Di Indonesia, terdapat beragam jenis perusahaan manufaktur. Sebagian besar perusahaan manufaktur di Indonesia telah berhasil menarik banyak pekerja dan ikut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan beragamnya jenis bisnis manufaktur, tentunya jenis persediaan barang pun beragam. Jenis jenis persediaan pada perusahaan manufaktur memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Untuk mengetahui jenis persediaan barang yang umum disimpan dan digunakan oleh bisnis manufaktur, simak bacaan berikut ini.
1. Jenis Persediaan pada Perusahaan Manufaktur
Persediaan pada perusahaan manufaktur adalah barang-barang atau bahan-bahan yang disimpan untuk digunakan dalam proses produksi atau untuk dijual. Ini bisa berupa bahan mentah, barang dalam proses, atau produk jadi yang disimpan dalam gudang atau lokasi penyimpanan perusahaan. Sebuah perusahaan dapat dikategorikan sebagai perusahaan manufaktur jika mereka memproduksi produk dan bahan baku dalam prosesnya.
Persediaan pada perusahaan manufaktur adalah bahan mentah, produk setengah jadi, produk jadi, dan safety stock. Berikut ini penjelasan dari jenis jenis persediaan perusahaan manufaktur.
a. Bahan Mentah
Bahan mentah adalah atau raw material yang digunakan untuk membuat produk akhir atau barang jadi. Ini bisa berupa material alami atau hasil proses pertama dalam rantai produksi. Bahan mentah biasanya belum mengalami modifikasi besar dan belum diolah secara signifikan.
Bahan mentah bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk tumbuhan, hewan, mineral, atau bahan sintetis. Contohnya termasuk kayu, batu bara, biji-bijian, logam, bahan kimia dasar, dan sebagainya. Bahan mentah sering kali harus melalui proses pengolahan, produksi, atau transformasi lebih lanjut sebelum dapat digunakan dalam pembuatan produk akhir.
Dalam konteks produksi dan industri, pengelolaan bahan mentah dengan efisien dan efektif sangat penting untuk memastikan kualitas produk akhir dan kelancaran proses produksi.
b. Barang dalam Proses
Jenis persediaan berikutnya yaitu barang dalam proses atau dikenal Work in Process (WIP). Istilah ini merujuk pada barang atau produk yang sedang berada di tengah-tengah proses produksi. Ini adalah tahap di mana bahan mentah telah dimulai proses transformasi menjadi produk jadi, tetapi belum sepenuhnya selesai. Barang dalam proses biasanya ada di berbagai tahap produksi dalam pabrik atau fasilitas manufaktur.
Pada tahap ini, bahan mentah telah diolah dan sudah menjadi sebagian produk, namun belum mencapai tahap akhir yang siap untuk dijual kepada konsumen. Barang dalam proses dapat mencakup barang setengah jadi, komponen yang sedang dalam proses perakitan, atau tahap-tahap lain dari proses produksi.
Pentingnya manajemen yang efisien terhadap barang dalam proses adalah untuk memastikan bahwa proses produksi berlangsung lancar, waktu siklus produksi dapat diperkirakan dengan baik, dan untuk menghindari penumpukan barang yang tidak diinginkan di seluruh lini produksi. Dengan memantau dan mengelola barang dalam proses, perusahaan dapat mengoptimalkan efisiensi operasional dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
c. Produk Jadi
Produk jadi atau finished goods adalah hasil akhir dari proses produksi yang telah menyelesaikan semua tahapan manufaktur dan siap untuk didistribusikan dan dijual kepada konsumen akhir. Ini adalah produk yang sudah melalui semua tahap produksi, termasuk pengolahan bahan mentah, manufaktur, perakitan jika diperlukan, dan pengujian kualitas.
Produk jadi umumnya dalam kondisi siap pakai, sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, dan telah melewati semua langkah yang diperlukan untuk menjadi barang yang layak dijual. Contohnya dalam konteks industri otomotif, produk jadi bisa berupa mobil yang telah selesai dirakit dan siap untuk dikirim ke dealer.
Kualitas produk jadi sangat penting karena ini adalah tahap terakhir dari proses produksi sebelum produk tersebut diterima konsumen. Karena itu, pengawasan kualitas yang ketat sering diterapkan pada produk jadi untuk memastikan bahwa produk tersebut memenuhi standar sebelum didistribusikan ke pasar.
d. Safety Stock
Safety stock adalah persediaan barang yang disiapkan oleh perusahaan dagang untuk mencegah kekurangan persediaan saat permintaan pasar tidak stabil. Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini akan mempengaruhi persediaan yang membutuhkan jangka waktu tertentu sebelum barangnya sampai. Akibatnya, banyak bisnis percaya bahwa keberadaan stok keamanan ini sangat membantu operasi mereka.
Hal ini sesuai dengan kepercayaan yang dipegang banyak orang bahwa safety stock adalah jumlah persediaan barang dengan permintaan awal yang ada di perkiraan total permintaan barang tertentu. Pada akhirnya, perkiraan total permintaan ini akan ditentukan pada jumlah tertentu di masa mendatang. Oleh karena itu, safety stock memainkan peran yang sangat penting dalam industri manufaktur. Sistem ini dapat menjadi cara terbaik untuk mencegah perusahaan tertentu melakukan kecurangan yang berkaitan dengan persediaan produk dagang.
Penting bagi Anda untuk mengetahui cara menghitung safety stock, dimana bisa membantu bisnis menentukan jumlah persediaan yang optimal. Ini meminimalkan biaya penyimpanan berlebih sambil juga mencegah kekurangan stok. Selain itu, pemahaman yang baik tentang mengetahui rumus dasar perhitungannya juga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam pembelian dan pengelolaan persediaan, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi operasional.
Persediaan pada perusahaan manufaktur adalah komponen penting yang diperlukan untuk menjaga kelancaran proses produksi dan memenuhi permintaan pelanggan. Namun, pengelolaan persediaan yang efisien juga penting untuk menghindari biaya penyimpanan yang berlebihan dan risiko ketinggalan tren atau barang yang sudah kadaluarsa. Sistem manajemen persediaan yang baik membantu perusahaan untuk mengendalikan tingkat persediaan secara optimal, menjaga keseimbangan antara ketersediaan barang dan biaya penyimpanan.
Baca juga: Contoh Mesin Manufaktur yang Banyak Dipakai
2. Proses Pengelolaan Gudang
Manajemen gudang merupakan proses pengelolaan
serangkaian aktivitas yang dirancang untuk mengatur, mengontrol, dan mengoptimalkan operasi gudang untuk meningkatkan efisiensi dan memastikan adanya ketersediaan persediaan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pengelolaan gudang:
a. Pemetaan Kebutuhan
Pemetaan kebuuhan dalam proses pengelolaan gudang adalah langkah penting untuk memastikan bahwa sistem dapat memenuhi standar operasional. Pemetaan kebutuhan berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan penyimpanan berdasarkan jenis dan volume produk. Jenis produk dapat dipetakan melalui memberi kategori terhadap persediaan barang yang akan disimpan di gudang, seperti barang jadi, barang mentah, atau barang setengah jadi. Selanjutnya, tentukan jumlah persediaan minimum dan maksimum untuk memenuhi permintaan konsumen untuk menghindari kekurangan atau kelebihan stok.
b. Desain Layout Efisien
Desain layout yang efisien dalam proses pengelolaan gudang berguna untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya operasional, serta memperlancar alur kerja. Mengatur rak dan area penyimpanan untuk meminimalkan waktu dan usaha dalam penanganan material. Area harus dibagikan berdasarkan frekuensi pengambilan, ukuran, dan berat produk. Untuk menata layout yang efisien, pastikan rak penyimpanan diatur dengan rapi dan sesuai dengan klasifikasi barang tersebut. Selain itu, gunakan sistem penandaan yang jelas untuk memudahkan identifikasi dan pengambilan barang.
c. Penerimaan Barang
Dalam proses penerimaan barang, terdapat tahap pemeriksaan kualitas dan kuantitas barang yang diterima. Barang yang diterima umumnya ditempatkan di lokasi yang telah ditentukan berdasarkan sistem organisasi gudang seperti FIFO. Proses penerimaan barang yang baik membantu memastikan bahwa persediaan gudang tetap akurat dan berkualitas, serta meminimalkan risiko kesalahan atau kehilangan barang. Penting untuk menerapkan kontrol kualitas yang ketat dan menggunakan teknologi untuk memudahkan pelacakan dan dokumentasi.
d. Order Management
Order management berkaitan dengan pengelolaan pesanan dari pelanggan atau departemen internal yang masuk. Order management yang efektif tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan, tetapi juga memastikan bahwa pengiriman barang tetap tepat waktu dan gudang berjalan lebih efisien. Menggabungkan teknologi, pemantauan real-time, dan analisis data dapat meningkatkan kinerja manajemen permintaan.
e. Picking & Packing
Picking adalah tahap di mana barang yang dipesan diambil dari lokasi penyimpanan di gudang untuk memenuhi pesanan pelanggan atau kebutuhan internal. Sedangkan, packing adalah kegiatan menyusun dan menyiapkan barang untuk dikirimkan. Proses tersebut berfungsi untuk mengumpulkan barang sesuai pesanan produksi atau permintaan klien dan pengemasan untuk dikirim ke konsumen. Dalam proses picking dan packing, menggunakan teknologi otomatisasi seperti sistem conveyor atau robot dapat mempercepat aktivitas pengumpulan dan penyimpanan.
3. Kesimpulan
Bisnis manufaktur beroperasi dalam berbagai sektor yang meliputi pangan, tekstil, otomotif, dan teknologi. Dalam mengelola bisnis manufaktur, persediaan barang pasti dibutuhkan untuk proses produksi. Jenis jenis persediaan barang yang seringkali dibutuhkan meliputi bahan mentah, barang setengah jadi, barang jadi, dan safety stock. Untuk menghasilkan barang yang berkualitas, dibutuhkan proses produksi yang optimal sehingga aktivitas bisnis tetap berjalan dengan lancar.