jika nilai elastisitas permintaan lebih dari 1, yang berarti ketika ada perubahan harga meski tidak signifikan, jumlah permintaan pada produk tersebut tetap berubah signifikan. Sebaliknya permintaan inelastis dengan nilai kurang dari 1, menunjukkan bahwa perubahan harga memiliki efek kecil terhadap jumlah barang yang diminta.
Lalu, apa saja faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan? Diantaranya ketersediaan barang substitusi, proporsi pengeluaran konsumen untuk barang tersebut, dan loyalitas pelanggan. Barang dengan banyak substitusi cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis karena konsumen dapat dengan mudah beralih ke alternatif lain jika harga meningkat. Demikian pula, untuk barang yang mengambil proporsi besar dari pengeluaran konsumen karena perubahan harga mempengaruhi keseluruhan pengeluaran.
2. Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
Setelah memahami rumus elastisitas permintaan, Anda juga perlu tahu elastisitas ini juga dibagi menjadi beberapa jenis, masing-masing menunjukkan tingkat responsivitas yang berbeda dari konsumen terhadap perubahan harga. Memahami jenis-jenisnya penting bagi bisnis manufaktur untuk mengidentifikasi kondisi pasar dan membuat keputusan bisnis yang tepat.
a. Permintaan Elastis
Permintaan dinilai elastis ketika perubahan kecil dalam harga menyebabkan perubahan besar dalam jumlah yang diminta. Dalam kasus ini, nilai elastisitas akan lebih dari satu (ED > 1). Situasi seperti apa yang menunjukkan permintaan elastis? Pada barang yang memiliki banyak substitusi atau tidak terlalu penting. Konsumen akan cenderung sensitif terhadap perubahan harga, sehingga sekecil apapun perubahan harga dapat menyebabkan mereka beralih ke alternatif lain atau mengurangi konsumsi barang tersebut.
b. Permintaan Unitary Elasticity
Permintaan dengan unitary elasticity terjadi ketika perubahan persentase dalam harga menghasilkan perubahan persentase yang sama dalam jumlah yang diminta, sehingga nilai elastisitasnya adalah satu (ED = 1). Artinya, total pengeluaran oleh konsumen tetap konstan meskipun ada perubahan harga. Produk dengan elastisitas permintaan unit ini berada di tengah-tengah antara elastis dan inelastis, menunjukkan tingkat sensitivitas yang seimbang terhadap perubahan harga.
c. Permintaan Inelastis
Dalam kasus permintaan inelastis, perubahan harga memiliki dampak yang sangat kecil atau tidak signifikan terhadap jumlah yang diminta. Nilai elastisitasnya kurang dari satu (ED < 1). Barang atau jasa yang memiliki permintaan inelastis adalah barang kebutuhan atau barang tanpa substitusi yang baik. Contohnya barang-barang kebutuhan pokok seperti garam atau bensin, di mana konsumen akan tetap membeli meskipun harga naik.
d. Permintaan Elastis Sempurna
Permintaan elastis sempurna ditandai dengan sensitivitas ekstrem terhadap perubahan harga, dimana sedikit perubahan harga akan menyebabkan jumlah yang diminta menjadi nol atau tak terbatas. Dalam hal ini, kurva permintaan bersifat horizontal, menunjukkan nilai elastisitas permintaan yang tak terhingga (ED = ∞). Kondisi ini jarang terjadi di pasar.
e. Permintaan Inelastis Sempurna
Pada permintaan inelastis sempurna, jumlah yang diminta tidak berubah sama sekali, tidak peduli seberapa besar perubahan harga. Dengan kata lain, kurva permintaan bersifat vertikal, menunjukkan tidak adanya sensitivitas terhadap perubahan harga (ED = 0). Barang atau jasa dengan permintaan inelastis sempurna biasanya adalah barang yang sangat esensial atau tidak memiliki substitusi sama sekali.
3. Cara Hitung Elastisitas Permintaan di Manufaktur
Perhatikan skenario berikut ini untuk tahu cara menghitung elastisitas permintaan dalam bisnis manufaktur. Misalkan sebuah perusahaan otomotif mampu menjual mobil sedan dengan harga Rp 300 juta per unit, dan rata-rata penjualannya 10.000 unit per bulan. Setelah melakukan analisis pangsa pasar, bisnis manufaktur ini memutuskan untuk menurunkan harga mobil sedan menjadi Rp 270 juta per unit. Hasilnya, penjualan meningkat menjadi 12.000 unit per bulan.
Cara menghitung elastisitas permintaan diawali dengan mencari persentase perubahan harga terlebih dahulu. Kurangkan harga baru dengan harga lama kemudian bagi dengan harga lama. Selanjutkan kalikan dengan 100 % untuk memperoleh persentase perubahan harga.
Langkah kedua adalah menghitung persentase perubahan jumlah permintaan. Caranya sama yaitu kurangkan jumlah permintaan baru dengan jumlah permintaan lama. Kemudian bagi dengan jumlah permintaan lama dan kalikan dengan 100%. Maka akan diperoleh persentase perubahan jumlah permintaan seperti berikut.
Nah, kemudian gunakan rumus elastisitas permintaan untuk mengetahui nilai elastisitas pada skenario tersebut.
Setelah menerapkan rumus elastisitas permintaan, diperoleh nilai sebesar -2 yang menunjukkan bahwa permintaan untuk mobil sedan adalah elastis. Penurunan harga sebesar 10% menghasilkan peningkatan permintaan sebesar 20%. Nilai ini mengindikasikan bahwa konsumen sangat responsif terhadap perubahan harga pada produk tersebut.
Dengan informasi ini, bisnis manufaktur mobil dapat mengadaptasi strategi penjualannya, seperti mengatur harga pokok jual agar tetap kompetitif dan menarik bagi konsumen. Perusahaan juga dapat mengevaluasi biaya produksi untuk memastikan bahwa penurunan harga masih memberikan margin keuntungan yang layak. Pemahaman tentang cara menghitung elastisitas permintaan ini juga berguna dalam perencanaan produksi dan pengelolaan persediaan. Tujuannya agar keseimbangan antara permintaan dan pasokan terjaga.
4. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa rumus elastisitas permintaan sangat penting dalam bisnis manufaktur untuk mengukur bagaimana perubahan harga mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Faktor-faktor seperti ketersediaan substitusi, proporsi pengeluaran, dan loyalitas pelanggan mempengaruhi tingkat elastisitas ini.
Cara menghitung elastisitas permintaan dapat dilakukan dengan membagi persentase perubahan harga dengan persentase jumlah permintaan. Nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan ini berguna bagi bisnis manufaktur untuk menyesuaikan strategi harga, biaya produksi, dan manajemen persediaan untuk memastikan keseimbangan antara permintaan dan pasokan.