Apa itu Prototype Produk dan Tujuannya bagi Manufaktur?

ScaleOcean Team

Perusahaan manufaktur bisa dikatakan sebagai sektor bisnis yang cukup kompetitif sehingga dituntut untuk mampu menghadirkan produk yang selalu inovatif dan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebagai proses untuk mencapai tujuan ini, langkah strategis yang bisa dilakukan adalah dengan membuat prototype produk. Apa itu prototype produk? Secara sederhana yaitu model awal atau sampel dari hasil eksperimen yang digunakan untuk evaluasi kelayakan produk.

Mengingat pentingnya peran prototipe bagi manufaktur, maka Anda perlu memahami konsep dan jenis-jenis prototipe serta tujuan spesifik pembuatannya. Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut dengan harapan Anda akan memiliki pemahaman lebih sehingga mampu memilih strategi yang tepat untuk memaksimalkan penggunaan prototipe sebelum produk benar-benar dipasarkan.

1. Prototype Produk Adalah

Bagi perusahaan manufaktur, prototype produk adalah model awal atau sampel hasil eksperimen yang dibuat untuk mengevaluasi desain, fungsi, dan kelayakan produk sebelum dilakukan proses produksi massal. Dengan adanya prototype, perusahaan manufaktur bisa segera mengidentifikasi adanya kesalahan desain, masalah kualitas, sehingga perbaikan dapat dilakukan untuk memastikan produk akhir memenuhi standar kualitas dan kebutuhan pasar.

Tidak hanya itu, melalui uji dan penilaian prototype, Anda dapat menghindari pembengkakan biaya produksi akibat perubahan desain serta mempercepat waktu pengenalan produk ke pasar. Jadi, apa tujuan dibuatnya prototype produk tidak hanya sebagai bentuk uji coba sebelum membuat produk akhir, tapi juga untuk mencapai efisiensi produksi.

Prototype dalam perusahaan manufaktur sering kali dibuat dengan menggunakan berbagai teknik seperti pencetakan 3D, pemodelan CNC, atau metode fabrikasi manual lainnya. Sebagai contoh, ketika Anda mengembangkan produk elektronik, pencetakan 3D dapat digunakan untuk membuat casing atau komponen struktural produk. Sementara pemodelan CNC sering diaplikasikan untuk membuat prototipe dari logam atau bahan keras lainnya yang memerlukan presisi tinggi.

2. Jenis-jenis Prototype Produk

Ketika mengembangkan produk, perusahaan manufaktur sering menerapkan berbagai jenis bentuk prototipe. Setiap jenis ini punya fungsi dan tujuan yang berbeda. Beberapa jenis prototype produk yaitu:

a. Prototype Fungsional

Apa itu prototype produk jenis fungsional? Yaitu prototipe yang dikembangkan untuk menguji dan mengevaluasi cara kerja produk. Ini dilakukan untuk memastikan semua fungsi produk beroperasi sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan konsumen. Umumnya ini dilakukan dalam pengembangan produk elektronik, perangkat mekanis, dan sistem yang kompleks, sehingga perusahaan manufaktur dapat mengidentifikasi dan memperbaiki adanya masalah fungsional sebelum dilakukan produksi dalam skala lebih besar.

b. Prototype Visual

Berikutnya ada prototype visual yang bertujuan untuk mengevaluasi estetika dan tampilan fisik produk, termasuk warna, bentuk, bahkan tekstur. Jenis prototipe ini biasanya digunakan untuk mendapatkan feedback dari user atau stakeholder terkait desain produk tanpa memperhatikan fungsi internal. Prototype visual biasanya digunakan dalam fase awal pengembangan untuk memvalidasi pilihan desain dan memastikan produk akhir memenuhi kebutuhan visual target pasar. Dengan prototipe visual, tim desain dapat dengan cepat iterasi dan mengubah aspek estetika produk berdasarkan umpan balik yang diterima.

c. Prototype Teknikal

Tujuan jenis teknikal prototype produk adalah memvalidasi aspek teknis dan rekayasa dari produk, terhadap standar industri, integrasi komponen, dan kemampuan strukturanyal. Umumnya jenis prototipe ini sangat berguna untuk industri yang memiliki standar keamanan dan kinerja yang tinggi, seperti otomotif, kapal, dan perangkat medis. Dengan prototipe teknikal, perusahaan manufaktur dapat mengidentifikasi kesalahan desain dan masalah teknis yang bisa jadi berdampak pada fungsionalitas atau bahkan keamanan produk.

d. Prototype Skala

Selanjutnya ada prototype skala, yaitu model atau versi dari produk yang dibuat dalam skala produksi yang berbeda dari produk akhir. Tujuannya untuk menunjukkan keseluruhan desain atau bagian tertentu dari suatu produk sehingga detailnya bisa dilihat lebih jelas. Dengan ini, perusahaan manufaktur bisa melakukan evaluasi produk pada bagian-bagian tertentu secara lebih spesifik.

3. Tujuan Pembuatan Prototype Produk

Setelah memahami apa itu prototype produk, pentingnya juga untuk tahu apa tujuan dibuatnya prototype produk. Dengan memahami tujuan tersebut, maka proses pengembangan produk bisa lebih terarah. Umumnya, perusahaan manufaktur membuat prototipe dengan tujuan:

a. Validasi Desain dan Konsep

Melalui prototipe, perusahaan manufaktur dapat memastikan desain produk telah memenuhi semua persyaratan dan ekspektasi yang ditetapkan sebelumnya. Termasuk validasi visual produk dan juga fitur-fitur utama yang akan digunakan. Hal ini harus dilakukan agar nantinya ketika produk sudah dipasarkan, pasti diterima dengan baik oleh pelanggan. Sebab dalam proses validasi desain dan konsep, secara iterasi akan dilakukan pengubahan dan peningkatan sampai sudah siap untuk diproduksi.

b. Uji Coba Fungsi Produk

Prototipe dibuat untuk menguji apakah produk bekerja sesuai dengan rencana atau tidak. Proses uji coba ini harus menyeluruh untuk semua fitur operasional, sehingga dapat dipastikan produk berfungsi dengan baik dalam jangka panjang. Dengan adanya uji coba, perusahaan manufaktur bisa segera mengidentifikasi dan memperbaiki masalah teknis sebelum produk diproduksi massal. Langkah ini mengurangi risiko masalah produksi.

c. Pengujian Pasar & Feedback User

Selanjutnya, apa tujuan dibuatnya prototype produk adalah untuk uji pasar dan mendapatkan feedback user. Dengan menunjukkan prototype kepada sampel user, perusahaan manufaktur dapat mengumpulkan feedback tentang kualitas produk. Termasuk persepsi mereka terhadap desain, fungsi, dan apakah produk telah memenuhi kebutuhan mereka. Feedback ini nantinya digunakan untuk melakukan penyesuaian terhadap produk sebelum diluncurkan, sehingga meningkatkan peluang suksesnya di pasar.

d. Evaluasi Proses Produksi

Prototipe juga diperlukan untuk mengevaluasi proses produksi. Hal ini termasuk alat, bahan, dan teknik produksi mana yang paling efektif, serta mengidentifikasi peluang tantangan yang ada pada proses produksi. Dengan mengetahuinya lebih dini, perusahaan bisa merencanakan produksi massal yang lebih efisien sekaligus mengoptimalkan biaya produksi.

e. Meminimalisir Risiko Produksi

Dengan mengidentifikasi dan mengatasi masalah produk mulai dari desain, fungsional, dan produksi sejak dini, perusahaan dapat menghindari biaya produksi berlebih dan adanya penundaan yang dapat terjadi jika masalah tersebut baru ditemukan setelah produksi massal dimulai. Oleh karena itu, prototype sangat membantu dalam strategi manajemen risiko produksi.

4. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa prototype produk adalah bentuk sampel eksperimen yang dibuat untuk tujuan mencari validasi apakah produk yang dibuat sudah berfungsi sesuai rencana dan memenuhi kebutuhan pengguna. Prototipe dibuat dengan menggunakan berbagai teknik. Mulai dari pencetakan 3D, pemodelan CNC, atau metode fabrikasi lainnya.

Di atas juga sudah disebutkan apa tujuan dibuatnya prototype produk. Di antaranya uji coba konsep dan desain, mengumpulkan feedback pengguna, hingga untuk meminimalisir risiko produksi. Dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai ini, perusahaan jadi lebih terarah dalam menentukan jenis-jenis prototype yang akan dibuat.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?