5 Strategi Proses dan Perencanaan Kapasitas

ScaleOcean Team

Proses perencanaan kapasitas di industri manufaktur melibatkan analisis, prediksi, dan pengelolaan kapasitas produksi perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dalam menerapkannya, Anda akan dihadapkan oleh berbagai tantangan. Seperti fluktuasi permintaan, perubahan teknologi, regulasi industri, dan manajemen sumber daya yang efektif.

Oleh karena itu, dibutuhkan strategi proses dan perencanaan kapasitas yang tepat, agar industri manufaktur dapat mengoptimalkan kapasitas produksi. Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa strategi yang dapat diterapkan. Serta diberikan pula sejumlah tips agar implementasi strategi tersebut dapat berjalan lancar.

1. Pentingnya Proses dan Perencanaan Kapasitas

Proses dan perencanaan kapasitas adalah kegiatan penentuan jumlah output yang dapat dihasilkan industri manufaktur dalam jangka waktu tertentu. Proses ini melibatkan perencanaan manajemen sumber daya manusia, mesin, dan infrastruktur lainnya untuk memenuhi permintaan pasar secara efektif dan efisien. Tanpa proses dan perencanaan kapasitas yang baik, perusahaan akan menghadapi tantangan produksi seperti kelebihan produk yang dapat menimbulkan biaya tambahan dan pemborosan sumber daya.

Dampak perencanaan yang efektif, membuat perusahaan dapat mengidentifikasi berapa banyak bahan baku, tenaga kerja, dan mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi target produksi. Cara ini juga membantu meminimalkan pemborosan dan menjaga biaya operasional dalam kondisi stabil. Jika industri manufaktur dapat memprediksi dengan akurat, maka perusahaan juga dapat merencanakan penggunaan sumber daya dengan lebih baik.

Tidak hanya itu, langkah ini juga sangat penting untuk mengelola fluktuasi permintaan di pasar. Permintaan untuk produk dapat berubah sepanjang tahun karena berbagai faktor. Termasuk tren pasar, musim, dan kondisi ekonomi global. Dengan perencanaan yang baik, perusahaan dapat merespons perubahan permintaan ini secara cepat dan efektif. Ini tidak hanya membantu dalam memenuhi kepuasan pelanggan, tetapi juga membantu dalam menjaga cash flow dan profitabilitas perusahaan.

2. Tantangan yang Sering Dihadapi

Meskipun menjadi elemen penting dalam operasional industri manufaktur, ada sejumlah tantangan yang sering dihadapi perusahaan dalam implementasinya. Tantangan ini dapat berupa penentuan jumlah produksi yang optimal, ketidakpastian dalam permintaan pasar, hingga perubahan dalam teknologi atau regulasi.

Memprediksi permintaan produk dengan akurat adalah tugas yang sulit dan seringkali kompleks. Terutama bagi bisnis yang bersifat dinamis dan berubah-ubah. Jika prediksi permintaan tidak akurat, bisa berakibat pada kurangnya akurasi persediaan, yang bisa berdampak negatif pada biaya operasional dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi proses dan perencanaan yang efektif untuk menyelesaikannya.

Adaptasi dengan teknologi terkini dan regulasi juga merupakan tantangan yang sering dihadapi. Dalam era digital saat ini, teknologi terus berkembang dan industri manufaktur harus beradaptasi agar tetap unggul. Sedangkan implementasi teknologi baru seringkali memerlukan investasi besar dan mempengaruhi kapasitas produksi. Selain itu, perubahan dalam regulasi di lingkungan, keselamatan kerja, atau standar kualitas, juga mengharuskan perusahaan untuk menyesuaikan rencana kapasitasnya.

Tantangan lainnya yaitu, manajemen sumber daya. Menyusun dan menjaga keseimbangan antara sumber daya yang tersedia dengan permintaan produk sangatlah sulit. Hal ini dikarenakan ada risiko pengelolaan stok jika produksi tidak direncanakan dan dijalankan dengan efisien. Oleh karena itu, Anda harus mampu mengalokasikan sumber daya dengan tepat untuk memastikan bahwa kapasitas produksi dapat dijalankan dengan optimal.

3. Strategi Proses dan Perencanaan Kapasitas

Untuk mengatasi tantangan di atas, ada berbagai strategi proses dan perencanaan kapasitas yang dapat digunakan oleh industri manufaktur. Masing-masing strategi ini memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Berikut penjelasan detailnya.

a. Lag Strategy

Lag strategy adalah strategi proses dan perencanaan kapasitas saat industri manufaktur menunda penambahan kapasitas sampai permintaan sebenarnya melebihi kapasitas yang tersedia. Strategi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang tidak ingin mengambil risiko penambahan kapasitas yang justru tidak digunakan. Tujuan perencanaan model ini adalah menghindari biaya overhead. Namun, juga dapat membatasi pertumbuhan dan membuat pelanggan kecewa karena permintaan tidak dapat dipenuhi.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan mainan mungkin memilih untuk strategi proses dan perencanaan kapasitas jenis ini menjelang musim liburan. Jika permintaan naik drastis pada periode tersebut, perusahaan bisa memilih untuk menambah shift kerja atau mempekerjakan pekerja lepas untuk memenuhi kebutuhan produksi. Dibandingkan harus menambah mesin atau fasilitas produksi yang mungkin tidak dibutuhkan di luar musim liburan.

b. Lead Strategy

Strategi proses dan perencanaan kapasitas lainnya adalah lead strategy. Dalam strategi ini, industri manufaktur memilih untuk menambah kapasitas sebelum terjadi peningkatan permintaan. Meskipun sangat berisiko karena kapasitas tambahan kemungkinan tidak digunakan sepenuhnya, strategi pengelolaan dan perencanaan ini bisa membuat perusahaan menjadi unggul karena mampu memenuhi permintaan pasar dan memanfaatkan peluang bisnis.

Sebagai ilustrasi, sebuah produsen mobil listrik memutuskan untuk mengadopsi lead strategy dengan membangun pabrik baru untuk mempersiapkan adanya peningkatan permintaan. Mereka bisa merencanakan peningkatan produksi berdasarkan proyeksi pertumbuhan pasar mobil listrik dan mulai membangun kapasitas sebelum peningkatan permintaan terjadi.

c. Match Strategy

Match strategy adalah strategi proses dan perencanaan kapasitas ketika perusahaan mencoba untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan. Strategi ini seringkali membutuhkan penambahan kapasitas dalam jumlah yang lebih kecil secara berkala. Hal ini dapat membantu industri manufaktur tetap fleksibel dalam merespons fluktuasi permintaan.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan bisa menggunakan match strategy dengan menambah kapasitas produksi secara bertahap sejalan dengan pertumbuhan permintaan. Jika terlihat peningkatan permintaan sebesar 15% setiap tahun, perusahaan bisa menambah kapasitas produksi juga sebesar 15% setiap tahunnya. Dibandingkan menambah kapasitas secara besar-besaran dan kemudian harus menangani kapasitas yang justru tidak terpakai.

d. Adjustable Capacity

Adjustable capacity adalah strategi proses dan perencanaan kapasitas dengan menggunakan kapasitas yang dapat disesuaikan untuk merespons perubahan permintaan. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi atau peralatan yang dapat dikonfigurasi ulang, atau dengan mempekerjakan pekerja paruh waktu atau lepas.

Sebagai ilustrasi, sebuah toko bisa menggunakan adjustable capacity dengan mempekerjakan lebih banyak pekerja paruh waktu selama jam-jam sibuk. Kemudian mengurangi jumlah pekerja ketika permintaan turun. Ini memungkinkan bisnis untuk merespons fluktuasi permintaan harian tanpa harus berinvestasi dalam kapasitas tambahan yang berlebih dan tidak terpakai.

e. Use of Subcontractors

Strategi proses dan perencanaan kapasitas berikutnya adalah menggunakan subcontractors. Perusahaan bisa memilih untuk meng-outsource sebagian dari produksi untuk menambah kapasitas. Langkah ini bisa menjadi opsi yang baik bagi industri manufaktur yang ingin menambah kapasitas tanpa harus berinvestasi dalam fasilitas atau peralatan baru.

Contoh perencanaan kapasitas dengan strategi ini adalah sebagai berikut. Sebuah pabrik elektronik memutuskan untuk melakukan outsource produksi komponen tertentu ke subcontractor. Ini membantu pabrik untuk memenuhi peningkatan permintaan tanpa harus menginvestasikan banyak uang dalam pembelian mesin baru atau peningkatan fasilitas. Sebaliknya, mereka hanya membayar subcontractor untuk produksi tambahan yang dibutuhkan.

4. Tips Proses dan Perencanaan Kapasitas

Untuk implementasi strategi proses dan perencanaan kapasitas yang efektif, sangat penting bagi industri manufaktur memahami dan menyelaraskan proses perencanaan dengan tujuan bisnis secara keseluruhan. Hal ini meliputi pemahaman tujuan dari jenis jenis perencanaan produksi seperti jangka pendek dan jangka panjang, serta bagaimana kapasitas dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan tersebut.

Penerapan strategi proses dan perencanaan kapasitas yang sukses juga memerlukan pemahaman yang baik tentang faktor pendukung perencanaan. Hal ini dapat mencakup sumber daya manusia, peralatan dan teknologi terkini, hingga bahan baku dan regulasi industri. Contoh, jika perusahaan bergantung pada bahan baku tertentu yang memiliki waktu tunggu yang panjang, maka ini harus diperhitungkan dalam perencanaan kapasitas.

Melakukan analisis permintaan yang efektif adalah bagian penting dari perencanaan kapasitas. Hindari kesalahan perencanaan seperti mengabaikan tren permintaan saat ini dan tidak memprediksi bagaimana permintaan dapat berubah di masa depan. Penggunaan metode statistik, analisis tren, dan machine learning dapat membantu industri manufaktur membuat perkiraan permintaan yang lebih akurat.

Fleksibilitas dalam penerapan strategi proses dan perencanaan kapasitas juga perlu Anda perhatikan. Pasar dan permintaan seringkali berubah-ubah, sehingga Anda harus memiliki sistem yang cukup fleksibel untuk menyesuaikan dengan perubahan. Misal menggunakan strategi seperti adjustable capacity atau penggunaan subcontractors. Anda juga bisa menggunakan teknologi atau peralatan yang dapat disesuaikan atau dikonfigurasi ulang.

Terakhir, perencanaan kapasitas harus melibatkan evaluasi dan penyesuaian reguler. Seiring waktu, faktor-faktor seperti permintaan pasar, sumber daya, dan teknologi akan berubah, dan Anda perlu menyesuaikan perencanaan. Caranya dengan melakukan peninjauan kembali perkiraan permintaan, evaluasi efektivitas strategi proses dan  kegiatan perencanaan kapasitas saat ini, dan membuat penyesuaian yang diperlukan.

5. Kesimpulan

Perencanaan kapasitas dalam industri manufaktur merupakan proses yang penting dan memberi dampak pada efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, dan profitabilitas bisnis. Meskipun proses ini memiliki berbagai tantangan, berbagai strategi proses dan perencanaan kapasitas dapat diterapkan untuk mengatasinya. Seperti strategi lag, lead, match, atau penggunaan subcontractors.

Dalam menerapkan strategi-strategi ini, industri manufaktur harus memahami dan menyesuaikan perencanaan dengan tujuan bisnis, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas, dan melakukan evaluasi serta penyesuaian reguler. Dengan pendekatan yang tepat, perencanaan kapasitas dapat menjadi pendekatan yang sangat efektif untuk meningkatkan produktivitas dan meraih kesuksesan bisnis dalam jangka panjang.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?