Untuk mengelola keuangan perusahaan dengan baik, Anda harus tahu bagaimana proses pembelian berjalan dan bagaimana cara memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Salah satu situasi yang sering dihadapi adalah ketika harus melakukan retur pembelian. Kegiatan retur pembelian akan dicatat di jurnal retur pembelian.
Jurnal retur pembelian adalah catatan pembelian yang dibuat ketika sebuah perusahaan mengembalikan barang yang sudah dibeli ke pemasok. Jurnal ini mencatat pengurangan kewajiban yang harus dibayar kepada pemasok. Untuk mengetahui cara mencatat jurnal retur pembelian metode perpetual, simak artikel ini lebih lanjut. Kami juga akan menyajikan contoh jurnal retur pembelian yang membantu Anda memahami cara pencatatan dalam jurnal umum retur pembelian.
1. Cara Mencatat Jurnal Retur Pembelian
Dalam proses pembelian, cara membuat jurnal umum retur pembelian membutuhkan ketelitian agar jumlah pengurangan persediaan kepada pemasok tercatat dengan akurat. Berikut adalah langkah-langkah tentang bagaimana mencatat jurnal retur pembelian dalam metode perpetual.
a. Ketahui Barang yang Dikembalikan
Sebelum mencatat jurnal, ketahui jenis barang yang akan dikembalikan, kuantitas, dan alasan pengembaliannya. Proses ini dilakukan agar semua barang yang dikembalikan sesuai dengan dokumen pembelian dan faktur asli. Hal ini sangat penting untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam persediaan dan akuntansi keuangan, serta membantu dalam rekonsiliasi persediaan dan audit internal.
b. Pengurangan Persediaan
Pada saat retur pembelian, nilai persediaan perusahaan harus dikurangi sesuai dengan harga pembelian barang yang dikembalikan. Ini termasuk pengurangan aset karena barang tersebut tidak lagi ada di stok dan tidak dapat dijual. Pengurangan persediaan secara akurat membantu dalam menjaga catatan inventaris yang tepat, yang penting untuk analisis keuangan dan perencanaan bisnis.
c. Pengurangan Utang Dagang
Mengurangi utang dagang sejalan dengan pengurangan persediaan menunjukkan bahwa bisnis tidak berhutang kepada pemasok atas barang yang dikembalikan. Ini membantu dalam memperjelas kewajiban keuangan dan menghindari pembayaran berlebih kepada pemasok. Akurasi dalam mencatat pengurangan utang sangat penting agar laporan keuangan sesuai dengan posisi keuangan yang sebenarnya.
d. Penyesuaian Pajak Masukan
Jika pembelian awal barang yang dikembalikan melibatkan PPN atau jenis pajak lainnya, pengembalian pajak masukan harus dicatat untuk mengembalikan jumlah pajak yang telah dibayarkan. Ini mencerminkan pengurangan dalam kewajiban pajak yang tercatat dan membantu perusahaan dalam mengklaim kredit pajak yang sesuai untuk pajak yang telah dibayar atas pembelian yang akhirnya dikembalikan.
e. Membuat Catatan Tambahan
Dalam kasus dimana terdapat biaya tambahan yang terkait dengan proses retur, seperti biaya pengiriman kembali atau biaya restocking, harus dicatat secara terpisah. Pencatatan ini penting untuk menghitung biaya sebenarnya dari retur dan untuk keperluan akuntansi yang akurat. Ini juga membantu dalam mengelola anggaran dan mengantisipasi biaya tidak terduga yang berkaitan dengan pengelolaan inventaris.
2. Perbedaan Jurnal Metode Perpetual dan Periodik
Dalam akuntansi persediaan, metode yang digunakan untuk mencatat pembelian dan retur dapat berdampak pada laporan keuangan dan pengelolaan inventaris perusahaan. Dua metode yang paling umum digunakan adalah metode perpetual dan periodik. Berikut adalah perbedaan utama antara metode perpetual dan periodik dalam hal pencatatan retur pembelian.
a. Waktu Pencatatan
Dalam metode perpetual, setiap transaksi retur pembelian dicatat secara real-time. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki data yang akurat mengenai jumlah persediaan yang tersedia setiap saat. Pencatatan ini terjadi segera setelah barang dikembalikan.
Metode periodik mencatat transaksi pembelian dan retur hanya pada akhir periode akuntansi, biasanya saat inventaris dihitung. Ini berarti tidak ada catatan real-time tentang berkurangnya stok akibat retur selama periode tersebut.
b. Pengaruh terhadap Akun Persediaan
Pada metode perpetual, akun persediaan langsung dikurangi pada saat retur terjadi. Hal ini mengakibatkan pencatatan yang akurat dan terkini dari nilai persediaan.
Dalam metode periodik, penyesuaian persediaan akibat retur akan dicatat dalam buku setelah melakukan penyesuaian pada akhir periode, ketika inventaris fisik dilakukan. Ini bisa menyebabkan ketidakakuratan sementara dalam nilai buku persediaan.
c. Pengelolaan Utang Dagang
Di metode perpetual, retur pembelian langsung mengurangi utang dagang dalam akuntansi. Ini mencerminkan pengurangan kewajiban secara instan saat retur dilakukan.
Dalam metode periodik, penyesuaian untuk utang dagang juga biasanya dilakukan hanya di akhir periode. Ini bisa menyebabkan laporan kewajiban yang tidak akurat selama periode tersebut.
d. Kompleksitas
Sistem perpetual umumnya lebih kompleks dan membutuhkan software akuntansi atau sistem manajemen inventaris yang canggih, yang mungkin meningkatkan biaya operasional.
Metode periodik cenderung lebih sederhana dan dapat dilakukan tanpa bantuan teknologi canggih, sehingga biaya operasional bisa lebih rendah tapi dengan kompromi pada ketepatan waktu dan akurasi data.
3. Contoh Jurnal Retur Pembelian
Dalam metode akuntansi persediaan perpetual, transaksi retur pembelian dicatat secara real-time. Ini berarti setiap kali barang dikembalikan ke pemasok, perubahan pada persediaan dan kewajiban usaha dicatat langsung. Berikut adalah contoh dari bagaimana jurnal umum retur pembelian bisa dicatat dalam metode perpetual.
PT. Maju Terus mengembalikan barang senilai Rp10.000.000 ke pemasok karena barang tersebut cacat. PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang berlaku adalah 10%.
Saat PT. Maju Terus mengembalikan barang, mereka harus mengurangi jumlah persediaan dan mengurangi utang kepada pemasok.
Penjelasan:
Utang Dagang: Mencerminkan pengurangan kewajiban kepada pemasok karena retur barang. Termasuk nilai barang dan PPN
Persediaan: Mengurangi nilai persediaan karena pengembalian barang.
Pajak Masukan: PPN yang dibayar saat pembelian awal dikreditkan kembali karena pengembalian.
Jika PPN yang telah dibayar pada saat pembelian dapat diklaim kembali atau dikreditkan oleh otoritas pajak, tidak ada entri tambahan yang diperlukan di sini karena PPN sudah diakui pada saat pengurangan utang. Jurnal retur pembelian metode perpetual pada laporan keuangan berdampak pada berkurangnya persediaan dan utang usaha, yang mempengaruhi total aset dan kewajiban. Namun, laporan ini tidak berdampak langsung pada pendapatan, namun pengurangan biaya barang terjual akan mempengaruhi margin laba.
4. Kesimpulan
Untuk membuat laporan keuangan yang akurat selama proses pembelian, Anda harus memahami cara mencatat transaksi seperti retur pembelian. Contoh jurnal retur pembelian metode perpetual yang disajikan dalam artikel ini dapat dijadikan acuan dalam pencatatan di jurnal. Metode ini memberikan pengetahuan tentang cara mengelola pengembalian barang kepada pemasok dengan baik.
Dengan mengetahui cara membuat jurnal retur pembelian metode perpetual, Anda dapat memastikan bahwa setiap aspek keuangan dapat dicatat dengan akurat. Metode perpetual yang tepat dapat membantu setiap bisnis mengelola arus kas dan inventaris dengan baik dan membuat laporan keuangan yang jelas dan akurat. Teruslah berusaha untuk memahami setiap aspek proses pembelian agar bisnis Anda berjalan dengan baik.