Apa itu Take Home Pay? Cara Menghitung dan Komponennya

ScaleOcean Team

Apa itu Take Home Pay? Cara Menghitung dan Komponennya

Di dalam dunia kerja, proses pembagian gaji yang kompeten kepada karyawan merupakan suatu hal yang penting. Oleh sebab itu, penghitungan gaji karyawan yang akurat merupakan sebuah kewajiban untuk mencegah terjadinya peristiwa dimana seorang karyawan tidak sepenuhnya mendapatkan upah yang telah dijanjikan, yang kemudian memunculkan konflik antara employer dan employee.

Namun, seringkali juga adanya kejadian (terutama bagi kalangan muda) yang memunculkan rasa kebingungan bagi karyawan saat menerima slip gaji. Maka dari itu, perlu adanya pengetahuan terlebih dahulu mengenai istilah take-home pay serta perbedaannya dengan gaji kotor dan juga komponen-komponen yang menentukan nominal akhir gaji karyawan.

requestDemo

Apa itu Take Home Pay?

Take home pay atau THP adalah jumlah akhir yang akan diterima oleh karyawan. Secara lebih teoritis, arti take home pay adalah pembayaran utuh yang diberikan kepada karyawan setelah dilakukannya akumulasi jumlah pendapatan, kemudian dikurangi dengan jumlah potongan yang berlaku. Intinya, THP merupakan gaji bersih seorang karyawan.

Namun, perlu diketahui bahwa gaji bersih ini tidak bersifat statis, yakni tidak mengikuti suatu format yang tetap. Hal tersebut dikarenakan regulasi masing-masing perusahaan dan negara dimana perusahaan tersebut berdiri bersifat variatif. Sebagai ilustrasi, tingkat PPh di negara-negara Eropa cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan pajak penghasilan yang berlaku di Indonesia.

Baca juga: 16 Aplikasi Slip Gaji Terbaik bagi Perusahaan Tahun 2025

Perbedaan Gaji Kotor dan Take Home Pay

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, THP merupakan gaji bersih yang diterima oleh seorang karyawan setelah berlakunya proses penambahan dan pengurangan. Secara kontras, gaji kotor merupakan total pendapatan karyawan sebelum terjadinya pemotongan. Untuk memberikan ilustrasi:

 

1. Rumus dan Cara Hitung

Hasil gaji kotor merupakan tambahan dari gaji pokok, tunjangan, benefit, bonus dan pendapatan lainnya. Tunjangan, benefit, bonus dan pendapatan lain bervariasi dari orang ke orang – seorang karyawan mungkin mendapatkan bonus dan tunjangan, sedangkan karyawan lain hanya mendapatkan tunjangan. Rumus gaji kotor adalah:

Gaji kotor = Gaji pokok + Tunjangan tetap atau tidak tetap + Benefit + Bonus + Pendapatan lainnya

Setelah gaji kotor telah ditentukan, maka THP dapat dikalkulasi dengan mengurangi hasil gaji kotor dengan potongan yang berlaku seperti PPh, BPJS, dll. Rumus take home pay adalah:

THP = Gaji kotor – Potongan

2. Jumlah Potongan

Dibandingkan dengan gaji kotor, perhitungan THP memerlukan proses potongan. Potongan tersebut bervariasi, meliputi: PPh, BPJS (Pensiun, kesehatan, dll.), asuransi, pinjaman dan denda kepada perusahaan. Rumus potongan adalah:

Potongan = PPh + BPJS + Asuransi + Pinjaman + Denda

3. Contoh

Bila ada seorang karyawan dengan gaji pokok Rp15.000.000,00, dan kemudian diberikan pembayaran tinjauan tetap dan tidak tetap sebesar Rp3.000.000,00, maka gaji kotor karyawan tersebut adalah Rp18.000.000,00.

Akan tetapi, Setelah melalui proses deduksi berdasarkan PPH 21 dan regulasi perusahaan, angka tersebut mengalami potongan sebesar Rp3.500.000,00, maka gaji bersih atau take-home pay karyawan tersebut adalah Rp14.500.000,00.

Komponen Take Home Pay atau THP

Dengan mempelajari komponen-komponen THP secara mendalam, maka kemahiran mengenai proses penghitungan THP akan meningkat. Berikut adalah komponen-komponen THP:

1. Gaji Pokok

Gaji pokok merupakan upah pembayaran yang telah disetujui dalam sebuah kontrak kerja. Sesuai dengan PP No. 7 pasal 36 2021, terdapat berbagai jenis upah. Yakni:

  • Upah Pokok
  • Upah pokok dan tunjangan tetap
  • Upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap
  • Upah pokok dan tunjangan tidak tetap

Pada PP yang sama juga (pasal 83) dinyatakan bahwa upah yang disepakati tidak boleh dibawah upah minimum domisili atau provinsi setempat. Serta juga, gaji yang telah disepakati dalam kontrak tidak boleh mengalami kekurangan.

2. Tunjangan

Tunjangan adalah segala bentuk pembayaran yang diberikan di luar gaji pokok yang telah disepakati. Tunjangan terdiri dari dua jenis, yakni:

  • Tunjangan Tetap: Tunjangan tetap, sesuai dengan namanya, adalah pembayaran yang diberikan kepada karyawan secara tetap (rutin). Seringkali juga pembayaran ini dilakukan secara bersamaan dengan pembayaran gaji pokok. Beberapa contoh dari tunjangan tetap berupa: Tunjangan makanan, tunjangan transportasi, tunjangan hari raya (THR), dll.
  • Tunjangan Tidak Tetap: Sesuai dengan namanya juga, tunjangan berikut bersifat kontras dengan tunjangan tetap – pembayaran yang dilakukan dengan tidak rutin. Contoh dari tunjangan tidak tetap adalah: Tunjangan kinerja, tunjangan dinas, tunjangan lembur, dll.

3. Potongan

Potongan yang dimaksud di sini adalah segala bentuk deduksi yang diwajibkan oleh pemerintah, serta juga regulasi masing-masing perusahaan. Hasil dari proses ini berkemungkinan berbeda antar individu disebabkan oleh karena regulasi perusahaan yang bervariasi. Beberapa contoh potongan adalah sebagai berikut:

  • Pelunasan pajak penghasilan (PPh 21)
  • Pembayaran BPJS kesehatan, ataupun pensiun (JHT)
  • Asuransi kesehatan, bila ada
  • Denda kepada perusahaan.

 

4. Benefit

Benefit merupakan bentuk-bentuk keuntungan yang diterima karyawan oleh perusahaan, finansial maupun non-finansial. Contoh benefit yang sering dicantumkan di dalam slip gaji adalah tinjauan BPJS kesehatan dan/atau BPJS ketenagakerjaan. Sedangkan contoh benefit non-finansial adalah tambahan cuti yang melebihi persyaratan pemerintah.

5. Bonus

Tentunya, hal ini merupakan salah satu hal yang ditunggu oleh karyawan setiap tahun. Penentuan bonus seringkali dilaksanakan oleh perusahaan untuk menciptakan suatu lapangan kerja yang lebih kompetitif, meningkatkan produktivitas, memberikan asuransi kepada karyawan, dll. Berikut adalah beberapa jenis bonus:

  • Bonus Tahunan: Bonus berikut diberikan setiap tahun sesuai dengan kinerja karyawan dan perusahaan. Seringkali bonus ini dijatuhkan oleh sebab pencapaian projek-projek perusahaan pada tahun tersebut.
  • Bonus Kinerja: Bila kinerja seorang karyawan melebihi ekspektasi, maka perusahaan dapat memilih untuk memberikan karyawan tersebut bonus. Bonus berikut tidak memiliki jadwal yang tetap dan seringkali dijatuhkan sesuai waktu disaat kinerja tersebut berlaku.
  • Bonus Retensi: Bonus ini diberikan dengan tujuan untuk memegang erat karyawan yang berharga sehingga karyawan tersebut tidak berpindah. bonus biasanya diberikan secara bertahap dalam waktu yang cenderung lama atau pada akhir kontrak.

6. Pendapatan Tambahan

Pendapatan berikut seringkali berupa kompensasi kerja lembur atau overtime. Secara general, seorang karyawan berhak mendapatkan kompensasi apabila Ia bekerja melebihi waktu yang telah dipersetujukan di dalam kontrak.

Sebagai contoh, sebuah kontrak menyatakan bahwa seorang karyawan wajib memasukkan 40 jam kerja setiap minggu, namun pada suatu minggu Ia memasukkan waktu sekitar 42 jam. Makalah sesuai hal tersebut, karyawan itu pun berhak atas pendapatan tambahan.

Baca juga: 12 Tugas Human Resources (HR) Paling Utama di Perusahaan

Rumus Take Home Pay

Mengulangi pernyataan sebelumnya, THP atau gaji bersih merupakan angka akhir dari penambahan dan pengurangan gaji pokok, tinjauan, potongan, bonus, dll. Rumus take home pay dapat disimplifikasi sebagai:

THP = Gaji kotor – potongan.

Rumus di atas adalah simplifikasi karena gaji kotor dan potongan masing-masing memiliki komponen-komponennya sendiri, untuk rumus yang lebih detail dapat dilihat di bawah berikut:

Image placeholder

Cara Menghitung Take Home Pay

Walaupun rumus THP tidak bersifat kompleks, oleh sebab karena adanya komponen-komponen yang beragam dalam mewujudkan hasil akhir tersebut, maka sebuah eksplorasi bersifat krusial untuk memastikan suatu perhitungan yang kompeten, Terlebih lagi sebab karena konsekuensi yang akan muncul dari sebuah pembagian gaji yang tidak sempurna.

1. Hitung Gaji Kotor

Tahap pertama adalah menghitung gaji kotor bulanan seorang karyawan. Gaji kotor meliputi: Gaji pokok, tinjauan, bonus dan pembayaran tambahan.

  • Gaji pokok: Upah yang telah disetujui di kontrak.
  • Tinjauan: Tinjauan tetap dan/atau tidak tetap.
  • Bonus: Bonus tahunan atau yang lain.
  • Pendapatan tambahan: Uang lembur.

2. Potongan Wajib

Selanjutnya, menghitung jumlah potongan wajib yang berlaku seperti PPh 21 atau sejenis. Kemudian lakukan deduksi sesuai dengan gaji kotor yang telah diketahui.

  • Pajak Penghasilan (PPh 21): Menghitung pajak penghasilan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
  • Iuran BPJS: Membayar persentase sesuai BPJS yang diberlakukan.
  • Asuransi Kesehatan: Bila ada asuransi, lakukan potongan sesuai dengan premium yang tertera.

3. Hitung Potongan Lainnya

Potongan lainnya bermakna potongan yang tidak diberlakukan oleh pemerintah maupun perusahaan seperti pinjaman dan/atau denda kepada perusahaan.

  • Pinjaman: Melakukan potongan sesuai dengan pinjaman yang diambil karyawan.
  • Denda: Sesuai dengan pinjaman, lakukan potongan pada gaji kotor karyawan apabila ada kejadian yang tidak sesuai ekspetasi.

Setelah penghitungan hasil take home pay selesai, pastikan ulang kebenaran hasil tersebut agar tidak memunculkan situasi yang tidak diinginkan. Untungnya, sekarang tersedia beragam bentuk human resource tools untuk mengotomasikan proses ini. Jika ingin memastikan lebih lanjut, Anda bisa menggunakan kalkulator take home pay atau kalkulator Pph 21 secara online.

Contoh Perhitungan Take Home Pay

Image placeholder

Cara menghitung take-home pay dapat diamati melalui ilustrasi berikut:

Bila gaji pokok seorang karyawan berupa Rp8.000.000,00, serta juga tunjangan tetap sebesar Rp1.500.000,00. Pada bulan tersebut Ia mendapatkan bonus dari atasannya bertotal Rp1.000.000,00. Maka gaji kotornya untuk bulan tersebut adalah:

Gaji kotor = Gaji pokok + Tunjangan tetap + Bonus = Rp10.500.000,00

Sesuai dengan regulasi penghasilan pajak 21, maka persentase PPh adalah 5%. Ditambah dengan potongan berupa iuran BPJS kesehatan, ketenagakerjaan dan pensiun bertotal Rp1.300.000,00. Beberapa bulan sebelumnya, karyawan berikut meminta pinjaman dana dari perusahaan, dan bulan ini merupakan bulan pembayaran terakhir – Rp500.000,00. Maka jumlah potongan yang berlaku adalah:

Potongan = PPh + BPJS + Pinjaman = Rp2.325.000,00
Jadi, THP karyawan tersebut adalah:

THP = Gaji Kotor – Potongan = Rp8.175.000,00

Baca juga: Rekomendasi 22 Software Payroll Terbaik Indonesia 2025

Hitung Take Home Pay Lebih Mudah dengan Software HRIS ScaleOcean

Dashboard

Pada saat ini, sudah tersedia banyak alat yang dapat membantu Anda dengan penghitungan gaji karyawan. Software HRIS ScaleOcean merupakan solusi terbaik untuk menangani permasalahan tersebut dengan fitur-fitur yang telah dikembangkan secara intensif. Beberapa dari fitur-fitur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Payroll Processing

Melakukan perhitungan otomatis gaji karyawan dengan menganalisa kinerja, absensi karyawan, tunjangan dan potongan.

2. Tax and Regulations Compliance

Menghitung gaji sesuai dengan PPh yang berlaku (21), serta juga regulasi-regulasi lain pemerintah atau perusahaan.

3. Overtime Calculation

Mengalokasikan waktu lembur karyawan dan memfaktorkan waktu tersebut ke dalam penghitungan gaji karyawan.

4. Benefit and Allowance Management

Mengelola tunjangan, bonus dan benefit yang diberikan kepada masing-masing karyawan.

5. Loan and Deduction Management

Mengawas jumlah pinjaman dan denda masing-masing karyawan kepada perusahaan.

6. Payroll Adjustment

Melakukan koreksi pada gaji slip jika ada penghitungan yang salah atau ada penggantian data yang mendadak.

 

Kesimpulan

requestDemo

Pembagian gaji yang akurat merupakan suatu hal krusial bagi perusahaan skala besar maupun kecil. Bila proses tersebut dilakukan dengan tidak akurat, maka hal tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang berjangka panjang. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu sistem yang dapat mempercepat proses tersebut, serta juga meminimalisir ataupun mengeliminasi kemungkinan munculnya human error.

Software HRIS ScaleOcean merupakan software HR terbaik untuk menangani isu tersebut. Tidak hanya itu, Software HRIS ScaleOcean adalah solusi paling lengkap dalam penyelesaian permasalahan lain dalam pengelolaan sumber daya manusia, dari penggajian karyawan hingga pelacakan performa, serta juga absensi dan rekrutmen. Bila Anda memiliki niat untuk mengembangkan lebih maju bisnis Anda, maka software HRIS ScaleOcean akan menjadi sahabat anda dalam perjuangan tersebut. Lakukanlah demo serta konsultasi gratisnya sekarang, implementasikan software kami ke dalam bisnis Anda dan kembangkan bisnis Anda!

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?