Bisnis manufaktur memiliki rangkaian tahapan produksi yang cukup berbeda dibandingkan model bisnis lainnya. Dari proses perencanaan hingga menghasilkan produk akhir, setiap tahapan tersebut memiliki perannya masing-masing agar mencapai hasil yang optimal. Dalam jangka panjang, akan dapat meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan.
Untuk memastikan setiap tahapan produksi bekerja dengan efisien, bisnis manufaktur memerlukan tenaga kerja yang terampil. Bagaimana peran tenaga kerja dalam kegiatan produksi? Nah, dalam artikel berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut peran tenaga kerja dan beberapa faktor pendukung produktivitas mereka.
1. Pahami Tahapan Produksi Manufaktur
Sebelum proses dimulai, tahap awal yang perlu dilakukan bisnis manufaktur adalah membuat perencanaan produksi. Langkah ini diperlukan untuk menentukan efisiensi dan keberhasilan produksi. Tentukan terlebih dahulu jumlah produk yang harus dibuat, jadwalnya, sumber daya yang diperlukan, dan estimasi waktu yang dibutuhkan. Dengan perencanaan yang baik, akan tercapai kelancaran proses produksi, meminimalisir pemborosan sumber daya, dan memastikan permintaan pasar dapat terpenuhi dengan tepat waktu.
Tahapan produksi selanjutnya adalah pemilihan bahan baku. Bahan baku yang baik tentunya akan mempengaruhi kualitas produk akhir serta efisiensi biaya produksi. Tanpa bahan baku yang sesuai, hasil produksi bisa jadi tidak memenuhi standar atau malah menimbulkan biaya yang lebih tinggi. Oleh karena itu, keputusan dalam memilih bahan baku harus dilakukan dengan pertimbangan matang dan analisis yang mendalam.
Setelah pemilihan bahan baku yang tepat, proses berlanjut ke tahapan manufaktur. Di sini, bahan baku diolah dan diubah menjadi finished goods melalui serangkaian prosedur dan teknik khusus. Proses manufaktur juga melibatkan berbagai mesin, peralatan, dan teknologi agar menghasilkan kualitas dan spesifikasi yang diinginkan.
Proses dilanjutkan dengan uji kualitas produk untuk memastikan output yang dihasilkan memenuhi standar perusahaan. Pengujian ini bisa berupa inspeksi visual, pengujian fisik, dan analisis laboratorium. Selain itu, melalui pengujian ini, bisnis manufaktur dapat mengidentifikasi adanya ketidaksesuaian atau cacat produk dan melakukan perbaikan sebelum produk tersebut masuk ke pasar.
Tahapan produksi yang tidak kalah penting adalah perawatan dan pemeliharaan mesin agar dapat berfungsi dengan optimal. Perawatan yang baik akan mencegah kerusakan, memperpanjang umur mesin, dan memastikan efisiensi proses produksi. Bahkan, tahapan ini juga diperlukan untuk menjamin keselamatan pekerja di area produksi. Kerusakan mesin atau peralatan dapat menyebabkan hambatan produksi dan potensi kerugian bagi perusahaan.
Penelitian dan pengembangan produk juga menjadi tahapan produksi manufaktur yang tidak boleh diabaikan. Melalui R&D, bisnis manufaktur dapat mengembangkan produk baru, meningkatkan kualitas produk yang sudah ada, atau menciptakan teknologi produksi yang lebih efisien. Investasi dalam R&D membantu bisnis manufaktur agar tetap relevan di pasar, mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah, dan menjadi unggul serta berbeda dari kompetitor.
2. Peran Tenaga Kerja di Kegiatan Produksi
Jika Anda sadari, tanpa kehadiran tenaga kerja yang terampil, bahkan dengan teknologi canggih sekalipun, proses produksi tidak akan berjalan maksimal. Lalu, bagaimana peran tenaga kerja dalam kegiatan produksi?
a. Perencanaan & Pengambilan Keputusan
Tenaga kerja khususnya pada level manajerial memiliki peran penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait proses produksi. Mereka melakukan analisis pangsa pasar, memprediksi kebutuhan konsumen, dan membuat keputusan terkait jumlah produksi, jadwal, serta sumber daya yang diperlukan. Keputusan yang tepat akan menjamin produksi berjalan efisien dan memenuhi target perusahaan.
b. Membantu Lancarnya Proses Produksi
Sedangkan tenaga kerja di lini produksi bertanggung jawab untuk memastikan mesin dan peralatan berfungsi dengan baik. Mereka mengoperasikan, mengatur, dan memantau mesin selama proses berlangsung. Dengan pengawasan dan keahlian yang dimiliki, gangguan dalam produksi dapat diminimalisir dan efisiensi produksi pun dapat terjaga.
c. Melakukan Pemeriksaan Kualitas
Selain memastikan mesin beroperasi dengan baik, tenaga kerja juga berperan menjaga kualitas produk. Mereka melakukan pemeriksaan rutin, baik secara visual maupun dengan alat khusus untuk memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar. Jika ditemukan produk cacat atau tidak memenuhi standar, mereka berhak untuk menolak atau memperbaikinya.
d. Terlibat di Penelitian & Pengembangan Produk
Tenaga kerja yang ada di departemen R&D memiliki peran dalam inovasi dan pengembangan produk. Mereka melakukan penelitian, eksperimen, dan uji coba untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas produk yang sudah ada. Dengan dukungan tenaga kerja yang terampil di bagian ini, bisnis manufaktur dapat terus berinovasi dan mempertahankan posisinya di pasar.
3. Faktor Pendukung Tenaga Kerja di Produksi
Agar tenaga kerja dapat memberikan kontribusi maksimal dalam setiap tahapan produksi, bisnis manufaktur perlu memperhatikan sejumlah faktor pendukung. Apa saja faktor pendukung tersebut?
a. Adanya Pelatihan Karyawan
Melalui pelatihan yang baik dan berkelanjutan, karyawan akan lebih memahami prosedur kerja, mengenal teknologi baru, dan meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi berbagai hambatan di lini produksi. Pelatihan juga membuat karyawan lebih siap untuk beradaptasi terhadap perubahan dan inovasi yang mungkin terjadi di masa depan.
b. Komunikasi yang Efektif
Faktor pendukung yang juga penting adalah komunikasi yang efektif antara bagian manajemen dan tenaga kerja lainnya. Dengan ini, kesalahpahaman dapat diminimalisir, tercipta kolaborasi yang baik antar tim, dan memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan produksi.
c. Prosedur yang Jelas & Efisien
Memiliki prosedur kerja yang jelas dan efisien juga menjadi faktor pendukung produktivitas tenaga kerja di bagian produksi. Prosedur yang baik bisa menjadi acuan untuk bekerja sesuai standar operasional di setiap tahapan produksi dan mencegah kesalahan yang mungkin terjadi. Dengan memiliki SOP produksi, maka bisnis manufaktur akan mencapai produktivitas secara optimal.
d. Teknologi yang Memadai
Di era digital seperti sekarang, penting bagi bisnis manufaktur untuk memiliki teknologi yang memadai. Hal ini bisa mencakup mesin otomatis, software ERP, dan alat canggih untuk quality control. Dengan mengimplementasikan teknologi tersebut, tidak hanya meningkatkan produktivitas tenaga kerja, tapi juga memastikan setiap tahapan produksi dapat berjalan lancar dan menghasilkan produk dengan kualitas yang konsisten.
4. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, bisnis manufaktur memiliki sejumlah tahapan produksi yang perlu dilakukan seefisien mungkin. Mulai dari perencanaan produksi hingga proses penelitian dan pengembangan produk. Setiap tahap ini memiliki perannya masing-masing dalam menjamin kelancaran produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu, adanya tenaga kerja yang terampil juga akan memaksimalkan proses produksi.
Bagaimana peran tenaga kerja dalam kegiatan produksi? Cakupannya bisa beragam tergantung dengan keterampilan yang dimiliki. Sebagai contoh, tenaga kerja level manajerial lebih berfokus pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Berbeda dengan tenaga kerja yang ada di departemen penelitian dan pengembangan yang terus melakukan inovasi produk.