Optimalkan Proses Cross Docking dengan Modul ERP
3 Min Read Posted on 23 Jun 2023
Daftar Isi
Dalam dunia bisnis yang semakin cepat dan kompetitif, cross docking telah menjadi strategi yang semakin populer untuk meningkatkan efisiensi dan responsivitas manajemen distribusi. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya dan waktu penyimpanan, serta meminimalkan kebutuhan untuk penyimpanan di gudang. Namun, strategi tersebut melibatkan sejumlah langkah penting, sehingga memerlukan sistem yang canggih.
Sistem enterprise resource planning (ERP) dapat digunakan untuk memfasilitasi proses cross docking agar lebih optimal. Dalam artikel berikut, akan dijelaskan lebih rinci langkah-langkah dalam cross docking dan bagaimana modul ERP seperti manajemen gudang, manajemen rantai pasokan, manajemen transportasi, dan manajemen hubungan pelanggan dapat digunakan untuk mendukung proses ini.
1. Cross Docking pada Manajemen Distribusi
Cross docking merupakan konsep yang penting dalam manajemen distribusi. Strategi ini melibatkan pengiriman produk langsung dari pemasok atau produsen ke pelanggan atau pengecer tanpa adanya pengelolaan stok barang di gudang. Proses ini dirancang untuk mengurangi biaya operasional dan mempercepat pengiriman barang serta memberikan peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam sistem distribusi.
Keuntungan utama dari mekanisme ini adalah memberikan potensi pengurangan biaya inventaris. Karena produk lebih cepat bergerak dan tidak perlu disimpan dalam jangka panjang, biaya yang berhubungan dengan penyimpanan, seperti sewa gudang, utilitas, dan asuransi, dapat diminimalkan. Selain itu, peluang adanya risiko kelola stok juga jadi berkurang.
Namun, ada juga tantangan dalam menerapkan strategi tersebut. Misalnya, memerlukan koordinasi dan komunikasi yang sangat baik antara pemasok, distributor, dan pengecer untuk memastikan proses berjalan dengan lancar. Selain itu, juga memerlukan sistem yang canggih seperti sistem ERP untuk memantau pergerakan barang secara real-time dan memastikan produk sampai ke pelanggan tepat waktu. Jadi, meski mekanisme ini sangat menguntungkan, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor sebelum memutuskan menerapkannya.
2. Langkah-langkah Cross Docking
Proses cross docking memerlukan beberapa langkah penting yang harus dilakukan dengan hati-hati dan koordinasi yang baik untuk memastikan efisiensi dan efektivitasnya. Berikut penjelasan langkah-langkah tersebut.
a. Penerimaan Barang
Langkah pertama adalah penerimaan barang. Barang-barang diterima di fasilitas cross docking dari berbagai pemasok. Pada tahap ini, penting untuk memeriksa kualitas dan kuantitas barang yang diterima agar sesuai dengan yang diharapkan. Setiap masalah atau ketidaksesuaian harus diidentifikasi dan ditangani segera untuk menghindari gangguan dalam manajemen distribusi.
Setelah penerimaan, barang biasanya dibawa ke area penampungan sementara sebelum diproses lebih lanjut. Pada tahap ini, penting untuk mengelola barang dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan. Selain itu, barang harus dilacak dan dicatat dalam sistem manajemen inventory untuk memastikan kontrol yang baik atas barang dan memfasilitasi langkah-langkah berikutnya.
b. Penyortiran Barang
Penyortiran adalah langkah berikutnya. Pada tahap ini, barang yang telah diterima diatur dan disortir berdasarkan tujuan pengiriman, jenis produk, dan permintaan pelanggan. Proses tersebut memerlukan sistem manajemen distribusi yang baik dan alat bantu seperti conveyor, lift truck, atau sistem otomatis lainnya untuk memastikan efisiensi dan akurasi.
Hal ini dilakukan karena keakuratan menjadi tujuan utamanya. Jika barang tidak disortir dengan benar, akan dapat mengakibatkan kesalahan pengiriman dan kerugian waktu serta sumber daya. Oleh karena itu, perusahaan harus menggunakan teknologi manajemen distribusi dan perangkat yang tepat untuk memastikan bahwa barang disortir dengan benar dan efisien.
c. Pemuatan Barang
Setelah barang disortir, tahap berikutnya adalah pemuatan barang ke kendaraan pengiriman. Proses ini memerlukan pemahaman yang baik tentang dimensi dan berat barang, serta kapasitas kendaraan. Dalam beberapa kasus, barang mungkin perlu disusun ulang untuk memaksimalkan efisiensi ruang dalam kendaraan.
Pemuatan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan pada barang selama transportasi. Kru harus dilatih dengan baik dan mematuhi semua protokol keamanan. Selain itu, proses pemuatan harus dilacak dan dicatat dalam sistem manajemen distribusi untuk memudahkan pelacakan dan pemantauan selama pengiriman.
d. Pengiriman Barang
Setelah barang dimuat ke dalam kendaraan pengiriman, proses pengiriman barang dimulai. Pada tahap ini barang dikirim ke pengecer atau langsung ke pelanggan. Selama pengiriman, penting untuk memastikan bahwa barang sampai ke tujuan dalam kondisi baik dan dalam waktu yang telah ditentukan.
Selain itu, juga penting untuk memastikan komunikasi yang baik antara driver, manajer distribusi, dan penerima barang. Setiap perubahan dalam jadwal pengiriman atau masalah lain yang mungkin muncul harus dicatat di sistem manajemen distribusi, dilaporkan, dan ditangani segera untuk menghindari penundaan atau kerugian lainnya.
e. Pelacakan dan Monitoring
Pelacakan dan monitoring adalah bagian penting lainnya dari proses cross docking. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melacak pergerakan barang secara real-time dan mengidentifikasi potensi masalah sebelum berdampak pada pengiriman. Modul ERP seperti sistem manajemen transportasi dan teknologi GPS dapat digunakan untuk memudahkan proses manajemen distribusi.
Selain pelacakan real-time, tahap pemantauan juga mencakup pengumpulan dan analisis data tentang kinerja cross docking secara khusus dan juga proses manajemen distribusi secara menyeluruh. Hal ini dapat membantu perusahaan membuat penyesuaian dan peningkatan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
f. Penerimaan oleh Pelanggan
Langkah terakhir adalah penerimaan barang oleh pelanggan atau pengecer. Pada tahap ini, barang harus diperiksa untuk memastikan bahwa tiba dalam kondisi baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Jika ada masalah, pelanggan atau pengecer harus melapor untuk ditangani sesegera mungkin.
Penerimaan barang oleh pelanggan tidak hanya sebagai tanda berakhirnya proses manajemen distribusi, tetapi juga awal dari tanggung jawab pasca penjualan. Pada tahap ini, perusahaan harus memastikan bahwa pelanggan puas dengan produk dan layanan yang diberikan. Perusahaan juga perlu berjaga-jaga untuk menangani masalah atau pertanyaan yang mungkin muncul. Misal penanganan retur penjualan dan pengembalian uang.
Baca juga: 8 Keunggulan Sistem ERP dalam Proses Bisnis
3. Modul ERP untuk Cross Docking
Telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk menjalankan proses tersebut, Anda bisa mempertimbangkan penggunaan sistem enterprise. Sistem ini akan secara maksimal mengefisienkan manajemen distribusi khususnya cross docking apabila diintegrasikan dengan beberapa modul ERP. Berikut penjelasan modul-modul tersebut.
a. Warehouse Management
Warehouse management adalah modul ERP yang berfokus pada operasional gudang dan logistik. Modul ini memungkinkan perusahaan untuk memantau dan mengendalikan kegiatan manajemen gudang dengan efisien. Termasuk penerimaan, penyortiran, dan pengiriman barang. Modul ini juga mendukung pelacakan inventaris dan manajemen area penampungan barang secara real-time.
Tidak hanya itu, modul ERP satu ini juga mendukung penjadwalan dan optimasi sumber daya, termasuk tenaga kerja dan peralatan. Langkah ini memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya dengan efisien dan menyesuaikan jadwal serta proses berdasarkan permintaan pelanggan. Sehingga nantinya juga meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses manajemen distribusi secara keseluruhan.
b. Supply Chain Management
Supply chain management (SCM) adalah modul ERP yang membantu perusahaan mengelola dan mengoptimalkan operasional rantai pasokan pada seluruh proses manajemen distribusi. Dalam kegiatan cross docking, SCM memungkinkan perusahaan untuk merencanakan, menjalankan, dan melacak pengiriman dari pemasok ke pengecer atau pelanggan, serta untuk meminimalkan waktu dan biaya.
Manfaat penerapan SCM lainnya yaitu mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan strategis. Misalnya, Anda dapat menggunakan data dari sistem untuk mengidentifikasi bottleneck atau inefisiensi dalam rantai pasokan dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Ini juga dapat membantu perusahaan merespons lebih cepat terhadap perubahan permintaan pasar atau masalah rantai pasokan.
c. Transportation Management
Modul ERP selanjutnya yang dibutuhkan adalah transportation management. Modul ini yang membantu perusahaan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengoptimalkan pengiriman barang. Modul manajemen transportasi sangat penting dalam manajemen distribusi karena dapat membantu perusahaan mengatur pengiriman barang dari pemasok ke fasilitas cross docking, yang kemudian diteruskan ke pengecer atau pelanggan.
Modul ini juga mendukung pelacakan pengiriman secara real-time. Sehingga memungkinkan Anda untuk memantau pergerakan barang dan mengidentifikasi potensi masalah pada rantai pasokan seperti penundaan pengiriman barang. Selain itu, modul ini juga dapat membantu Anda mengoptimalkan rute pengiriman dan jadwal untuk meminimalkan biaya dan waktu pengiriman.
d. Customer Relationship Management
Customer relationship management (CRM) adalah modul ERP yang berfokus pada hubungan dengan pelanggan. Dalam proses manajemen distribusi, CRM dapat membantu perusahaan mengelola komunikasi dengan pelanggan tentang pengiriman, termasuk pemberitahuan tentang jadwal pengiriman dan pemecahan masalah yang terjadi.
Selain itu, Modul ERP CRM juga dapat membantu perusahaan mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan untuk meningkatkan layanan dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan tersebut untuk menyesuaikan proses cross docking berdasarkan preferensi pelanggan.
4. Kesimpulan
Cross docking adalah strategi manajemen distribusi yang memungkinkan perusahaan untuk mengurangi waktu dan biaya penyimpanan dengan mengirim barang langsung dari pemasok ke pengecer atau pelanggan. Melalui proses seperti penerimaan barang, penyortiran, sampai layanan pelanggan, mekanisme tersebut memaksimalkan efisiensi distribusi. Namun, keberhasilan ini bergantung pada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan tim, serta dukungan sistem yang canggih.
Modul ERP seperti manajemen gudang, manajemen rantai pasokan, dan manajemen hubungan pelanggan, berperan penting dalam mendukung dan memfasilitasi proses tersebut. Modul ini membantu perusahaan merencanakan dan mengelola operasional manajemen distribusi, memantau dan mengendalikan inventaris, serta mengelola hubungan dengan pelanggan. Sehingga nantinya seluruh rangkaian distribusi dapat berjalan maksimal.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 12, 2024 3 Min Read
Penyebab dan Cara Mengatasi Stock Out dalam Manajemen Invent...
Nov 12, 2024 3 Min Read
15 Alternatif SAP ERP Terbaik bagi Bisnis Indonesia di 2024
Nov 08, 2024 3 Min Read
Apa itu Order to Cash: Pengertian, Proses, dan Contohnya
Nov 08, 2024 3 Min Read
Breakdown Maintenance: Fungsi dan Proses Optimalkannya
REKOMENDASI