Bayangkan Anda mengelola bisnis retail dengan ratusan produk yang harus selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Namun, tanpa sistem stock replenishment yang efektif, ketersediaan stok dapat menjadi masalah. Permasalahan seperti overstock atau kehabisan barang sering kali muncul karena manajemen inventory yang kurang optimal.
Penyebab stock replenishment bisa bermacam-macam, mulai dari kurangnya data akurat hingga proses replenish yang tidak terintegrasi dengan manajemen gudang. Jika tidak segera diatasi, bisnis Anda berisiko kehilangan pelanggan dan menghadapi biaya operasional yang membengkak.
Stock replenishment adalah langkah penting agar stok barang di gudang selalu sesuai kebutuhan, baik dalam jumlah maupun waktu. Sistem replenishment yang terstruktur membantu bisnis mengelola inventory dan menjalankan kegiatan operasional dengan lancar. Dalam artikel ini, kami akan membahas definisi, keuntungan, proses, metode, dan strategi untuk mengoptimalkan pengisian stok.

- Stock replenishment adalah proses pengisian kembali stok barang di gudang agar ketersediaan produk sesuai dengan permintaan pelanggan.
- Manfaat stock replenishment meliputi menghindari stockout, efisiensi biaya, dan peningkatan kepuasan pelanggan.
- Metode stock replenishment: Safety stock, min-max, JIT, periodic replenishment, reorder point, lean time replenishment, on demand replenishment, economic order quantity, ABC analysis.
- ScaleOcean Inventory Management memiliki fitur unggulan seperti prediksi kebutuhan stok, otomatisasi replenishment, dan monitoring stok secara real time untuk mendukung kelancaran.

1. Pengertian Stock Replenishment
Stock replenishment adalah proses pengisian kembali stok barang di gudang agar ketersediaan produk sesuai dengan permintaan pelanggan. Dalam lingkup inventory dan manajemen gudang, replenish adalah langkah penting yang membantu mencegah kekurangan atau kelebihan stok.
Proses ini melibatkan perencanaan yang matang dan pemantauan stok secara real time agar operasional bisnis berjalan dengan lancar. Dengan menerapkan stock replenishment yang efektif, perusahaan dapat menurunkan biaya penyimpanan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mengoptimalkan pengelolaan inventory.
2. Mengapa Stock Replenishment itu Penting?
Stock replenishment merupakan salah satu kunci utama untuk menjaga kelancaran operasional bisnis. Dengan mengelola ketersediaan produk secara efektif, perusahaan dapat menghadapi tantangan permintaan yang fluktuatif, sekaligus menghindari risiko kerugian akibat kekurangan atau kelebihan stok. Berikut adalah beberapa alasan mengapa proses ini sangat penting bagi perusahaan:
a. Memenuhi Permintaan Pelanggan
Stock replenishment penting untuk memastikan ketersediaan produk sesuai dengan permintaan pelanggan. Dengan sistem yang efektif, perusahaan dapat menjaga stok barang agar selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini menghindari kekurangan barang yang dapat menghambat penjualan dan menurunkan kepuasan pelanggan.
b. Menghindari Stockout
Dengan sistem stock replenishment yang efektif, perusahaan dapat menjaga ketersediaan barang di gudang untuk memenuhi permintaan pasar. Proses replenish yang terencana membantu mengurangi risiko kehabisan stok, yang bisa menyebabkan pelanggan kecewa dan beralih ke pesaing. Ini bertujuan untuk melancarkan penjualan tanpa adanya gangguan.
c. Mencegah Terjadinya Overstocking
Sebaliknya, proses pengisian stok yang baik dapat membantu perusahaan menghindari kasus overstocking, yakni kelebihan stok yang tidak diperlukan. Dengan memantau perputaran barang secara cermat, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara ketersediaan produk dan permintaan pasar, sehingga mengurangi biaya penyimpanan secara menyeluruh.
d. Meningkatkan Efisiensi Biaya Penyimapanan
Salah satu keuntungan utama dari stock replenishment adalah efisiensi biaya. Dengan memantau stok secara cermat, perusahaan dapat menghindari pembelian barang dalam jumlah berlebihan yang mengarah pada pemborosan dan biaya inventory yang tinggi. Proses replenish yang optimal mengurangi biaya logistik dan memastikan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.
e. Optimasi Operasional Gudang
Stock replenishment membantu mengoptimalkan operasional gudang dengan mengatur alur barang yang lebih terstruktur. Sistem manajemen gudang dapat menjadi solusi yang efisien untuk memudahkan pengelolaan ruang penyimpanan dan mengurangi waktu yang terbuang untuk memproses pesanan. Dengan demikian, pengiriman dan penerimaan barang menjadi lebih cepat dan lebih terorganisir.
f. Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Ketersediaan produk yang tepat waktu adalah kunci untuk memenuhi ekspektasi pelanggan. Melalui stock replenishment, pesanan dapat dipenuhi dengan cepat dan tepat waktu, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan. Kepuasan ini meningkatkan loyalitas dan peluang bisnis jangka panjang. Selain itu, pesanan yang ada di backorder masih dapat terpenuhi meskipun barang tersebut sedang out of stock.
g. Membantu dalam Penyusunan Rencana Strategis
Stock replenishment yang efektif memberikan data yang akurat mengenai kebutuhan inventaris, yang sangat berdampak pada perencanaan strategis perusahaan. Dengan mengetahui tren permintaan dan pola konsumsi, perusahaan dapat merencanakan produksi, pengadaan, dan distribusi barang dengan lebih tepat, mendukung keputusan bisnis yang lebih baik.
3. Cara Kerja dan Proses Stock Replenishment
Dalam manajemen inventaris, stock replenishment berfungsi untuk menjaga ketersediaan barang agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Proses ini memiliki tujuan agar gudang selalu siap untuk beroperasi, tanpa mengalami kekurangan atau kelebihan stok karena mekanismenya yang terstruktur:
a. Melakukan Demand Forecasting
Demand forecasting adalah proses memprediksi kebutuhan produk di masa depan berdasarkan data historis, tren pasar, dan faktor musiman. Dengan melakukan peramalan, perusahaan dapat menentukan jumlah barang yang harus dipertahankan di gudang untuk memenuhi permintaan pelanggan, menghindari kekurangan atau kelebihan stok.
b. Memantau Stok Persediaan yang Tersisa
Memantau stok persediaan secara berkala sangat penting untuk memastikan bahwa stok yang ada mencukupi angka permintaan. Dengan sistem manajemen inventaris yang efektif, perusahaan dapat melacak pergerakan barang, memperbaharui status stok secara real-time, dan menghindari terjadinya kekurangan atau pemborosan barang.
c. Menentukan Metode Persediaan
Menentukan metode persediaan yang tepat sangat penting dalam pengelolaan stok barang. Metode seperti JIT (just in time) digunakan untuk mengelola barang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik produk. Pemilihan metode yang tepat akan mengoptimalkan perputaran barang dan mencegah kerugian akibat barang kadaluarsa atau rusak, serta membantu efisiensi dalam pengelolaan gudang.
d. Menentukan Jumlah Barang yang perlu Diisi Ulang
Menentukan jumlah barang yang perlu diisi ulang berkaitan dengan analisis data stok dan permintaan yang diprediksi. Proses ini melibatkan perhitungan jumlah barang yang harus dipesan kembali untuk memastikan ketersediaan produk yang tepat tanpa menyebabkan penumpukan stok. Perusahaan perlu menyeimbangkan antara kebutuhan pasar dan kapasitas penyimpanan.
e. Melakukan Pemesanan ke Pemasok
Setelah menentukan jumlah barang yang perlu diisi ulang, perusahaan akan melakukan pemesanan ke pemasok. Proses ini melibatkan pengiriman pesanan, negosiasi harga, serta pengaturan waktu pengiriman barang. Pemesanan yang tepat waktu memastikan ketersediaan produk di gudang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
f. Penerimaan dan Penilaian Kualitas Barang
Ketika barang diterima, perusahaan harus melakukan pemeriksaan kualitas untuk memastikan bahwa produk yang diterima sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan jumlah, kondisi fisik, dan kualitas barang. Proses ini penting untuk menjaga kualitas stok yang ada di gudang.
g. Perhitungan Reorder Point
Lalu, hitung reorder point berdasarkan tingkat konsumsi harian dan lead time pemesanan. Reorder point dihitung agar perusahaan mengetahui kapan dan berapa banyak barang yang harus dipesan kembali agar stok tetap tersedia hingga pesanan baru tiba, yang akan tercatat dalam laporan stok gudang.
h. Evaluasi dan Pemantauan Berlanjut
Evaluasi dan pemantauan berkelanjutan dilakukan untuk menilai efektivitas proses stock replenishment yang telah diterapkan. Dengan mengevaluasi hasil dari setiap siklus replenishment, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, seperti pengelolaan stok, metode pemesanan, dan estimasi permintaan, serta melakukan penyesuaian untuk meningkatkan efisiensi.
4. Metode Stock Replenishment
Menjaga keseimbangan stok di gudang membutuhkan strategi yang efektif agar kebutuhan pelanggan terpenuhi tanpa menimbulkan overstock. Beragam metode replenishment membantu perusahaan mengelola inventory secara efisien, sesuai dengan pola permintaan dan kapasitas penyimpanan yang tersedia seperti dibawah ini:
a. Safety Stock
Safety stock adalah stok cadangan yang disiapkan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan yang tidak terduga atau gangguan dalam rantai pasokan. Dengan adanya hal tersebut, perusahaan dapat menghindari stockout meskipun ada ketidakpastian dalam pasokan atau permintaan.
b. Min-Max
Metode min-max melibatkan penentuan dua titik, yaitu jumlah minimum dan maksimum stok. Ketika stok mencapai tingkat minimum, pesanan baru akan diproses untuk mengisi kembali hingga mencapai tingkat maksimum yang telah ditentukan. Metode ini membantu memastikan ketersediaan barang tanpa menambah biaya penyimpanan yang tinggi.
c. Just In Time (JIT)
Replenishment just in time (JIT) dilakukan berdasarkan kebutuhan aktual, hanya memesan barang saat diperlukan. Metode JIT tidak hanya mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan dan risiko kelebihan stok, tetapi juga meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya penyimpanan sehingga barang yang tersimpan tetap dalam keadaan segar.
d. Periodic Replenishment
Pengisian stok dilakukan secara berkala pada interval waktu yang sudah ditentukan, seperti mingguan atau bulanan. Metode ini cocok untuk produk dengan pola permintaan stabil, yang membuat perencanaan inventory lebih mudah dan mencegah gudang mengalami overstock.
e. Reorder Point (ROP)
Metode reorder point fokus pada pemesanan ulang saat stok mencapai level minimum tertentu. Reorder point dihitung berdasarkan konsumsi harian dan waktu tunggu pengiriman. Hal ini memastikan agar barang baru tiba sebelum stok habis, sehingga operasional tetap berjalan lancar tanpa kendala.
f. Lean Time Replenishment
Lean time replenishment adalah metode yang bertujuan untuk meminimalkan waktu penyimpanan barang dengan memastikan stok hanya tersedia saat diperlukan. Dengan pengisian stok yang minimal dan sesuai kebutuhan, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan dan meningkatkan efisiensi, serta menjaga kualitas barang tetap terjaga dengan mengurangi risiko kerusakan akibat penyimpanan lama.
g. On Demand Replenishment
Pada metode on demand replenishment, pengisian stok dilakukan hanya ketika permintaan muncul. Sistem ini sangat efisien dalam mengelola persediaan, karena mengurangi pemborosan dan memaksimalkan kapasitas penyimpanan. Barang hanya dipesan ketika ada kebutuhan yang nyata, sehingga perusahaan tidak perlu menyimpan barang yang tidak terjual.
g. Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ bertujuan mengoptimalkan jumlah pemesanan untuk menekan biaya total, termasuk biaya pemesanan dan penyimpanan. Dengan perhitungan yang presisi, metode ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai tingkat manajemen inventory yang tinggi tanpa mengorbankan ketersediaan stok.
h. ABC Analysis
ABC Analysis mengelompokkan barang ke dalam tiga kategori: A, B, dan C, berdasarkan nilai konsumsinya. Kategori A berisi barang dengan nilai konsumsi tinggi, kategori B untuk barang dengan konsumsi moderat, dan kategori C untuk barang dengan konsumsi rendah. Pendekatan ini membantu perusahaan fokus pada pengelolaan barang yang paling penting dan bernilai, meningkatkan efisiensi operasional.
5. Beberapa Praktik Penting dalam Stock Replenishment
Untuk memastikan proses stock replenishment berjalan lancar, beberapa praktik penting perlu diterapkan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu perusahaan mengelola stok secara efektif dan efisien, serta menjaga keseimbangan antara kebutuhan pelanggan dan pengelolaan persediaan yang optimal:
a. Pemantauan dan Evaluasi Bekerlanjutan
Pemantauan stok secara rutin membantu memastikan bahwa barang selalu tersedia sesuai kebutuhan. Evaluasi berkelanjutan terhadap proses replenishment memungkinkan perusahaan untuk menilai efektivitas sistem, mengidentifikasi area yang perlu perbaikan, dan memastikan pengelolaan stok berjalan dengan optimal.
b. Perhitungan
Perhitungan yang tepat untuk menentukan kebutuhan stok sangat penting dalam proses replenishment. Dengan menganalisis data penjualan dan permintaan pasar, perusahaan dapat mengidentifikasi kapan dan berapa banyak barang yang harus dipesan, mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan stok yang dapat mempengaruhi operasional.
c. Pemilihan Metode yang Tepat
Memilih metode replenishment yang sesuai dengan karakteristik produk dan pola permintaan sangat penting. Metode seperti safety stock, min-max, atau just in time membantu memastikan keseimbangan stok, meminimalkan biaya penyimpanan, dan memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa penumpukan barang berlebihan.
d. Menerapkan Penggunaan Safety Stock
Safety stock berfungsi sebagai cadangan untuk mengatasi fluktuasi permintaan yang tidak terduga. Dengan menetapkan level safety stock yang tepat, perusahaan dapat memastikan barang tetap tersedia selama periode permintaan tinggi, mencegah stockout tanpa menambah beban penyimpanan yang berlebihan.
e. Membangun Hubungan yang Baik dengan Pemasok
Menjalin hubungan yang kuat dengan pemasok memastikan kelancaran pengadaan barang. Kerja sama yang baik memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pasokan tepat waktu, mempercepat pemesanan ulang, dan menangani masalah pengiriman atau kualitas produk dengan lebih efisien, sehingga mendukung kelancaran operasional secara keseluruhan.
6. Aspek Penting dalam Stock Replenishment
Keberhasilan stock replenishment bergantung pada aspek-aspek utama yang mendukung kelancaran proses pengelolaan inventory. Kombinasi perencanaan, data akurat, dan teknologi berperan penting dalam menjaga stok tetap tersedia tanpa risiko kekurangan atau kelebihan.
a. Demand Forecasting
Forecasting permintaan kebutuhan barang dilakukan berdasarkan analisis tren historis, data penjualan, dan pola musiman. Dengan forecasting yang akurat, perusahaan dapat mengantisipasi kebutuhan stok di masa mendatang, sehingga proses replenishment lebih optimal dan terhindar dari risiko kekurangan barang.
b. Pengelolaan Inventaris
Pengelolaan inventaris yang baik memastikan stok barang tercatat dengan akurat, terorganisir, dan mudah diakses. Dengan menggunakan sistem manajemen yang efisien, perusahaan dapat memantau pergerakan barang secara real time, menghindari kelebihan stok, dan memaksimalkan ruang penyimpanan, yang mendukung proses replenishment yang lebih tepat.
c. Pemesanan Berulang
Pemesanan berulang adalah metode replenishment di mana perusahaan secara otomatis memesan barang pada interval tertentu berdasarkan analisis stok dan permintaan. Proses ini mengoptimalkan pengisian ulang stok untuk menghindari kekurangan atau kelebihan barang, serta memastikan ketersediaan produk tanpa gangguan.
d. Menyeimbangkan Ketersediaan
Menyeimbangkan ketersediaan stok merupakan kunci dalam stock replenishment. Perusahaan harus menjaga jumlah stok yang cukup untuk memenuhi permintaan tanpa menimbulkan pemborosan atau overstock. Ini melibatkan perencanaan yang matang, pemantauan yang akurat, dan penggunaan strategi replenishment yang tepat sesuai kebutuhan pasar.
7. Proses Replenishment Cycle
Replenishment cycle adalah serangkaian proses yang memastikan barang selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan pasar dan permintaan pelanggan. Proses ini dimulai dengan pemantauan stok untuk mengetahui kapan barang perlu diisi ulang dan berlanjut hingga barang diterima kembali setelah pengiriman.
Siklus replenishment melibatkan beberapa langkah penting, mulai dari retail order trigger yang memulai pemesanan ulang ketika stok mencapai level minimum, hingga retail order receiving yang memastikan barang yang diterima sesuai pesanan. Setiap tahap, dari pemesanan hingga pengiriman dan penerimaan, berperan penting dalam menjaga efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan:
a. Retail Order Trigger
Retail order trigger terjadi ketika stok barang mencapai level minimum yang telah ditentukan, memicu sistem untuk memulai proses pemesanan ulang. Kondisi ini biasanya terjadi karena penurunan stok atau lonjakan permintaan pelanggan, memastikan bahwa stok barang tetap tersedia.
b. Retail Order Entry
Retail order entry mencatat semua informasi terkait pesanan barang dalam sistem manajemen inventaris. Data pesanan yang meliputi jenis barang, jumlah, dan pengiriman dicatat untuk mempermudah pemantauan dan pengelolaan proses pemesanan barang secara efisien.
c. Retail Order Fulfilment
Retail order fulfilment melibatkan pengambilan barang dari gudang, pengemasan, dan pelabelan untuk mempersiapkan pengiriman. Tahap ini memastikan barang dikeluarkan sesuai dengan pesanan, dikemas dengan benar, dan siap didistribusikan, sehingga pesanan dapat terpenuhi tepat waktu.
d. Retail Order Receiving
Retail order receiving terjadi saat barang yang dipesan diterima dan diperiksa di lokasi tujuan. Barang yang diterima akan dicek untuk memastikan jumlah dan kualitas sesuai pesanan, lalu disimpan kembali dalam inventaris untuk penjualan atau distribusi lebih lanjut.
8. Contoh Penerapan Stock Replenishment yang Efektif
Salah satu contoh penerapan stock repenishment yang sukses di Indonesia dapat dilihat pada sistem digital yang digunakan oleh Pertamina Patra Niaga. Dengan teknologi digital, perusahaan dapat memantau stok secara real-time, sehingga perencanaan pengisian ulang bahan bakar menjadi lebih mudah dan akurat.
Sistem ini juga menggunakan data historis dan prediksi permintaan untuk memastikan pengisian ulang dilakukan tepat waktu sesuai kebutuhan. Dikutip dari jurnal Telkom University Surabaya, penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) dalam logistik juga mendukung terciptanya sistem pasokan yang lebih transparan dan terintegrasi. Hal ini memungkinkan pemantauan dan pengoptimalan operasional yang lebih efektif, serta meningkatkan efisiensi dan akurasi data.
9. Strategi Stock Replenishment yang Efektif
Mengelola stok dengan strategi yang tepat dapat meningkatkan kelancaran operasional gudang dan kepuasan pelanggan. Dengan pendekatan yang sistematis, perusahaan dapat mengoptimalkan inventory, mengurangi biaya, dan meningkatkan respons terhadap permintaan pasar secara efisien.
1. Penggunaan Software Manajemen Gudang untuk Efisiensi Stock Replenishment
Mengimplementasikan software seperti ScaleOcean Inventory Management memungkinkan pengelolaan stok otomatis dan pelaporan real time. Software ini membantu memantau tingkat persediaan secara akurat, memudahkan proses restocking, dan meningkatkan visibilitas inventory untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.
2. Analisis Data secara Berkala
Memanfaatkan data historis dan tren penjualan pada aplikasi gudang bisnis dapat memudahkan penyusunan strategi replenishment yang adaptif. Dengan analisis berkala, perusahaan dapat memprediksi pola permintaan, mengantisipasi perubahan pasar, dan menyesuaikan jumlah stok yang diperlukan, sehingga mengurangi risiko understock atau overstock.
3. Kerjasama dengan Supplier
Membangun hubungan yang baik dengan supplier dapat meningkatkan efisiensi pengiriman dan menjamin stok tiba tepat waktu. Kerja sama yang baik memungkinkan negosiasi lead time yang lebih baik, fleksibilitas dalam pemesanan, dan respons yang cepat terhadap perubahan kebutuhan inventory, yang mendukung kelancaran operasional gudang.
4. Optimasi Lokasi Gudang
Menempatkan barang sesuai dengan frekuensi permintaan dapat meningkatkan efisiensi waktu pengambilan. Barang yang frekuensi permintaannya lebih tinggi disimpan di lokasi yang mudah diakses. Hal ini dapat mempercepat proses pengambilan dan pengiriman serta mengurangi waktu dan biaya operasional.
10. Software Inventory ScaleOcean untuk Otomatisasi Stock Replenishment
ScaleOcean Inventory Management adalah aplikasi gudang terbaik yang menawarkan fitur unggulan seperti prediksi kebutuhan stok, otomatisasi replenishment, dan monitoring stok secara real time yang mendukung kelancaran pengelolaan inventory.
Dengan kemampuan yang dimiliki, ScaleOcean dapat menghasilkan data forecasting yang akurat, memberi notifikasi stok rendah, membantu perusahaan menghindari understock, serta memudahkan replanishment barang sebelum stockout sehingga dapat mencegah loss opportunity.
Dengan fitur tambahan seperti RFID untuk otomatisasi pengelolaan gudang, dan Reordering Rules yang didasarkan pada analisis Run Rate, ScaleOcean Inventory Management memungkinkan optimalisasi stok yang lebih efisien.
Selain itu, ScaleOcean Inventory Management mendukung berbagai strategi manajemen stok seperti FIFO, FEFO, dan LIFO yang memudahkan perusahaan dalam menyusun strategi penyimpanan sesuai kebutuhan bisnis. Cobalah demo gratis ScaleOcean sekarang untuk melihat bagaimana solusi ini dapat meningkatkan manajemen inventory Anda secara signifikan.
11. Kesimpulan
Stock replenishment berperan penting dalam menjaga kelancaran operasional inventory dan gudang, memastikan ketersediaan barang yang konsisten dan mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan stok.
Dengan menghadapi berbagai tantangan replenishment, teknologi modern seperti stock replenishment system menjadi solusi efektif untuk mengoptimalkan proses ini. Perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, melakukan replenish secara merata, dan menanggapi perubahan permintaan pasar dengan menerapkan sistem manajemen gudang yang canggih.
Adopsi teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif di pasar. Untuk memulai perjalanan menuju manajemen ketersediaan yang lebih baik, cobalah demo gratis ScaleOcean inventory management dan rasakan sendiri manfaatnya dalam mendukung strategi stock replenishment Anda.
FAQ:
1. Apa itu stock replenishment?
Stock replenishment adalah proses pengisian kembali persediaan barang di lokasi penjualan atau penyimpanan ke level yang optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan barang selalu tersedia bagi pelanggan tanpa adanya kehabisan stok (out of stock). Proses ini sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional penjualan dan kepuasan pelanggan.
2. Apa perbedaan replenishment dengan restock?
Istilah replenishment dan restock sering digunakan secara bergantian, namun keduanya memiliki sedikit perbedaan fokus:
1. Replenishment: Proses yang lebih strategis. Ini adalah pemindahan stok dari area penyimpanan cadangan ke area picking atau rak display, dengan tujuan menjaga level stok tetap ideal.
2. Restock: Proses yang lebih sederhana. Ini adalah tindakan mengisi kembali stok yang sudah habis, biasanya dilakukan saat level stok sudah sangat rendah atau nol.
3. Bagaimana cara melakukan stock replenishment yang efektif?
Untuk melakukan stock replenishment yang efektif, Anda bisa menerapkan beberapa langkah:
1. Analisis Data Penjualan: Gunakan data penjualan historis untuk memprediksi permintaan dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengisi ulang stok.
2. Gunakan Sistem Reorder Point: Tentukan batas minimum stok yang memicu pengisian ulang secara otomatis.
3. Terapkan Metodologi yang Tepat: Gunakan metode seperti Min/Max (menentukan stok minimal dan maksimal) atau just in time (JIT) untuk mengelola replenishment secara efisien.
4. Gunakan WMS: Manfaatkan sistem manajemen gudang (WMS) untuk melacak level stok dan mengotomatisasi proses pengisian.