9 Tahapan Produksi Massal dan Contohnya di Manufaktur

ScaleOcean Team

Dalam menerapkan metode produksi massal dalam operasional perusahaan manufaktur, perlu dipahami bahwa metode ini memiliki beberapa tahapan produksi massal yang menjadi kunci utama dalam mencapai efisiensi, kualitas, dan keberhasilan pasar secara menyeluruh, dan dalam jangka panjang.

Produksi massal yang memiliki proses terstruktur yang baik akan membantu perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memastikan konsistensi output produksi yang dihasilkan. Tahap produksi massal yang harus dilakukan dalam penerapannya adalah sebagai berikut:

1. Tahapan Produksi Massal

Untuk mendukung proses produksi barang dalam skala besar, dengan efisiensi yang tinggi, perlu adanya proses dan tahap produksi massal yang terstruktur untuk memaksimalkan pemenuhan permintaan pasar sekaligus mempertahankan standar kualitas yang konsisten. Tahapan produksi massal yang harus dilalui adalah sebagai berikut:

a. Persiapan Dokumen Persyaratan Produk

Tahap produksi massal yang harus dilakukan pertama adalah mempersiapkan dokumen persyaratan produksi, seperti pengumpulan dan analisis detail dari kebutuhan fungsional, estetika, dan regulasi yang harus dipenuhi oleh produk. Nantinya, dokumen ini akan menjadi acuan bagi timg desain dan produksi dalam merancang dan memproduksi produk. Untuk itu, dokumen harus disertai dengan spesifikasi teknis yang lengkap,
kualitas yang harus dipenuhi, dan persyaratan keselamatan.

b. Validasi Perencanaan Teknis dan Desain

Setelah dokumen siap, tahap produksi massal selanjutnya adalah melakukan validasi perencanaan teknis dan desain, untuk memastikan semua aspek teknis dan estetika sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Selain itu, tim desain juga harus mempertimbangkan efisiensi produksi, potensi risiko, dan kemudahan perakitan. Biasanya, analisis seperti Finite Element Analysis (FEA) dan Computational Fluid Dynamics (CFD) sering digunakan untuk mensimulasikan kinerja produk.

c. Pengembangan Prototipe

Pengembangan prototipe menjadi tahap eksperimental dimana desain produk digambarkan dalam bentuk fisik untuk pertama kalinya. Prototipe ini akan digunakan untuk mengevaluasi aspek desain, durabilitas, dan fungsionalitas produk. Dalam tahapan ini, Anda bisa menemukan kekurangan dan masalah yang tidak terlihat selama fase perencanaan desain sebelumnya.

d. Perencanaan Produksi

Setelah prototipe selesai dibuat, Anda bisa melakukan perencanaan produksi, dimana semua kegiatan produksi diatur untuk memastikan bahwa produksi berjalan dengan lancar dan efisien. Anda bisa melakukan
penjadwalan produksi, penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan, alokasi sumber daya, dan penyiapan fasilitas produksi.
Perencanaan yang efektif memastikan bahwa semua komponen dan bahan baku tersedia tepat waktu untuk menghindari keterlambatan yang bisa meningkatkan biaya produksi.

e. Pengadaan Bahan Baku

Tahapan produksi massal selanjutnya ada pengadaan bahan baku, dimana dalam tahapan ini manajemen inventory yang baik dan hubungan kuat dengan supplier sangat penting untuk diperhatikan karena dapat menjamin pasokan bahan baku yang berkualitas dan tepat waktu. Anda bisa melakukan evaluasi dan seleksi supplier secara berkala untuk memastikan pemenuhan standar kualitas dan pengiriman yang diharapkan.

f. Proses Produksi Barang

Tahapan inti yang harus diperhatikan adalah proses produksi barang, dimana bahan baku diolah menjadi komponen atau bagian produk. Proses ini bisa dilakukan dengan beberapa tahapan seperti pemotongan, pembentukan, pengecoran, ataupun pemesinan. Proses produksi massal ini sangat bergantung pada teknologi yang digunakan, sehingga penggunaan dan optimalisasinya penting untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi variabilitas dalam kualitas produk.

g. Perakitan

Perakitan menjadi tahapan produksi massal selanjutnya, dimana komponen yang sebelumnya masuk ke tahap produksi akan dirakit menjadi produk akhir. Pada tahap ini, dibutuhkan koordinasi yang cermat antara tim untuk memastikan bahwa semua bagian dirakit sesuai dengan spesifikasi desain yang telah ditentukan. Perakitan dalam produksi massal ini biasanya dilakukan manual oleh tenaga kerja terampil, dan dibantu dengan robot otomatis untuk memaksimalkan kualitas produknya.

h. Pengujian dan Kontrol Kualitas

Proses perakitan selesai, selanjutnya adalah tahap pengujian untuk memastikan produk berfungsi sesuai dengan spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan. Proses ini biasanya dilakukan dengan kekuatan, fungsionalitas, dan keamanan. Quality control seperti six sigma dan TQM juga bisa Anda terapkan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi sumber kesalahan, serta meningkatkan kualitas produk secara sistematis.

i. Packing Barang dan Logistik

Tahap produksi massal yang terakhir adalah proses packing dan logistik, dimana produk yang telah selesai dan melalui uji kualitas akan dipersiapkan untuk dikirim ke pelanggan. Packing harus dilakukan dengan efektif, dengan memastikan produk terlindungi dari kerusakan selama proses logistik. Manajemen rantai pasokan yang efisien sangat penting di tahap ini, sehingga perusahaan manufaktur bisa meminimalkan biaya dan memastikan pengiriman tepat waktu.

Seluruh tahapan ini bisa dikelola dalam satu sistem dengan menerapkan software manufaktur. Proses input dan output produksi bisa dikelola dan dipantau secara mudah dengan aplikasi ini, di mana sistem dapat terintegrasi dengan modul bisnis inventory, warehouse, hingga accounting membuat pengelolaannya lebih tepat dan menyeluruh.

2. Contoh Produksi Massal

Untuk lebih memahami proses dan tahapannya, disini kita akan menguraikan bagaimana contoh produksi massal di perusahaan manufaktur yaitu PT. YGM Elektronik yang memproduksi barang elektronik smartphone. Proses produksi ini dimulai dengan tim R&D PT. YGM Elektronik yang mengumpulkan persyaratan produksi dengan analisis pasar terhadap fitur yang diinginkan konsumen, yaitu kapasitas baterai yang lebih besar, dan kamera dengan resolusi tinggi. Setelah pengumpulan spesifikasi barang, tim R&D pun mengembangkan spesifikasi tersebut dengan teknis yang sesuai seperti ukuran, berat, fungsi, dan standar industri yang harus dipenuhi.

Selanjutnya, validasi teknis dan desain dari smartphone yang akan diproduksi dilakukan dengan menggunakan software simulasi untuk menguji keandalan komponen, dan serangkaian prototipe yang dibuat untuk pengujian internal dan demonstrasi kepada stakeholder. Perusahaan juga melakukan uji coba di laboratorium untuk melihat fungsionalitas, daya tahan, pengalaman pengguna, bahkan pemberian feedback untuk perbaikan desain sebelum produksi massal dilakukan.

Jika smartphone yang diuji telah melewati standar kualitas yang ditetapkan, baru tim produksi melakukan perencanaan proses dengan menetapkan jadwal dan alokasi sumber daya, sambil berkoordinasi dengan supplier untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan. Perencanaan dan bahan baku yang telah disiapkan akan lanjut ke fase produksi massal, dimana bahan baku diproses menjadi komponen individu yang kemudian akan dirakit dalam lini perakitan yang otomatis.

Pengelolaan mesin dengan OEE yang maksimal juga harus diperhatikan dengan bai, agar produk yang dihasilkan konsisten dan berkualitas tinggi. Setiap komponen yang dirakit akan menjalani serangkaian uji kualitas yang ketat, termasuk kontrol kualitas, fungsionalitas, dan uji daya tahan baterai untuk memastikan smartphone yang diproduksi memenuhi standar industri yang ditetapkan. Setelah memenuhi semua kriteria tersebut, produk yang lulus pengujian akan dikemas dengan aman dan dikirim ke berbagai pusat distribusi di seluruh dunia.

3. Strategi Kelola Produksi Massal

Agar bisa memaksimalkan tahapan produksi massal dan hasil barang yang diproduksi, perlu dilakukannya strategi efektif dalam perusahaan manufaktur. Ada beberapa cara dan strategi yang akan membantu Anda
memastikan output produk berkualitas tinggi dengan biaya yang terkontrol. Setelah mengetahui bagaimana tahapan dan contoh produksi massal, ini dia strategi yang bisa Anda lakukan yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Penting adanya perencanaan dan pengendalian produksi massal yang efektif untuk memastikan proses produksi massal yang dilakukan berjalan dengan lancar, seperti adanya penjadwalan produksi efisien, manajemen inventory, dan penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Untuk memaksimalkannya, Anda bisa mengadopsi software ERP manufaktur yang bisa mengintegrasikan semua informasi produksi massal Anda dari awal hingga akhir.

b. Lean Manufacturing

Pengelolaan produksi massal juga bisa menerapkan pendekatan lean manufacturing yang memiliki prinsip efektif seperti identifikasi dan eliminasi pemborosan, perbaikan berkelanjutan, dan peningkatan aliran produksi untuk memanfaatkan efisiensi produksi massal dan mengurangi biaya produksi. Selain itu, penerapan metode ini juga akan mengurangi limbah yang dihasilkan dari proses produksi massal yang telah dilakukan.

c. Manajemen Kualitas

Pengelolaan kualitas juga harus dilakukan untuk memaksimalkan produksi massal, Anda bisa melakukan metode six sigma atau total quality management untuk memastikan semua produk yang dihasilkan memenuhi dan melebihi standar kualitas yang telah ditetapkan. Penerapan quality control ini harus ada di setiap tahap produksi mulai dari pengadaan bahan baku hingga inspeksi produk akhir.

c. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Pentingnya sumber daya manusia yang terampil merupakan hal yang harus dimiliki perusahaan manufaktur, terutama perusahaan yang menerapkan produksi massal dalam operasionalnya. Anda bisa melakukan investasi dalam pelatihan berkelanjutan dan pengembangan karyawan untuk memastikan mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan terampil yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin dan peralatan produksi dengan baik.

d. Pemantauan dan Analisis Data

Strategi penting lainnya yang perlu dilakukan adalah melakukan pemantauan kinerja lini produksi dan analisis data secara terus menerus untuk bisa mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Anda bisa menggunakan alat analitik dan dashboard untuk melacak KPI Purchasing, dan membantu pengambilan keputusan berdasarkan data akurat. Dengan begitu, Anda bisa meningkatkan responsivitas terhadap perubahan kondisi pasar dan operasional menyeluruh.

4. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas mengenai tahapan, strategi, dan juga contoh produksi massal, kita bisa menyimpulkan bahwa implementasi tahapan produksi massal yang terstruktur dan strategi pengelolaan yang efisien perlu diperhatikan dalam perusahaan manufaktur. Hal tersebut akan memastikan efisiensi operasional, dan kualitas produk secara menyeluruh.

Dengan demikian, pengelolaan proses produksi massal yang efektif selain akan mendukung keberlanjutan bisnis, tetapi juga bisa meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu, pentingnya kelola tersebut akan menjadi kunci yang fundamental untuk efisiensi manajemen operasional jangka panjang di setiap perusahaan manufaktur.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?