Cara Efektif Menyusun Rencana Produksi Menggunakan ERP

ScaleOcean Team

Industri manufaktur memiliki proses bisnis yang kompleks dan dihadapkan pada berbagai tantangan produksi. Salah satunya adalah proses aktual yang tidak berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, misalnya rencana tidak sesuai dengan permintaan pasar atau alokasi tenaga kerja yang kurang efisien. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, diperlukan teknologi yang mampu menyusun rencana produksi dengan efektif dan efisien.

Nah, Anda bisa mengandalkan software ERP manufaktur. Sistem ini membantu perusahaan mengelola berbagai aspek operasional, termasuk penyusunan rencana produksi. Melalui penggunaan sistem ini, Anda bisa mengoptimalkan alokasi sumber daya dan meningkatkan respons terhadap dinamika pasar. Mari kita pelajari bagaimana cara kerja sistem ERP menyusun rencana produksi yang lebih efektif.

1. Analisis Permintaan Pasar

Sebelum menyusun rencana produksi, penting untuk melakukan analisis permintaan pasar terlebih dahulu. Nah, software ERP manufaktur dapat dengan mudah melakukan proses ini. Pertama dengan mengintegrasikan data dari berbagai sumber, termasuk historis data penjualan, informasi inventaris, feedback pelanggan, serta data eksternal seperti tren pasar dan kondisi ekonomi. Sistem ERP kemudian menyatukan semua data ini dalam satu platform terpusat. Sehingga setiap pihak yang bersangkutan memiliki gambaran menyeluruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pasar.

Selanjutnya, sistem akan mengolah dan menganalisis data tersebut. Mulai dari data mining, analisis prediktif, hingga pemodelan peramalan produksi. Analisis tersebut akan membantu Anda mengidentifikasi pola seperti musim atau tren permintaan tertentu untuk produk yang dijual. Sistem juga akan menerapkan analisis skenario untuk mengevaluasi strategi mana yang paling tepat bagi perusahaan.

Informasi dari analisis tersebut selanjutnya bisa Anda gunakan untuk mengatur strategi bisnis yang lebih tepat. Mulai dari melihat peluang dan risiko bisnis, memprediksi perubahan dalam permintaan, dan membuat keputusan strategis tentang lini produk, penetapan harga, dan promosi. Jadi, bisa disimpulkan software ERP manufaktur membantu meramalkan permintaan masa depan dengan lebih akurat, yang menjadi kunci menyusun rencana produksi yang efektif.

2. Evaluasi Ketersediaan Bahan Baku

Dari analisis permintaan pasar, didapatkan insight tentang produk mana yang paling diminati, tren permintaan saat ini, dan proyeksi penjualan di masa depan. Informasi tersebut diperlukan untuk menentukan volume produksi. Jadi, setelah mengetahui berapa banyak produk yang perlu diproduksi, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi apakah bahan baku yang diperlukan untuk produksi tersedia dalam jumlah yang cukup.

Software ERP manufaktur akan membantu Anda secara akurat melacak stok bahan baku saat ini, tingkat pemakaian, dan tanggal kadaluarsa. Dengan demikian, Anda bisa memastikan bahan baku yang dibutuhkan tersedia serta dalam kondisi baik untuk diproduksi. Sistem juga memberikan insight tentang pola dari historis pemakaian bahan baku, yang nantinya membantu dalam meramalkan kebutuhan masa depan dan meminimalkan risiko kekurangan stok.

Jika stok tidak mencukupi, sistem dapat otomatis memicu pemesanan bahan baku berdasarkan parameter yang telah ditetapkan, seperti tingkat reorder point atau prediksi permintaan. Anda juga bisa berkoordinasi dengan pemasok, memastikan pesanan dapat dipenuhi dengan efisien. Jadi, Anda bisa mengurangi lead time dan tetap responsif terhadap perubahan permintaan.

3. Perencanaan Kapasitas Produksi

Dalam menyusun rencana produksi, penting untuk memiliki gambaran yang jelas tentang kapasitas produksi yang tersedia. Sistem ERP sangat membantu proses ini dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan sebelumnya, termasuk proyeksi permintaan dari analisis pasar dan ketersediaan bahan baku. Analisis ini akan menghasilkan estimasi kapasitas produksi yang diperlukan, mempertimbangkan faktor-faktor seperti efisiensi lini produksi, waktu downtime yang direncanakan, dan ketersediaan tenaga kerja.

Mengapa perencanaan kapasitas penting? Agar rencana produksi yang dibuat realistis dan dapat dicapai, dengan mempertimbangkan semua batasan dan sumber daya yang tersedia. Jadi, bisa dikatakan sistem membantu menyeimbangkan antara permintaan pasar dengan kemampuan produksi perusahaan, sehingga target produksi dapat dicapai tanpa harus mengalami over produksi.

4. Alokasi Tenaga Kerja

Tentunya untuk memastikan rencana produksi yang dibuat sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan, diperlukan alokasi tenaga kerja yang efektif. Berdasarkan analisis beban kerja dan kebutuhan produksi, software ERP manufaktur dapat menyarankan jumlah tenaga kerja yang optimal untuk setiap shift atau bagian dari proses produksi. Hal ini membantu perusahaan memastikan setiap area produksi memiliki jumlah tenaga kerja yang cukup untuk memenuhi target produksi tanpa mengalami kekurangan atau kelebihan staf.

Sistem juga bisa melakukan optimasi jadwal kerja dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti ketersediaan tenaga kerja, keahlian, dan hari libur. Fitur ini sangat diperlukan terlebih ketika beban kerja perusahaan mengalami fluktuasi karena adanya perubahan permintaan di pasar. Jadwal yang fleksibel dan adaptif akan membantu Anda mengelola sumber daya manusia dengan lebih efektif, sekaligus mempertahankan keseimbangan kerja karyawan.

5. Optimalisasi Proses Produksi

Dalam menyusun rencana produksi, juga perlu diperhatikan bagaimana proses produksi berlangsung. Proses yang optimal dan bekerja secara efisien akan memastikan rencana tersebut dapat berjalan sesuai harapan. Nah, software ERP manufaktur bisa Anda andalkan untuk mengoptimalkan proses produksi. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari seluruh operasional produksi, termasuk waktu siklus, tingkat output, dan penggunaan sumber daya, sistem akan mengidentifikasi adanya penyimpangan, pemborosan, dan inefisiensi. Jadi, Anda bisa fokus pada aspek-aspek yang bisa diperbaiki.

ERP juga dapat melakukan integrasi dan otomatisasi proses produksi, mulai dari pemesanan bahan baku hingga pengiriman produk jadi. Jadi, bisa dipastikan alur kerja pada manufaktur lebih efektif dan efisien. Bahkan dengan adanya automasi berbagai tugas, human error dapat diminimalisir. Secara keseluruhan implementasi sistem akan meningkatkan produktivitas perusahaan.

6. Mengatur Jadwal Produksi

Langkah berikutnya yang tidak kalah penting dalam proses menyusun rencana produksi adalah membuat jadwal produksi. Software ERP manufaktur dapat melakukan proses ini secara otomatis. Caranya dengan mengumpulkan data yang relevan dari berbagai departemen. Seperti proyeksi permintaan, ketersediaan bahan baku, kapasitas peralatan dan mesin, serta ketersediaan tenaga kerja. Sistem ini juga mempertimbangkan data historis mengenai waktu produksi, tingkat keberhasilan, dan masalah yang sering terjadi.

Selanjutnya sistem akan menentukan prioritas produksi. Prioritas ini biasanya didasarkan pada faktor seperti tenggat waktu pengiriman, prioritas pelanggan, dan profitabilitas produk. Setelah prioritas ditetapkan, ERP menghitung kapasitas produksi yang tersedia, termasuk jumlah jam kerja yang dapat dialokasikan, ketersediaan mesin, dan sumber daya manusia. Baru kemudian ERP mulai menyusun jadwal produksi. Proses ini melibatkan penentuan urutan kerja, alokasi sumber daya untuk setiap pesanan, dan penjadwalan shift kerja.

7. Analisis Biaya Produksi

Menyusun rencana produksi harus disesuaikan dengan budget yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis biaya produksi terlebih dahulu. Software ERP manufaktur akan membantu Anda melakukan proses tersebut dengan mengevaluasi dan memonitor semua aspek biaya produksi. Pertama, dengan mengintegrasikan data dari berbagai departemen, termasuk pengadaan, produksi, dan akuntansi. Kemudian mengkalkulasi biaya bahan baku, tenaga kerja, utilitas, dan biaya operasional lainnya.

Bahkan software ERP manufaktur tidak hanya menghitung biaya yang terkait langsung dengan produksi, tetapi juga memperhitungkan biaya overhead dan biaya tidak langsung lainnya. Dengan hasil analisis tersebut, Anda dapat membuat keputusan yang tepat tentang alokasi sumber daya, penyesuaian harga, atau bahkan penghentian produksi untuk produk tertentu jika tidak menguntungkan.

8. Implementasi Rencana & Monitoring

Setelah seluruh proses mulai dari analisis permintaan hingga biaya produksi dilakukan, maka perusahaan bisa mulai mengimplementasikan rencana produksi. Tidak hanya membantu dalam menyusun rencana produksi, software ERP manufaktur juga bisa diandalkan untuk memonitor implementasi rencana tersebut. Dari sistem, Anda bisa mengakses informasi real-time mengenai status produksi, untuk memastikan proses berjalan sesuai rencana dan tenggat waktu dapat dipenuhi.

Jika terdeteksi adanya masalah, seperti keterlambatan atau cacat produksi, sistem akan segera memberikan notifikasi agar perusahaan dapat menindaklanjuti masalah tersebut. Dengan demikian, ERP bukan hanya sistem yang bisa digunakan untuk membuat perencanaan tetapi juga mengawasi dan mengoptimalkan proses produksi secara keseluruhan.

9. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa software ERP tidak hanya dapat membantu Anda dalam menyusun rencana produksi tetapi juga dalam memonitor implementasi rencana tersebut. Sistem mampu memberikan informasi secara real-time untuk memastikan proses berjalan sesuai rencana.

Tertarik untuk mengoptimalkan proses produksi Anda dari tahap penyusunan rencana hingga evaluasi kinerja manufaktur secara keseluruhan? Software ERP manufaktur ScaleOcean adalah pilihan terbaik bagi bisnis Anda! Dilengkapi dengan berbagai fitur canggih, sistem kami siap membantu Anda mengoptimalkan operasional produksi. Bahkan kami juga menyediakan solusi kustomisasi yang dapat disesuaikan dengan masalah spesifik yang Anda alami. Dapatkan demo gratisnya sekarang juga!

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?