Bagi perusahaan konstruksi, struktur rencana kerja yang efektif dan jelas sangat membantu keberhasilan proyek. Untuk mencapai ini, Anda bisa menggunakan dokumen WBS. Kepanjangan WBS adalah work breakdown structure, yaitu dokumen yang memecah kompleksitas proyek besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Proses pembuatan WBS tidak hanya mendukung identifikasi tugas-tugas spesifik yang harus dilaksanakan tetapi juga memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih efisien, estimasi biaya dan waktu yang lebih akurat, serta identifikasi risiko dengan lebih baik.
Dari pengantar di atas, maka dapat dikatakan perusahaan konstruksi perlu memahami WBS. Artikel ini akan membantu Anda untuk lebih jauh mengenal konsep WBS dalam proyek, termasuk manfaatnya, komponen-komponennya, dan bagaimana cara membuat dokumen tersebut. Dengan memiliki pengetahuan tersebut, maka Anda bisa mulai menyusun WBS sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan.
1. WBS Proyek Adalah
Kepanjangan WBS adalah work breakdown structure yang berarti suatu metode pemecahan proyek besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Bagian-bagian lebih kecil ini disebut dengan paket kerja. Mengapa WBS diperlukan perusahaan konstruksi? Untuk membantu tim mengidentifikasi semua elemen kerja yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek konstruksi. Setiap tingkat dari WBS merepresentasikan pembagian detail lebih lanjut dari pekerjaan yang perlu dilakukan. Dimulai dari level tertinggi, yang menjelaskan keseluruhan proyek, kemudian bertahap dibagi menjadi sub-komponen yang lebih spesifik.
Misalkan Anda sedang mengerjakan proyek pembangunan jembatan. Pada level tertinggi WBS, proyek ini terlihat sebagai satu item besar, yaitu “Pembangunan Jembatan”. Tapi ketika dipecah, proyek terdiri dari beberapa komponen lain seperti desain jembatan, pengadaan material, konstruksi pondasi, pemasangan struktur utama, dan finishing. Masing-masing komponen dibagi menjadi tugas yang lebih kecil. Misalnya, pada “konstruksi pondasi” meliputi survei lokasi, penggalian tanah, dan pengecoran beton. Melalui pembagian tugas menjadi unit yang lebih spesifik, tim proyek jadi mudah untuk memahami lingkup pekerjaan yang diperlukan.
2. Manfaat Membuat WBS Proyek
Membuat WBS proyek adalah langkah penting dalam perencanaan dan pengelolaan proyek. Cara ini bisa memberikan kejelasan dan pemahaman lingkup pekerjaan yang harus dilakukan tim. Dengan memecah proyek menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola, tim dapat mengidentifikasi semua tugas yang diperlukan, siapa yang bertanggung jawab atas masing-masing tugas, dan bagaimana tugas tersebut saling terkait. Dengan ini, proses alokasi sumber daya pun juga lebih efisien, serta meminimalkan risiko terlewatnya tugas penting yang dapat menghambat kemajuan.
Manfaat lain dari WBS proyek adalah memudahkan pengawasan dan kontrol. Dengan struktur yang terorganisir, tim dapat dengan mudah memantau kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal. Jadi, jika ada penyimpangan atau masalah pada tahap awal, perusahaan konstruksi bisa dengan segera menanganinya sebelum berdampak lebih serius. Manajer proyek juga dapat menggunakan WBS sebagai acuan dalam berkomunikasi secara efektif dengan para stakeholder untuk memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang status proyek, apa yang telah dicapai, dan apa yang masih perlu dilakukan.
Dengan menggunakan WBS, efisiensi dan produktivitas perusahaan konstruksi juga akan meningkat. Dengan paham secara detail setiap komponen pekerjaan yang harus dilaksanakan, tim dapat fokus pada tugas spesifik tanpa kehilangan gambaran besar dari proyek. WBS juga sangat membantu estimasi biaya dan durasi proyek yang lebih akurat. Secara keseluruhan, bisa disimpulkan WBS proyek adalah instrumen penting yang mendukung keberhasilan pengelolaan proyek dengan menyediakan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur.
3. Komponen dalam WBS Proyek
Bagi perusahaan konstruksi, WBS berperan penting untuk memastikan semua aspek proyek terencana dan terorganisir dengan baik. WBS memecah proyek menjadi komponen kerja yang lebih kecil. Untuk bisa berfungsi dengan baik, tentunya ada sejumlah aspek penting yang perlu termuat dalam dokumen ini. Beberapa di antaranya yaitu:.
a. Tujuan Proyek
Dalam tujuan proyek, perusahaan konstruksi harus menentukan apa yang ingin dicapai. Dengan ini, tim punya arahan dan fokus yang jelas, sehingga pekerjaan dapat selesai sesuai hasil akhir yang diinginkan. Pastikan tujuan ditulis secara spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan ada rentang waktu yang jelas.
b. Fase Proyek
Berikutnya ada fase proyek, yaitu pembagian proyek menjadi tahapan utama yang berurutan, seperti perencanaan, desain, eksekusi, dan penutupan. Setiap fase mencakup sekelompok aktivitas yang berkaitan. Mengidentifikasi fase-fase ini dalam WBS memudahkan tim proyek untuk mengorganisir dan mengelola pekerjaan, serta memungkinkan pemantauan dan evaluasi yang lebih baik terhadap kemajuan proyek.
c. Paket Kerja
Kemudian ada paket kerja yang merupakan elemen dalam WBS untuk menjelaskan adanya blok pekerjaan yang dapat dikelola dan dijadikan tanggung jawab spesifik bagi anggota tim atau kelompok. Setiap paket kerja harus memiliki tujuan yang jelas dan kriteria penyelesaian yang terdefinisi. Jadi, proses penilaian kemajuan dan kinerja pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah.
d. Deskripsi Tugas Kerja
Deskripsi tugas berisi rincian mengenai aktivitas yang harus dilakukan dalam setiap paket kerja. Ini termasuk langkah-langkah yang perlu diambil, sumber daya atau alat berat yang diperlukan, dan siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Deskripsi ini diperlukan agar setiap anggota tim memahami apa yang diharapkan dan bagaimana kontribusi masing-masing anggota berdampak pada pencapaian proyek.
e. Estimasi Waktu dan Biaya
Estimasi waktu dan biaya merupakan komponen penting dalam WBS yang melibatkan penentuan berapa lama dan berapa biaya yang akan diperlukan untuk menyelesaikan setiap paket kerja dan tugas. Estimasi ini harus berdasarkan analisis yang cermat dan realistis, serta memperhitungkan sumber daya yang tersedia dan potensi hambatan. Estimasi yang akurat sangat penting untuk perencanaan proyek, penganggaran, dan penjadwalan, serta membantu dalam memantau dan mengendalikan biaya proyek.
f. Risiko Kerja
Komponen yang tidak kalah penting adalah risiko kerja. Ini berisi identifikasi dan analisis potensi masalah atau hambatan yang mungkin mempengaruhi penyelesaian paket kerja atau proyek secara menyeluruh. Dengan adanya identifikasi risiko membantu tim proyek untuk mengatur strategi mitigasi dan kontingensi yang dapat meminimalkan dampak negatifnya terhadap jadwal dan anggaran proyek.
Baca juga:
5 Tahap Konstruksi pada Proyek Bangunan
4. Cara Membuat WBS Proyek
Cara membuat WBS perlu melalui proses yang sistematis dan perencanaan yang cermat. Berikut langkah-langkah utama dalam pembuatan WBS proyek yang harus Anda pahami.
a. Pahami Ruang Lingkup Proyek
Langkah pertama adalah memahami dengan jelas ruang lingkup proyek. Hal ini melibatkan penentuan tujuan, sasaran, dan hasil yang diharapkan dari proyek. Memahami ruang lingkup proyek akan membantu tim untuk mengidentifikasi semua pekerjaan yang perlu dilakukan, serta membatasi pekerjaan yang tidak termasuk dalam proyek. Cara ini tidak hanya untuk memastikan proyek selesai tepat waktu, tapi juga menghindari adanya over budget.
b. Identifikasi Output Utama
Setelah ruang lingkup proyek dipahami, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi output utama dari proyek. Output ini bisa berupa produk, layanan, atau hasil lain yang diinginkan. Dengan mengidentifikasi output utama, perusahaan konstruksi dapat lebih mudah menargetkan apa yang perlu dicapai dan menentukan pekerjaan yang diperlukan untuk menghasilkan output tersebut.
c. Bagi Output Menjadi Komponen Kecil
Output utama kemudian dibagi menjadi komponen atau paket kerja yang lebih kecil. Tujuannya agar memudahkan pengelolaan dan penugasan, serta mencapai akurasi pada proses estimasi waktu dan biaya. Pastikan pembagian ini harus logis dan terorganisir agar setiap komponen memiliki tujuan yang jelas dan dapat dikelola secara mandiri.
d. Gunakan Struktur Hierarkis
WBS harus diorganisir dalam struktur hierarkis, dimana yang paling atas adalah tingkat yang paling umum hingga detail yang paling spesifik berada di bawah. Struktur ini diperlukan agar ada visualisasi yang jelas dari hubungan antara berbagai komponen proyek dan memudahkan pemantauan dan kontrol proyek.
e. Libatkan Tim Proyek
Cara membuat WBS perlu melibatkan seluruh tim proyek. Tujuannya agar semua aspek pekerjaan diidentifikasi dengan baik dan ada pemahaman yang sama tentang apa yang harus dilakukan. Langkah ini juga memungkinkan tim untuk berkontribusi dengan pengetahuan dan keahlian spesifik mereka, yang dapat meningkatkan akurasi WBS.
f. Tinjau dan Validasi WBS
Langkah terakhir dalam cara membuat WBS adalah meninjau dan memvalidasi struktur yang telah dibuat. Cek apakah semua pekerjaan yang diperlukan telah dicatat dan apakah pembagian tugas juga sudah masuk akal. Sebaiknya proses ini juga melibatkan stakeholder proyek dan ahli subjek, untuk memastikan WBS berisi informasi dan perintah yang komprehensif dan akurat berkaitan pekerjaan konstruksi bangunan.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan kepanjangan WBS adalah work breakdown structure, yaitu metode untuk memecah proyek besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Dengan ini, tim dapat mengidentifikasi secara jelas semua elemen kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, mendukung perencanaan yang lebih terperinci, dan membantu alokasi sumber daya yang efisien.
Untuk membuat WBS yang efektif, perusahaan konstruksi harus mengikuti proses yang sistematis, mulai dari memahami ruang lingkup proyek, mengidentifikasi output utama, hingga meninjau serta memvalidasi dokumen yang telah dibuat. Proses ini juga perlu melibatkan stakeholder dan ahli subjek untuk memastikan keakuratan dan kelengkapan WBS. Tujuannya untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi selama proyek berlangsung.