Cara Menghitung Biaya Marginal pada Bisnis Manufaktur

Biaya marginal adalah konsep penting dalam bisnis manufaktur yang membantu pengambilan keputusan ekonomi. Konsep ini berkaitan erat dengan biaya produksi tambahan yang diperlukan untuk memproduksi satu unit tambahan dari suatu produk. Dengan memiliki pemahaman cara mencari biaya marginal, maka perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi, penetapan harga, dan keputusan investasi.

Dalam artikel ini, akan dibahas lebih lanjut definisinya, rumus biaya marginal, karakteristik, dan contoh penerapan cara menghitungnya pada permasalahan konkret. Dengan ini Anda bisa mencoba menghitung biaya marginal pada perusahaan Anda sendiri dan mengatur ulang strategi bisnis yang tetap menguntungkan meski harus ada biaya tambahan pada proses produksi.

1. Apa itu Biaya Marginal?

Biaya marginal adalah perubahan total biaya karena adanya tambahan barang yang diproduksi. Biaya marginal ini dihitung setiap satu unit tambahan. Biaya tersebut bisa mencakup bahan baku, tenaga kerja, dan biaya operasional lain yang berkaitan langsung dengan produksi. Dengan mengetahui cara menghitung biaya marginal, bisnis manufaktur bisa mengambil keputusan tentang berapa banyak unit yang harus diproduksi tanpa mengalami kerugian.

Biaya marginal berguna dalam strategi penetapan harga jual produk. Jika biaya marginal lebih rendah dari harga jual, bisnis manufaktur akan mendapatkan keuntungan dari setiap unit yang dijual. Selain itu, biaya marginal juga penting dalam menentukan skala ekonomi. Jika biaya marginal turun seiring peningkatan jumlah produksi, maka artinya proses efisiensi produksi berjalan optimal.

Dalam cakupan yang lebih luas, perhitungan rumus biaya marginal juga membantu bisnis manufaktur untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Dengan memahami biaya untuk setiap unit tambahan, Anda dapat memutuskan apakah akan melanjutkan, mengurangi, atau menghentikan produksi suatu barang tergantung pada biaya dan manfaat marginalnya.

Rumus biaya marginal yang dihitung saat ini pun berguna dalam perencanaan jangka panjang. Perusahaan dapat memprediksi biaya produksi tambahan ke depannya dan mengantisipasi perubahan dalam permintaan atau biaya bahan baku. Dengan demikian, biaya marginal tidak hanya berfungsi sebagai tolok ukur untuk efisiensi produksi tetapi juga sebagai acuan strategis untuk pertumbuhan dan ekspansi bisnis.

2. Karakteristik Biaya Marginal

Rumus biaya marginal memiliki karakteristik khusus dibandingkan biaya manufaktur lainnya. Biaya ini berubah tergantung pada jumlah produksi. Biasanya, biaya marginal cenderung menurun pada awal peningkatan produksi karena adanya efisiensi dari sumber daya. Namun, setelah mencapai titik tertentu, biaya marginal mulai meningkat akibat penurunan efisiensi, seperti kelebihan beban pada pekerja atau mesin, atau karena meningkatnya biaya untuk bahan baku tambahan.

Analisis cara mencari biaya marginal diperlukan tidak hanya untuk menentukan jumlah produksi yang efisien tapi juga menilai dampak perubahan kecil dalam faktor produksi lainnya, seperti teknologi atau metode produksi. Bagaimana maksudnya? Ketika bisnis manufaktur mengadopsi teknologi baru, tentu bisa meningkatkan efisiensi produksi. Tapi, umumnya membutuhkan investasi awal yang besar dan pelatihan bagi tenaga kerja, sehingga meningkatkan biaya marginal jangka pendek. Analisis biaya marginal membantu mengevaluasi keseimbangan biaya awal dan penghematan jangka panjang yang dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi.

Perubahan dalam metode produksi seperti lean manufacturing juga dapat berdampak langsung pada biaya marginal. Praktik ini mungkin mengurangi pemborosan, sehingga mengurangi biaya per unit tambahan yang dihasilkan. Analisis biaya marginal dalam konteks ini membantu menilai apakah perubahan metode produksi benar-benar mengurangi biaya secara keseluruhan atau tidak.

3. Rumus Biaya Marginal

Cara mencari biaya marginal adalah dengan menghitung perubahan dalam total biaya kemudian dibagi dengan perubahan dalam jumlah output. Dalam bentuk matematis, rumus biaya marginal ditulis sebagai:

rumus biaya marginal

Jika perubahan biaya relatif kecil dibandingkan dengan perubahan kuantitas, biaya marginal akan rendah. Artinya menunjukkan adanya efisiensi dalam peningkatan produksi. Sebaliknya, jika perubahan biaya besar dibandingkan dengan perubahan kuantitas, maka biaya marginal akan tinggi. Nilai ini menunjukkan inefisiensi atau biaya yang meningkat ketika memperluas produksi.

4. Cara Mencari Biaya Marginal

Untuk memahami cara menghitung biaya marginal, perhatikan ilustrasi yang ada berikut ini. Misalkan Anda memiliki bisnis manufaktur sepatu. Bulan Oktober Anda telah meluncurkan produk dengan desain terbaru dan peminatnya cukup meningkat signifikan. Pada bulan tersebut Anda memproduksi 5000 pasang sepatu dengan total biaya produksi Rp 200 juta. Nah, untuk memenuhi permintaan yang bertambah, Anda memutuskan untuk meningkatkan produksi menjadi 6000 pasang sepatu pada bulan November.

Dengan adanya peningkatan kapasitas produksi, maka Anda juga harus mengeluarkan biaya tenaga kerja tambahan. Selain itu, permintaan mendadak pada bahan baku mengharuskan Anda untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi dari pemasok, sehingga biaya bahan baku meningkat pula. Akibatnya, total biaya produksi naik menjadi Rp 260 juta.

Dari sini, Anda bisa menghitung perubahan biaya, yang awalnya Rp 200 juta menjadi Rp 260 juta. Maka perubahan biaya pada produksi ini sebesar Rp 60 juta. Selanjutnya di awal Anda telah memproduksi 5000 pasang sepatu tapi kemudian melakukan peningkatan produksi menjadi 6000 pasang. Maka perubahan kuantitas sebesar 1000 pasang. Sehingga, cara menghitung biaya marginal yaitu:

contoh perhitungan biaya marginal

Jadi, biaya marginal pada kasus di atas adalah Rp60.000 per pasang sepatu tambahan yang diproduksi. Artinya, untuk setiap pasang sepatu tambahan yang diproduksi di atas 5000 pasang, perusahaan mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp60.000. Keputusan untuk meningkatkan produksi harus menimbang apakah harga jual per pasang sepatu dapat menutupi biaya marginal yang meningkat ini, sehingga nantinya keputusan produksi tambahan tetap menguntungkan bisnis manufaktur.

5. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mengetahui cara mencari biaya marginal sangat membantu bisnis manufaktur mengambil keputusan tentang volume produksi yang optimal tanpa mengalami kerugian. Biaya marginal juga berperan penting dalam strategi penetapan harga, dimana keuntungan dapat diperoleh jika harga jual per unit lebih tinggi dari biaya marginalnya.

Analisis rumus biaya marginal tidak hanya penting untuk menentukan jumlah produksi yang efisien, tapi juga menilai dampak dari perubahan kecil pada faktor produksi lain, seperti teknologi atau metode produksi. Perubahan ini dapat berdampak besar pada biaya dan efisiensi produksi, sehingga analisis biaya marginal menjadi langkah awal yang perlu dilakukan bisnis manufaktur sebelum mengambil keputusan-keputusan pada proses produksi.

Subscribe